Kamis, 23 September 2010
Surat Yakobus (4 Sikap yang Fundamental)
Maaf atas noise yang ada.
Pembicara: Naek - NMQT
MT Jambi, Kamis, 23 September 2010
NMQT membagikan pelajaran audio ini dengan Cuma-Cuma agar pemberitaan firman tidak terhalang karena 'uang'. Jika Anda mempunyai anggaran untuk membelinya dalam bentuk CD dan powerpoint, silakan memesan via email ke letters.berean@gmail.com
Dengan membeli produk audio atau buku kami, berarti Anda juga telah turut berpartisipasi meningkatkan dan mengembangkan pelayanan kami. Jika Anda ingin mendukung pelayanan ini secara finansial, Anda dapat men-transfer ke rekening kami di BCA 288 300 5031 sewaktu-waktu. Jika Anda tidak membeli, it's okay, dukung kami terus dalam doa, ya?
Percayalah, kekayaan materi bukanlah tujuan kami. Semua kredit dan kemuliaan hanya untuk Tuhan!
Copyright (c) 2010 by Naek @ NMQT
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Kamis, 16 September 2010
Tuhan yang Maha Tahu (Menang atau Kalah?)
Bacaan Alkitab: Matius 26-27
Ada sebuah kebencian yang berawal dari Bait Suci. Kebencian itu adalah kebencian seorang mantan Imam Besar yang bernama Hanas. Ia mempunyai bisnis busuk di balik topeng religi. Dengan alasan bahwa koin-koin Romawi mengandung dosa-dosa berhala, umat Yahudi diwajibkan menukarkannya di Bait Suci dengan koin lain yang tersedia, jika ingin membeli hewan-hewan korban persembahan di sana. Karena, jangan pernah mengira bahwa hewan-hewan yang Anda bawa akan lolos seleksi tim pemeriksa hewan korban persembahan. Mereka akan berkata bahwa hewan Anda tidak layak untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Jika tarif yang diberikan adalah sesuai, semestinya akan baik-baik saja. Tetapi, nilai tukar uang sangat mencekik dan harga hewan korban persembahan pun sangat amat mahal. Orang-orang tertekan, dan tentunya akan merasa, begitu materilistis nya kah Tuhan itu? Tidak heran, banyak orang menjadi apatis dan tidak suka beribadah. Orang-orang munafik dan legalis pun bertambah.
Yesus marah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang, melepaskan hewan-hewan persembahan, dan mengusir pebisnis-pebisnis kotor dari tempat yang semestinya bersih. Hanas mulai merasa kebakaran jenggot. ”Siapa orang ini. Dengan kuasa mana atau siapa Ia melakukannya?”, pikirnya. Kesalahan Hanas mulai nyata. Ia mulai merasa tidak nyaman dan terganggu dengan Yesus. Keuntungan yang memperkaya dirinya selama ini mulai terasa turun secara drastis. Hari ke hari keuntungan mulai tidak lagi ia peroleh.
Strategi politik busuk mulai diluncurkan. Dari taman Getsemani Yesus digiring menuju kompleks rumah mewah milik seorang Imam Besar. Waktu itu tengah malam. Sebuah pengadilan yang tidak adil sedang diselenggarakan. Kuorum tidak memenuhi syarat jumlah. Hanas mertua Kayafas yang tidak lagi menjabat malah pertama kali mengadili Yesus (band. Yoh 18:13). Ia mencoba menginterogasi Yesus untuk mencari-cari kesalahan-Nya bukannya membacakan daftar kesalahan yang menjadi dasar untuk mengadili. Seperti biasa Yesus menjawab dengan kalimat-kalimat yang terbaik dan sempurna. Hanas terbungkam. Ia terdiam sejenak tak mampu menjawab ketika tertangkap basah - tidak mempunyai dasar untuk mengadili Yesus. Tetapi, buru-buru seorang pendukung Hanas menjilat dengan cara menampar Yesus, mencoba menutupi fakta kesalahan seorang pemimpin korup.
