Rabu, 27 Januari 2010

5 Alasan Mengapa Farisi Menolak Yesus

Bacaan: Matius 12:1-8

12:1 Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya.

12:2 Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat."

12:3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar,

12:4 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam?

12:5 Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?

12:6 Aku berkata kepadamu: Di sini c ada yang melebihi Bait Allah.

12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.

12:8 Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."


Injil Matius mencatat keluhan Yesus, kecaman, konflik, dan konfrontasi-Nya terhadap orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat, dan orang-orang Saduki. Dari pasal 1 sampai dengan pasal 11, belum disebutkan bahwa orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat, dan orang-orang Saduki datang menemui Yesus untuk berargumentasi dan menentang Dia. Sepertinya mereka belum mempunyai keberanian untuk itu sehingga apa yang mereka lakukan hanya membicarakan Yesus dibelakang-Nya dan menjelek-jelekkan Dia. Matius pasal 9 ayat 34 menyebutkan bahwa orang Farisi berkata: ”Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Mereka tidak berkata: ”Dengan penghulu setan Engkau mengusir setan.” Dengan kata lain, orang-orang Farisi tidak berbicara kepada Yesus secara langsung tetapi kepada orang lain atau mungkin juga kepada sesama mereka. Di pasal 12 barulah disebutkan bahwa orang-orang Farisi mulai menentang Yesus karena murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya pada hari Sabat.

Timbul pertanyaan, apa alasan atau latar belakang sehingga orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Saduki membenci dan menentang Yesus? Apakah yang menjadi penyebab sehingga mereka menolak Dia?

Ada terdapat 5 (lima) alasan yang paling mendasar mengapa mereka bersikap atau berbuat yang demikian terhadap Yesus. Alasan-alasan atau latar belakang tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keengganan untuk bertobat
Dari awal penulisan Injil Matius kita sudah dapat mengetahui bahwa orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat, dan orang-orang Saduki adalah orang-orang yang enggan untuk bertobat. Mereka tidak mengalami transformasi hidup. Meskipun mereka datang ke sungai Yordan dan memberi diri dibaptis, Yohanes Pembaptis mengetahui hati dan pikiran mereka bahwa mereka mempunyai motivasi yang salah dan tidak sungguh-sungguh mau bertobat.

2. Kemunafikan
Kemunafikan menunjukkan bahwa orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak menyukai kebenaran tetapi kepalsuan. Mereka hanya menginginkan posisi, jabatan, kekuasaan, pujian dan kehormatan dari banyak orang bukan Yesus yang kudus dan tidak berdosa.

3. Kebutaan rohani
Dari perkataan Yesus dapat dimengerti bahwa orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat sesungguhnya tidak mengerti apa yang sedang mereka baca dan pelajari dari PL. Yesus pernah berkata tentang mereka bahwa mereka adalah orang buta yang memimpin orang buta. Menurut Yesus, jika mereka sungguh-sungguh membaca dan mempelajari kitab PL semestinya mereka percaya dan mengenal Dia karena kitab PL berbicara tentang Dia. Dia adalah penggenapan nubuat-nubuat dan hukum-hukum yudisial, hukum seremonial, dan hukum moral yang terdapat di PL.

4. Kebenaran sendiri
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat sudah mempunyai kebenaran sendiri yang tidak bersumber atau berasal dari Tuhan. Mereka bersikeras mempertahankan tradisi nenek moyang dan hasil interpretasi mereka yang salah serta legalisme-legalisme yang sekian lama telah mereka percayai dan lakukan. Roma pasal 10 ayat 1 dan 2 mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang sungguh-sungguh tetapi tanpa pengertian yang benar. Itulah sebabnya mengapa mereka tidak datang dan belajar kepada Yesus. Tidak ada seorang pun dari antara mereka yang tercatat di kitab PB yang cukup serius dan sungguh-sungguh mau belajar kecuali Nikodemus.

5. Ketidakpercayaan
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak percaya kepada Yesus yang lahir dan datang dari kota yang kecil seperti Galilea. Mereka mengimpikan Mesias yang mungkin juga legalis seperti mereka atau setidaknya setuju dan senang dengan legalisme yang mereka lakukan. Mungkin mereka mengira bahwa Mesias juga harus besar dan kuat secara ekonomi dan politik sehingga dapat memerdekakan bangsa Yahudi dari tangan penjajah Romawi.

Kesimpulannya, keengganan untuk bertobat, kemunafikan, kebutaan rohani, kebenaran sendiri, dan ketidakpercayaan adalah hal-hal yang menghalangi kita untuk datang dan dekat kepada Yesus. Kita juga mungkin akan menjadi serupa dengan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang tidak menerima Dia, yang menolak bahkan menentang Dia karena kelima hal tersebut.



Copyright (c) 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Selasa, 26 Januari 2010

Matius 20



Diperdengarkan kembali di NMQT dari SABDAaudio

Matius 19



Diperdengarkan kembali di NMQT dari SABDAaudio

Matius 18



Diperdengarkan kembali di NMQT dari SABDAaudio

Matius 17



Diperdengarkan kembali di NMQT dari SABDAaudio

Matius 16



Diperdengarkan kembali di NMQT dari SABDAaudio

Senin, 25 Januari 2010

Outline Injil Matius versi NMQT

Matius 1 – 2: Kelahiran Sang Raja
1:1-17: Silsilah Yesus Kristus

1:18-25: Kelahiran Yesus Kristus

2:1-12: Orang-orang Majus dari Timur

2:1315: Penyingkiran ke Mesir

2:16-18: Pembunuhan anak-anak di Betlehem

2:19-23: Kembali dari Mesir


Matius 3 – 4: Kehadiran Pertama di Depan Publik

3:1-12: Yohanes Pembaptis

3:13-17: Yesus dibaptis Yohanes

4:1-11: Pencobaan di Padang Gurun

4:12-17: Yesus tampil di Galilea

4:18-22: Yesus memanggil murid-murid yang pertama

4:23-25: Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang


Matius 5 - 7: Kebijaksanaan dan Kebenaran Sang Raja (Khotbah di Bukit)

5:1-12: Ucapan Bahagia

5:13-16: Garam dunia dan terang dunia

5:17-48: Yesus dan Hukum Taurat

6:1-4: Hal memberi sedekah

6:5-15: Hal berdoa

6:16-18: Hal berpuasa

6:19-24: Hal mengumpulkan harta

6:25-34: Hal kekuatiran

7:1-5: Hal menghakimi

7:6: Hal yang kudus dan berharga

7:7-11 Hal pengabulan doa

7:12-14 Dua jenis jalan dan pintu

7:15-23: Hal pengajaran yang sesat

7:24-27: Dua macam dasar

7:28-29: Kesan pendengar


Matius 8 – 9: Kuasa dan Kasih Sang Raja (Bagian 1)

8:1-4: Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta

8:5-13: Yesus menyembuhkan seorang hamba seorang perwira di Kapernaum

8:14-17: Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang-orang lain

8:18-22: Hal mengikut Yesus

8:23-27: Angin Ribut diredakan

8:28-34: Dua orang yang kerasukan setan disembuhkan

9:1-8: Orang lumpuh disembuhkan

9:9-13: Matius pemungut cukai mengikut Yesus

9:14-17: Hal berpuasa

9:18-26: Anak kepala rumah ibadat dan Perempuan yang sakit pendarahan

9:27-31: Yesus menyembuhkan mata dua orang buta

9:32-34: Seorang bisu disembuhkan

9:35-38: Belas kasihan Yesus terhadap orang banyak


Matius 10 – 11: Kedua belas Utusan Sang Raja

10:1-4: Yesus memanggil kedua belas rasul

10:5-15: Yesus mengutus kedua belas rasul

10:16-33: Penganiayaan dan Pengakuan akan Yesus

10:34-42 – 11:1: Tantangan dan Syarat mengikut Yesus

11:2-19: Yesus dan Yohanes Pembaptis


Matius 11 – 12: Keluhan, Kecaman, Konflik, dan Konfrontasi (Bagian 1)

11:20-24: Yesus mengecam kota-kota yang tidak bertobat

11:25-30: Ajakan Yesus Kristus

12:1-8: Murid-murid memetik gandum

12:9-15a: Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat

12:15b-21: Yesus Hamba Tuhan

12:22-37: Yesus dan Beelzebul

12:38-42: Tanda Yunus

12:43-45: Tentang roh jahat

12:46-50: Yesus dan sanak saudara-Nya


Matius 13: Kerajaan Sorga dan Perumpamaan-Perumpamaan (Bagian 1)

13:1-23: Perumpamaan tentang seorang penabur

13:24-30: Perumpamaan tentang lalang di antara gandum

13:31-35: Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi

13:3-43: Penjelasan perumpamaan tentang lalang di antara gandum

13:44-46: Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara yang berharga

13:47-52: Perumpamaan tentang pukat


Matius 13 – 15: Kuasa dan Kasih Sang Raja (Bagian 2)

13:53-58: Yesus ditolak di Nazaret

14:1-12: Yohanes Pembaptis dibunuh

14:13-21: Yesus memberi makan lima ribu orang

14:22-33: Yesus berjalan di atas air

14:34-36: Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret

15:1-20: Perintah Allah dan adat istiadat Yahudi

15:21-28: Perempuan Kanaan yang percaya

15:29-31: Yesus menyembuhkan orang sakit

15:32-39: Yesus memberi makan empat ribu orang


Matius 16 – 23: Keluhan, Kecaman, Konflik dan Konfrontasi (Bagian 2)

16:1-4: Orang Farisi dan Saduki meminta tanda

16:5-12: Tentang ragi orang Farisi

16:13-20: Pengakuan Petrus

16:21-28: Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan

Syarat-syarat mengikut Dia
17:1-13: Yesus dimuliakan di atas gunung

17:14-21: Yesus menyembuhkan seorang anak muda yang sakit ayan

17:22-23: Pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus

17:24-27: Yesus membayar bea untuk Bait Allah

18:6-11: Siapa yang menyesatkan orang

18:15-20: Tentang menasihati sesama saudara

19:1-12: Perceraian

19:13-15: Yesus memberkati anak-anak

19:16-26: Orang muda yang kaya

19:27-30: Upah mengikut Yesus

20:17-19: Pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus

20:20-28: Permintaan ibu Yakobus dan Yohanes (Bukan memerintah melainkan melayani)

20:29-34: Yesus menyembuhkan dua orang buta

21:1-11: Yesus dielu-elukan di Yerusalem

21:12-17: Yesus menyucikan Bait Allah

21:18-22: Yesus mengutuk pohon ara

21:23-27: Pertanyaan mengenai kuasa Yesus

22:15-22: Tentang membayar pajak kepada Kaisar

22:23-33: Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan

22:34-40: Hukum yang terutama

22:41-46: Hubungan antara Yesus dan Daud

23:1-36: Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi

23:37-39: Keluhan terhadap Yerusalem


Matius 18 – 22: Kerajaan Sorga dan Perumpamaan-Perumpamaan (Bagian 2)