Terang saja Yesus tidak bersalah. Ia adalah Tuhan. Pilatus berulangkali mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk menyalibkan Yesus. Hanas dan kawan-kawan mengancam Pilatus dengan berkata bahwa ia membiarkan hidup seorang raja baru yang mengancam posisi kaisar. Mereka berteriak:”Salibkan Dia...Salibkan Dia...!” Mereka memang hanya bisa berteriak karena hanya pemerintah Romawi saja yang berhak mengadakan hukum mati – orang-orang Yahudi tidak.
Imam besar dan kawan-kawan merasa senang pada akhirnya karena Yesus dibawa keluar dari Yerusalem menuju Golgota Bukit Tengkorak. Mereka mengira bahwa mereka berhasil mencapai apa yang mereka inginkan.
Prajurit-prajurit Romawi (asal Siria) juga tampak senang karena mengira berhasil mengalahkan seorang yang terkenal berkuasa mengadakan mujizat. Mereka menutup mata Yesus, meninju-Nya, tertawa dan bertanya siapa yang melakukan. Bahkan hingga selesai menyalibkan Dia, mereka membuang undi atas pakaian-Nya.
Orang-orang mengira Yesus kalah dan mati. Tetapi justru sebaliknya, Tuhan memenuhi nubuat dan janji-janji-Nya dalam Kitab Suci bahwa: Kristus akan berdiam diri dan tidak melawan seperti domba di tempat pembantaian. Ia akan disalibkan oleh tangan bangsa lain (Romawi), dan orang-orang (prajurit) akan membuang undi atas pakaian-Nya.
Tuhan tertawa karena Ia memutarbalikkan rencana-rencana orang-orang jahat menjadi kebaikan bagi orang-orang yang percaya kepada karya penebusan-Nya yaitu pengampunan dosa melalui Salib. Tuhan lebih dari pribadi yang brilian: Ia Maha Tahu Segalanya.
Intinya, orang-orang jahat jangan pernah merasa berhasil karena Tuhan akan menangkap setiap rencana dan niat busuk dalam ke Maha Tahuan-Nya. Ia menyediakan hukuman dan penghakiman bagi orang-orang yang seperti demikian. Percaya dan Waspadalah!
Copyright (c) 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Ada sebuah kebencian yang berawal dari Bait Suci. Kebencian itu adalah kebencian seorang mantan Imam Besar yang bernama Hanas. Ia mempunyai bisnis busuk di balik topeng religi. Dengan alasan bahwa koin-koin Romawi mengandung dosa-dosa berhala, umat Yahudi diwajibkan menukarkannya di Bait Suci dengan koin lain yang tersedia, jika ingin membeli hewan-hewan korban persembahan di sana. Karena, jangan pernah mengira bahwa hewan-hewan yang Anda bawa akan lolos seleksi tim pemeriksa hewan korban persembahan. Mereka akan berkata bahwa hewan Anda tidak layak untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Jika tarif yang diberikan adalah sesuai, semestinya akan baik-baik saja. Tetapi, nilai tukar uang sangat mencekik dan harga hewan korban persembahan pun sangat amat mahal. Orang-orang tertekan, dan tentunya akan merasa, begitu materilistis nya kah Tuhan itu? Tidak heran, banyak orang menjadi apatis dan tidak suka beribadah. Orang-orang munafik dan legalis pun bertambah.
Yesus marah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang, melepaskan hewan-hewan persembahan, dan mengusir pebisnis-pebisnis kotor dari tempat yang semestinya bersih. Hanas mulai merasa kebakaran jenggot. ”Siapa orang ini. Dengan kuasa mana atau siapa Ia melakukannya?”, pikirnya. Kesalahan Hanas mulai nyata. Ia mulai merasa tidak nyaman dan terganggu dengan Yesus. Keuntungan yang memperkaya dirinya selama ini mulai terasa turun secara drastis. Hari ke hari keuntungan mulai tidak lagi ia peroleh.