18:1-5: Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga

18:12-14: Perumpamaan tentang domba yang hilang

18:21-35: Perumpamaan tentang pengampunan

20:1-16: Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur

21:28-32: Perumpamaan tentang dua orang anak

21:33-46: Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur

22:1-14: Perumpamaan tentang perjamuan kawin


Matius 24 – 25: Kedatangan Sang Raja Kedua Kali (Nubuat)

24:1-2: Bait Allah akan diruntuhkan

24:3-14: Permulaan penderitaan

24:15-28: Siksaan yang berat dan Mesias-mesias yang palsu

24:29-36: Kedatangan Anak Manusia – Perumpamaan tentang pohon ara

24:37-44: Nasihat supaya berjaga-jaga

24:45-51: Perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat

25:1-13: Gadis-gadis yang bijaksana dan yang bodoh

25:14-30: Perumpamaan tentang talenta

25:31-46: Penghakiman yang terakhir


Matius 26 – 27: Kematian Sang Raja

26:1-5: Pemberitahuan yang keempat tentang penderitaan Yesus – Rencana untuk membunuh Yesus

26:6-13: Yesus diurapi

26:14-16: Yudas menghianati Yesus

26:17-25: Yesus makan Paskah dengan murid-murid-Nya

26:26-29: Penetapan Perjamuan Malam

26:30-35: Petrus akan menyangkal Yesus

26:36-46: Di taman Getsemani

26:47-56: Yesus ditangkap

26:57-68: Yesus di hadapan Mahkamah Agama

26:69-75: Petrus menyangkal Yesus

27:1-10: Yesus diserahkan kepada Pilatus (Kematian Yudas)

27:11-26: Yesus dihadapan Pilatus

27:27-31: Yesus diolok-olokkan

27:32-44: Yesus disalibkan

27:45-56: Yesus mati

27:57-61: Yesus dikuburkan

27:62-66: Kubur Yesus dijaga


Matius 28: Kebangkitan Sang Raja

28:1-10: Kebangkitan Yesus

28:11-15: Dusta Mahkamah Agama


Matius 28: Kenaikan dan Komando Sang Raja

28:16-20: Perintah untuk memberitakan Injil



Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Minggu, 24 Januari 2010

Matius 15



Diperdengarkan kembali di NMQT dari SABDAaudio

Matius 14



Diperdengarkan kembali di NMQT dari SABDAaudio

Matius 13



Diperdengarkan kembali di NMQT dari SABDAaudio

Jumat, 22 Januari 2010

Matius 12



Diperdengarkan kembali di NMQT dari SABDAaudio

Matius 11



Diperdengarkan kembali di NMQT dari SABDAaudio

Matius 10



Diperdengarkan kembali di NMQT dari SABDAaudio

Selasa, 19 Januari 2010

Pegawai Istana Kerajaan Sorga

Bacaan: Matius 10:1-4

10:1 Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.

10:2 Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya,


10:3 Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus,


10:4 Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.


Adalah benar bahwa Yesus adalah Raja yang dijanjikan oleh PL tetapi pada zaman-Nya Yesus juga seringkali dipanggil dengan panggilan atau sebutan Rabi atau Guru. Matius pasal 10 ayat 1 sampai 4 menyebutkan bahwa Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka. Mereka adalah Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.

Dari ayat 5 sampai 42 pasal 10 Injil Matius, Yesus memberikan panduan, peringatan, dan juga dorongan atau semangat kepada murid-murid-Nya. Ia berpesan kepada mereka agar mereka mendahulukan penginjilan kepada bangsa Israel daripada bangsa-bangsa yang lain seperti Samaria. Hal ini juga selaras dengan apa yang Ia sampaikan kepada mereka setelah kebangkitan-Nya. Di Kisah Para Rasul pasal 1 ayat 8, Yesus berkata:”…kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Di ayat 7 sampai 8, Ia memberitahukan apa yang harus mereka lakukan dan yang harus mereka beritakan. Yesus berkata kepada mereka:”Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan…”

Di ayat 9 sampai 13, Yesus memperingatkan mereka agar tidak membawa emas, perak, atau tembaga, dan jangan membawa bekal dalam perjalanan. Cukup dengan membawa baju dua helai, kasut atau tongkat. Berkaitan dengan hal itu, Yesus memberikan pengertian bahwa dengan melakukan hal yang demikian, mereka sesungguhnya sedang melakukan suatu pekerjaan yang layak mendapat upah berupa pelayanan dari masyarakat, meskipun sebenarnya mereka tidak sedang bermaksud meng-komersil-kan atau mem-bisnis-kan hal itu demi kepentingan pribadi. Di Matius pasal 10 ayat 8b, Yesus berkata:”…Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah dengan cuma-cuma. Dengan kata lain, Yesus seolah berkata:”Apa yang kamu lakukan adalah hal yang sangat penting dan berguna bagi masyarakat. Kamu memberitakan Kerajaan Sorga dan menolong banyak orang. Jadi, kamu patut menerima pelayanan dari mereka sehingga dengan demikian kamu tidak perlu kuatir bahkan kamu tidak perlu membawa bekal atau persediaan.”

Ini tidak berarti bahwa Yesus adalah anti manajemen keuangan. Tidak sama sekali. Ia mempunyai bendahara, Ia membayar pajak dan di Injil Lukas pasal 8 ayat 3 disebutkan bahwa ada juga terdapat orang-orang yang kaya yang mengikut Yesus. Uang sesungguhnya adalah hal atau barang yang netral tinggal bagaimana sikap seseorang terhadap uang, bagaimana ia menangani dan mengelolanya. William Barclay pernah menuliskan di dalam salah satu bukunya bahwa adalah suatu kebiasaan dan kehormatan bagi orang Yahudi untuk menerima seorang rabi di dalam rumah mereka dan membiayai rabi tersebut.*) Penerimaan atau penolakan masyarakat terhadap murid-murid yang diutus oleh Yesus mungkin juga dijadikan semacam tanda, bukti atau ukuran seperti apa penerimaan masyarakat terhadap Yesus, terhadap rasul-rasul-Nya, dan terhadap pesan pertobatan atau pesan Kerajaan yang mereka sampaikan.

Kesimpulannya, jangan pernah minder menjadi pekerja buat Tuhan karena sesungguhnya peran Anda adalah sangat penting dan sangat berharga. Jadilah bangga karena Anda adalah pegawai istana Kerajaan Sorga dan Raja Anda adalah Yang Maha Tinggi.



*) Nabi-nabi palsu di zaman dahulu seringkali menyalahgunakan kebiasaan bangsa Yahudi ini demi mencari keuntungan diri sendiri. Mereka serakah dan memperkaya diri sementara ajaran yang mereka ajarkan adalah sesat atau palsu.


Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Berbahagialah yang Membawa Damai…!

Bacaan: Matius 5:9

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah

Kata “damai” dalam bahasa Ibrani disebut dengan “syalom” yang artinya segala sesuatu yang membuat dan membawa kebaikan bagi manusia*). Kata tersebut sudah sangat familiar di Indonesia dan biasanya dipakai untuk menyapa orang lain atau sebagai sapaan pembuka atau penutup surat sebelum menandatangi dan mengirimkannya.

Orang yang menyapa dengan mengatakan “syalom” atau salam idealnya diartikan sebagai orang yang sedang menyampaikan keinginan akan adanya kebaikan bagi orang yang mendengar atau menerima sapaan tersebut.

Kata “syalom” sesungguhnya mengandung kesan yang positif dan aktif bukan pasif. Dengan demikian yang dimaksud dengan orang yang “membawa damai” dapat diartikan sebagai orang yang mengerjakan atau mengupayakan damai bukan menunggu atau mengharapkan situasi-kondisi yang damai saja.

Untuk dapat lebih jelas mengerti ayat ini (Matius 5:9), kita perlu mengetahui apakah yang dikatakan alkitab tentang mengupayakan damai atau yang biasa juga disebut sebagai pendamaian atau rekonsiliasi.

Manusia pada dasarnya mempunyai tiga jenis kesalahan ditinjau dari kepada siapa mereka bersalah atau melakukan dosa. Yang pertama adalah bahwa manusia bersalah atau berdosa kepada Tuhan, yang kedua adalah bahwa manusia mempunyai kesalahan terhadap orang lain atau sesamanya dan yang ketiga adalah bahwa manusia mempunyai kesalahan atau dosa terhadap diri sendiri. Tentu saja memang, secara total dan menyeluruh, manusia bersalah dan berdosa kepada Tuhan, tetapi, manusia juga bersalah terhadap sesamanya ketika mereka membenci, dendam, iri hati, atau melakukan kejahatan atau kekerasan terhadap sesama mereka, dan lain sebagainya. Surat 1 Korintus pasal 6 ayat 18, menyatakan bahwa melakukan dosa percabulan atau perzinahan adalah berarti melakukan dosa atau kesalahan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, manusia bukan saja berdosa atau bersalah terhadap Tuhan, tetapi juga terhadap orang lain atau sesama mereka atau diri sendiri dan itu mungkin terjadi pada waktu yang sama. Inilah alasan atau latar belakang mengapa pendamaian di dalam hidup manusia adalah penting bahkan sangat mendesak.

Jadi, yang dimaksud dengan membawa damai dapat berarti mendamaikan seseorang dengan Tuhan, mendamaikan seseorang dengan sesamanya atau juga dapat berarti mendamaikan seseorang dengan dirinya sendiri.

Pertanyaannya, bagaimana pendamaian itu dilakukan? Jawabnya adalah dengan bertobat karena bertobat adalah berarti me-rekonsiliasi hubungan manusia dengan Tuhan. Berdamai dengan sesama juga adalah salah satu bukti atau tanda pertobatan seseorang, demikian juga halnya dengan diri sendiri. Orang yang membawa damai adalah orang yang bekerja, mengupayakan damai secara sengaja, aktif, dan berinisiatif mewujudkan atau merealisasikannya. Di Matius pasal 28 ayat 19 sampai 20 Yesus memberikan amanat:”…pergilah dan jadikanlah semua bangsa menjadi muridKu dan baptislah mereka di dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus…” dan melalui Kisah Para Rasul pasal 26 ayat 20 kita juga dapat mengetahui inti atau fokus pemberitaan rasul Paulus yaitu supaya manusia bertobat, dan berbalik kepada Allah karena dengan cara demikian kita mendamaikan manusia dengan Tuhan, mendamaikan manusia dengan sesamanya dan juga mendamaikan manusia dengan diri mereka sendiri. Kisah Para Rasul pasal 3 ayat 19 mengatakan bahwa jika kita bertobat maka kita akan merasakan kelegaan atau damai sejahtera di dalam hati kita.