Strategi politik busuk mulai diluncurkan. Dari taman Getsemani Yesus digiring menuju kompleks rumah mewah milik seorang Imam Besar. Waktu itu tengah malam. Sebuah pengadilan yang tidak adil sedang diselenggarakan. Kuorum tidak memenuhi syarat jumlah. Hanas mertua Kayafas yang tidak lagi menjabat malah pertama kali mengadili Yesus (band. Yoh 18:13). Ia mencoba menginterogasi Yesus untuk mencari-cari kesalahan-Nya bukannya membacakan daftar kesalahan yang menjadi dasar untuk mengadili. Seperti biasa Yesus menjawab dengan kalimat-kalimat yang terbaik dan sempurna. Hanas terbungkam. Ia terdiam sejenak tak mampu menjawab ketika tertangkap basah - tidak mempunyai dasar untuk mengadili Yesus. Tetapi, buru-buru seorang pendukung Hanas menjilat dengan cara menampar Yesus, mencoba menutupi fakta kesalahan seorang pemimpin korup.
Terang saja Yesus tidak bersalah. Ia adalah Tuhan. Pilatus berulangkali mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk menyalibkan Yesus. Hanas dan kawan-kawan mengancam Pilatus dengan berkata bahwa ia membiarkan hidup seorang raja baru yang mengancam posisi kaisar. Mereka berteriak:”Salibkan Dia...Salibkan Dia...!” Mereka memang hanya bisa berteriak karena hanya pemerintah Romawi saja yang berhak mengadakan hukum mati – orang-orang Yahudi tidak.
Imam besar dan kawan-kawan merasa senang pada akhirnya karena Yesus dibawa keluar dari Yerusalem menuju Golgota Bukit Tengkorak. Mereka mengira bahwa mereka berhasil mencapai apa yang mereka inginkan.
Prajurit-prajurit Romawi (asal Siria) juga tampak senang karena mengira berhasil mengalahkan seorang yang terkenal berkuasa mengadakan mujizat. Mereka menutup mata Yesus, meninju-Nya, tertawa dan bertanya siapa yang melakukan. Bahkan hingga selesai menyalibkan Dia, mereka membuang undi atas pakaian-Nya.
Orang-orang mengira Yesus kalah dan mati. Tetapi justru sebaliknya, Tuhan memenuhi nubuat dan janji-janji-Nya dalam Kitab Suci bahwa: Kristus akan berdiam diri dan tidak melawan seperti domba di tempat pembantaian. Ia akan disalibkan oleh tangan bangsa lain (Romawi), dan orang-orang (prajurit) akan membuang undi atas pakaian-Nya.
Tuhan tertawa karena Ia memutarbalikkan rencana-rencana orang-orang jahat menjadi kebaikan bagi orang-orang yang percaya kepada karya penebusan-Nya yaitu pengampunan dosa melalui Salib. Tuhan lebih dari pribadi yang brilian: Ia Maha Tahu Segalanya.
Intinya, orang-orang jahat jangan pernah merasa berhasil karena Tuhan akan menangkap setiap rencana dan niat busuk dalam ke Maha Tahuan-Nya. Ia menyediakan hukuman dan penghakiman bagi orang-orang yang seperti demikian. Percaya dan Waspadalah!
Copyright (c) 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Senin, 06 September 2010
Blessed Be You (Acoustic Version)
Song & Lyric by PIERRE JACOBS (North Virginia CoC)
Produced by Berean Recording - Jakarta, Indonesia
Copyright (c) 2008 Berean Recording
Jumat, 03 September 2010
Kesan & Pesan buat Naek & Lenda
PDA Harapan Indah, Rabu, 1 September 2010
Copyright (c) 2010 by Naek @ NMQT
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Panca Indera bagi Kemuliaan-Nya
Guest Speaker: Yudi Hartanto
PDMK, Jumat, 27 Agustus 2010
Copyright (c) 2010 by Naek @ NMQT
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Langganan:
Postingan (Atom)