Kesimpulannya, berdamailah dengan Tuhan, berdamailah dengan sesama Anda dan berdamailah juga dengan diri sendiri. Bertobatlah dari dosa-dosa dan kesalahan Anda. Jadilah pembawa damai karena dengan melakukan hal yang demikian maka Anda akan disebut sebagai anak-anak Allah karena Anda melakukan pekerjaan-pekerjaan dan tujuan-tujuan Allah.


*) Arti kata damai diadaptasi dari buku PASH Matius 1-10 hal 180 oleh Dr. William Barclay – penerbit BPK Gunung Mulia. Tersedia di took buku Berean Corner Bookstore & Gifts.


Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Kamis, 14 Januari 2010

Raja yang Kekal

Bacaan: Matius 9:35-38

35Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

36Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.

37Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.

38Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."


Sejak awal penulisan, Matius mempunyai intensi untuk menjelaskan bahwa Yesus adalah Raja yang dijanjikan oleh PL. Di pasal yang pertama, Matius menjelaskan bahwa benar Yesus adalah keturunan Daud. Ia juga adalah keturunan Abraham, keturunan Yehuda, dan keturunan Isai sesuai dengan nubuat-nubuat dalam Kitab Suci. Ia juga menggenapi nubuat bahwa Ia adalah Imannuel yang berarti Allah beserta kita dan juga adalah Bapa yang Kekal, Allah yang Perkasa, dan Raja Damai (band. Yes 7:14; Yes 9:5). Di pasal yang kedua, Matius memperjelas lagi bahwa orang-orang Majus atau raja-raja dari Timur pun datang untuk menyembah Dia. Mereka adalah orang-orang yang dipandang oleh dunia sebagai orang yang dipercaya dan mempunyai kompetensi untuk melihat, menilai atau menentukan seseorang sebagai raja. Di pasal yang sama, raja Herodes merasa terancam dengan berita tentang kedatangan Yesus. Ini menunjukkan bahwa Yesus tidak dipandang sebagai pribadi yang sepele atau biasa. Berita tentang kedatangan raja yang bernama Yesus menjadi highlight di 'Betlehem Post' pada masa itu.

Matius pasal 3 menjelaskan tentang seseorang yang memberitakan tentang kedatangan-Nya dan mempersiapkan jalan bagi Raja tersebut. Dia adalah Yohanes Pembaptis. Matius pasal 4 adalah berisi tentang persiapan dan awal pelayanan Yesus. Matius pasal 5 sampai dengan pasal 7 berisi tentang pengajaran Yesus. Matius pasal 8 sampai pasal 9 berisi tentang mujizat dan kuasa Yesus. Ia menyembuhkan orang yang sakit kusta, menyembuhkan hamba seorang perwira dengan satu perkataan dari jarak jauh, juga menyembuhkan ibu mertua Petrus, meredakan angin rebut, menyembuhkan orang yang kerasukan, orang lumpuh, wanita yang sakit pendarahan melalui penjamahan jumbai jubah-Nya, dan menyembuhkan mata orang buta dan orang yang bisu.

Matius pasal 9 ayat 35 meringkas apa yang Yesus lakukan di dalam pelayanan-Nya. Ia berkeliling ke semua kota dan desa; mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Ayat 36 memberitahukan kita tentang hati dan perasaan Yesus bahwa Ia sangat terharu dan berbelas kasihan melihat situasi dan kondisi yang dialami oleh manusia. Ia melihat manusia sebagai orang-orang yang lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Ayat 37 sampai 38 menunjukkan ekspresi, perkataan dan keinginan-Nya untuk menolong mereka.

Injil Yohanes pasal 21 ayat 25 berkata:”Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.” Dengan kata lain, Yesus sangat meyakinkan untuk dapat disebut sebagai Raja yang dijanjikan oleh PL. Tidak dengan satu atau dua perkataan. Tidak juga dengan satu atau dua perbuatan atau tanda ajaib tetapi sangat banyak bahkan saking banyaknya, rasul Yohanes mengungkapkan bahwa agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.

Kesimpulannya, Yesus adalah Raja yang dijanjikan oleh PL. Dia adalah Raja di atas segala raja dan Kerajaan-Nya pun adalah kekal selamanya. Ia tidak meragukan sama sekali melainkan sangat meyakinkan. Jangan pernah ragu terhadap Dia tetapi percayalah kepada-Nya.



Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Rabu, 13 Januari 2010

DVD Seminar Kristiani - Dr. John Oakes PhD


DVD Seminar Kristiani Dr. John Oakes PhD
Jumat s/d Minggu, 8 - 10 Januari 2010

@Rp. 50.000,- per satu set isi 4 DVD
(harga tidak termasuk ongkos kirim)

Info dan pemesanan hub. Berean Corner Bookstore & Gifts

Rencana dan Tujuan Tuhan

Bacaan: Matius 4:12-17

4:12 Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.
4:13 Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali,
4:14 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:
4:15 "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, --
4:16 bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang."
4:17 Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"


Yesus menyingkir dari Nazaret ke Galilea setelah mendengar bahwa Yohanes ditangkap oleh raja Herodes. Sekilas mungkin tampak seolah Yesus melakukannya karena didorong oleh perasaan takut terhadap raja tersebut – jangan-jangan Ia juga akan mengalami hal yang sama seperti Yohanes Pembaptis. Tetapi tidak demikian artinya jika kita memperhatikan ayat 14 sampai 16. Di sana disebutkan bahwa Yesus melakukannya untuk menggenapi firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya (lih. Yes 8:23-9:1).

Yesus tidak merasa takut terhadap raja Herodes dan tidak dihantui perasaan kalau-kalau Ia akan mengalami hal yang sama seperti Yohanes Pembaptis yang ditangkap, dipenjarakan dan dipenggal kepalanya. Yesus tahu kapan dan bagaimana Ia akan mati. Di Matius pasal 26 ayat 45, Yesus berkata:”…Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.” Dengan kata lain, waktu Yesus mendengar bahwa Yohanes Pembaptis ditangkap Ia tidak berpikir bahwa Ia juga akan mengalami hal yang sama pada waktu itu. Yesus tahu dengan jelas saat-saat kematianNya dan sesuai dengan nubuat-nubuat di Perjanjian Lama Ia akan mati dengan cara disalibkan bukan dipenjara dan dipenggal kepalanya seperti Yohanes Pembaptis.

Mengapa kepindahan Yesus ke Galilea tampaknya sangat spesial bahkan dinubuatkan oleh nabi Yesaya? Karena di sana orang-orang yang bukan Yahudi juga akan melihat, menyaksikan dan mendengar Yesus. Galilea meskipun sesungguhnya merupakan daerah atau wilayah bangsa Israel tetapi ia justru dikenal sebagai Galilee of the Gentiles - tempat orang-orang non-Yahudi bukan orang-orang Yahudi. Kota tersebut biasanya dilalui oleh bangsa-bangsa lain ketika masuk atau keluar dari Israel. Dengan kata lain, nabi Yesaya seolah mengatakan bahwa orang-orang non-Yahudi akan mendapat kesempatan yang istimewa dari Yesus. Ia akan membawa keselamatan juga kepada mereka.

Ayat 16 mengatakan:”bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.” Artinya adalah bahwa bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan akan melihat Dia dan kebenaranNya. Siapakah mereka itu? Mereka adalah bangsa-bangsa non-Yahudi yang ada di sekitar Galilea yang percaya kepada politheisme, panteisme, animisme, mistisisme, dan kepercayaan-kepercayaan lainnya. Mereka yang dahulu juga gelap secara moralitas dan rohani akan mengalami perubahan atau transformasi hidup karena Tuhan.

Di ayat 13 disebutkan bahwa Yesus diam di Kapernaum. Di sana Ia memanggil hampir separuh dari rasul-rasul-Nya yaitu Simon Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes dan Matius.

Kesimpulannya, setiap langkah atau tindakan yang dilakukan oleh Yesus bukanlah merupakan insiden atau kebetulan, bukan tanpa agenda atau rencana. Ia mempunyai alasan, maksud dan tujuan yang jelas. Demikian juga terhadap kita, Tuhan mempunyai rencana dan tujuan yang baik bagi kita. Roma pasal 8 ayat 28 berkata:”…Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”



Copyright (c) 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Selasa, 12 Januari 2010

Pencobaan di Padang Gurun

Bacaan: Matius 4:1-10

4:1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
4:3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
4:5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
4:7 Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
4:9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Mengapa Yesus berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam? Selama di dunia Yesus tidak hidup sesuai dengan kehendakNya sendiri. Matius pasal 4 ayat 1 menyebutkan bahwa Yesus dibawa oleh Roh. Di Ibrani pasal 5 ayat 8 disebutkan bahwa Yesus yang meskipun adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat kepada Bapa. Yohanes pasal 5 ayat 19 mengatakan bahwa Yesus tidak mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri tetapi dari Bapa. Ia mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Bapa. Dengan kata lain, Yesus ada di padang gurun, berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, dan dicobai oleh Iblis adalah sesuai dengan kehendak Bapa.

Di kitab Ayub digambarkan bahwa pencobaan terhadap Ayub adalah sesuai izin dan kehendak Tuhan. Pertanyaannya, apakah maksud dan tujuan Tuhan? Apakah Ia menginginkan atau menghendaki hal yang buruk terjadi kepada kita? Tentu saja tidak. Di dalam pencobaan, maksud dan tujuan Tuhan berbeda dengan maksud dan tujuan Iblis. Melalui pencobaan, Tuhan bermaksud membangun, sedangkan Iblis bermaksud untuk menjatuhkan. Melalui pencobaan, Tuhan bertujuan untuk menumbuhkan iman dan kerohanian kita, tetapi Iblis bertujuan menimbulkan keraguan terhadap Tuhan dan menentang Dia. Melalui pencobaan Tuhan bermaksud baik, tetapi Iblis bermaksud buruk atau jahat.

Pencobaan di padang gurun tidak disaksikan oleh siapapun kecuali Yesus dan Iblis. Matius pasal 4 ayat 1 sampai 10 adalah contoh pencobaan yang dilakukan oleh Iblis terhadap manusia. Kita dapat mempelajarinya dari sana. Dari Yesus kita dapat mempelajari bagaimana cara yang benar menghadapi pencobaan-pencobaan di dalam hidup kita. Dia adalah contoh dan teladan kita termasuk di dalam hal menghadapi pencobaan. Seperti yang disebutkan oleh Ibrani pasal 4 ayat 15, Imam Besar yang kita punya yaitu Yesus, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Yesus dicobai tiga kali oleh Iblis di padang gurun. Yang pertama, Ia dicobai untuk memerintahkan batu-batu menjadi roti, yang kedua, Ia dicobai untuk menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah, dan yang ketiga dicobai untuk menyembah Iblis. Ketiga pencobaan tersebut pada dasarnya mempunyai kesamaan dalam tujuannya. Iblis mencobai Yesus supaya Ia meragukan Bapa di dalam hal penyediaanNya, di dalam hal penyertaan dan perlindunganNya, dan supaya Ia meragukan Bapa di dalam hal berkat dan kemuliaan dari atau olehNya. Dari manakah kita dapat mengetahui hal tersebut? Jawabannya adalah dari jawaban Yesus terhadap Iblis. Yesus tidak pernah tidak menyebut atau tidak melibatkan Bapa di dalam jawabanNya terhadap Iblis. Ia selalu mengutip ayat-ayat dari Kitab Suci sehingga kita pun dapat mengikuti contoh atau teladan yang diberikan oleh Yesus. Dan hal tersebut juga menunjukkan bahwa tulisan-tulisan di Kitab Suci adalah otoritatif dan penuh kuasa. Dengan kata lain, Yesus bukannya menjadi ragu terhadap Bapa tetapi justru mengalahkan dan mengusir Iblis dengan menyebut Bapa dan firmanNya sebagai kekuatan dan sandaranNya. Yesus menjawab bahwa manusia juga hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Ia berkata kepada Iblis:”Jangan mencobai Tuhan Allahmu!” dan yang terakhir yaitu yang ketiga, Ia mengusir Iblis dan berkata kepadanya:”Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.”

Kesimpulannya, mari lewati pencobaan dengan baik. Jangan pernah meragukan Tuhan di dalam hal penyediaanNya, penyertaan dan perlindunganNya. Jangan ragukan Dia di dalam hal berkat dan kemuliaan yang dijanjikanNya. Kesenangan dari dosa yang dijanjikan oleh iblis adalah bersifat sementara dan mengandung konsekuensi yang berat dan hukuman yang kekal, tetapi, janji Tuhan adalah benar. Di dalam Dia kita memiliki kebahagiaan, sukacita dan damai sejahtera yang sejati.



Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Kamis, 07 Januari 2010

Yohanes Pembaptis – Baptisan

Bacaan: Matius 3:5-17

Apa yang dilakukan Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea adalah berkhotbah dan memberitakan bahwa Raja dan Kerajaan Sorga yang dijanjikan itu akan segera datang dan membaptis banyak orang.

Berapa banyakkah orang yang mendengarkan Yohanes Pembaptis, yang bertobat dan memberikan diri mereka dibaptis? Sangat banyak sekali. Matius pasal 3 ayat 5 mengatakan:”…datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan.” Dengan kata lain, Yohanes Pembaptis dan pemberitaannya diterima oleh masyarakat luas pada masa itu. Kecuali orang-orang tertentu seperti orang-orang Saduki dan orang-orang Farisi, tidak ada orang yang lain yang disebutkan – ditolaknya untuk dibaptis. Bahkan, pemungut-pemungut cukai dan prajurit-prajurit pun menyerahkan diri untuk dibaptis olehnya (band. Luk 3:10-14).

Dari manakah asal usul atau latar belakang pembaptisan Yohanes? Besar kemungkinan berasal dari Imamat 15 ayat 13 yaitu pembasuhan dan pentahiran dengan air. Pembaptisan juga dikenal di Perjanjian Lama sebagai penerimaan orang-orang non Yahudi ke dalam Yudaisme atau agama Yahudi.

Seperti apakah praktik baptisan itu? Kata “baptis” berasal dari bahasa Yunani yaitu “baptizo” yang berarti dicelupkan atau direndam. Selain dari arti katanya, ayat-ayat di kitab PB juga menunjukkan bahwa praktik pembaptisan adalah dilakukan dengan cara mencelupkan seluruh badan atau tubuh dari orang yang dibaptis. Markus pasal 1 ayat 10 menyebutkan bahwa Yesus keluar dari air, Kisah Para Rasul pasal 8 ayat 38 menyebutkan bahwa Filipus dan sida-sida dari Etiopia turun ke dalam air dan keluar dari air. Tidak ada indikasi bahwa pembaptisan dilakukan dengan cara yang lain seperti pemercikan.

Ditambah lagi dengan pernyataan-pernyataan di PB yang menyebutkan bahwa pembaptisan adalah partisipasi dalam kematian dan penguburan dan kebangkitan Yesus yang jelas menggambarkan pencelupan badan atau tubuh ke dalam air (band. Roma 6:3-4). Kolose 2 ayat 12 menyebutkan demikian:”karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.”

Siapakah atau seperti apakah orang-orang yang dapat menerima baptisan? Orang-orang yang bertobat. Yohanes Pembaptis tidak membaptis orang-orang yang tidak bertobat. Ia menekankan pentingnya pertobatan yang nyata dan sungguh-sungguh sebelum menerima pembaptisan (band. Mat 3:8).

Bagaimana dengan pembaptisan Yohanes terhadap Yesus? Itu berbeda dan tidak sama dengan baptisan Yohanes terhadap orang-orang yang lain. Alkitab jelas menyebutkan bahwa Yohanes Pembaptis semula menolak membaptis Yesus karena Ia tidak berdosa bahkan Ia sendiri berkata kepada Yesus bahwa dirinya-lah yang perlu dibaptis oleh Yesus (band. Mat 3:14). Pembaptisan Yohanes terhadap Yesus adalah tanda bahwa Ia bukan saja rela datang ke dunia tetapi Ia juga rela ada di antara orang-orang berdosa, di tengah-tengah mereka bahkan masuk ke dalam hitungan orang berdosa meskipun Ia tidak berdosa (band. Yoh 8:46; Ibr 4:15; 1 Pet 2:22; 1 Yoh 3:5). Ia akan mengorbankan diriNya dan mati bagi manusia yang berdosa.

Yohanes Pembaptis menyatakan:”Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa daripadaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.” (band. Mat 3:11). Apakah arti pernyataan Yohanes Pembaptis tersebut? Yohanes Pembaptis adalah seorang yang mempersiapkan jalan untuk Tuhan. Seperti yang Ia sebutkan bahwa baptisan yang dilakukan olehnya adalah tanda pertobatan. Kisah Para Rasul pasal 19 ayat 3 sampai 5 menyebutkan bahwa rasul Paulus membaptis lagi orang-orang yang telah menerima baptisan Yohanes dalam nama Tuhan Yesus. Lukas juga menyebut baptisan yang diketahui oleh Apolos dengan ungkapan “tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes” yang menandakan bahwa ada baptisan lagi yang harus diketahui dan diterima olehnya yaitu baptisan dalam nama Tuhan Yesus (band. Kis 18:25).

Kesimpulannya, baptisan harus diterima dengan sikap hati yang benar dan dengan cara yang benar pula. Pembaptisan yang dilakukan lebih dari satu kali adalah tidak salah atau dosa selama itu mempunyai dasar dan alasan yang benar dan alkitabiah.


Related links:
http://en.wikipedia.org/wiki/Baptism#Related_articles_and_subjects

Diskusi dan tanya jawab mengenai topik ini via e-mail kirim ke letters.berean@gmail.com

Copyright © 2009 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Senin, 04 Januari 2010

Yohanes Pembaptis – Apakah Arti “Bertobat”?

Bacaan: Matius 3:2

"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"

Apakah arti dari kata “bertobat”? Dalam Perjanjian Baru, kata “bertobat” atau “pertobatan” disebut dengan kata Yunani μετάνοια (metanoia), yang berarti perubahan pikiran disertai dengan penyesalan dan perubahan perilaku, "perubahan pikiran dan hati", atau "perubahan kesadaran".

Pertobatan melibatkan 3 (tiga) elemen dasar di dalam diri manusia yaitu pikiran, perasaan, dan kehendak atau keinginan. Orang-orang yang bertobat mengalami perubahan pikiran dari yang tidak tahu, tidak mengerti, atau tidak sadar akan dosa-dosanya menjadi tahu, mengerti, dan sadar akan dosa-dosanya. Mereka mengalami kesedihan atau penyesalan terhadap dosa-dosa mereka di hadapan Tuhan bukan kesedihan atau penyesalan karena akibat atau konsekuensi dosa-dosa tersebut (2 Kor 7). Orang-orang yang bertobat juga mempunyai kehendak atau keinginan untuk berubah dari pikiran, perbuatan, atau hidup mereka yang lama yang berdosa.

Menurut Kisah Para Rasul 26:20, pertobatan adalah berbalik dari dosa, meninggalkan dosa, datang kepada Tuhan dan membina hubungan yang harmonis dan dekat dengan Dia. Pengertian ini sesuai dengan kata pertobatan di dalam Alkitab Ibrani yang diwakili oleh dua kata kerja: שוב shuv (kembali) dan נחם nicham (merasakan kesedihan). Dengan kata lain, orang yang bertobat adalah orang yang merasakan kesedihan atau penyesalan terhadap dosa, berbalik dari dosa itu, meninggalkannya dan kembali kepada Tuhan. Pengertian ini jelas digambarkan oleh perumpamaan tentang anak yang hilang di Injil Lukas pasal 15 dimulai dari ayat 11. Ia sadar akan dosa-dosa dan kesalahannya bahwa ia tidak bersyukur, egois, sombong, serakah, dan penuh hawa nafsu. Ia sedih dan menyesali perbuatan and tingkah lakunya dan kemudian berbalik, meninggalkan kehidupannya yang berdosa dan kembali kepada ayahnya, membina hubungan yang harmonis dan dekat dengan ayahnya tersebut.

Apa hubungannya “bertobat” dan “Kerajaan Sorga sudah dekat”? Yohanes Pembaptis adalah seseorang yang mempersiapkan jalan bagi Raja yaitu Tuhan Yesus Kristus. Tugas orang yang mempersiapkan jalan bagi seorang raja, yang pertama, adalah mengumumkan atau memberitakan kepada rakyat atau masyarakat bahwa raja akan datang dan yang kedua adalah untuk memastikan supaya tidak ada halangan, hambatan, atau rintangan di tengah perjalanan sehingga raja dapat datang atau tiba dengan tepat waktu di tempat tujuan. Hubungannya dengan bertobat adalah bahwa dengan cara demikian orang-orang akan siap menyambut atau menerima Raja yaitu Yesus dan KerajaanNya yang akan datang.

Apakah yang dimaksud dengan Kerajaan Sorga atau Kerajaan Yesus? Berdasarkan Injil Lukas pasal 17 ayat 21, Kerajaan Sorga atau kerajaan Yesus adalah invisible (tidak dapat dilihat). Yesus berkata bahwa sesungguhnya Kerajaan Sorga ada di antara murid-muridNya (band. Luk 17:21). Berdasarkan Yoh 18:36, Kerajaan Sorga atau Kerajaan Yesus bukan dari dunia dan tidak sama atau berbeda dengan dunia. Ia datang tanpa tanda-tanda lahiriah (band. Luk 17:20). Berdasarkan Wahyu 20:4, Kerajaan Sorga atau Kerajaan Yesus adalah visible selama seribu tahun setelah akhir zaman. Berikut ini adalah bunyi dari ayat tersebut:

Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.

Kesimpulannya, kita harus berbalik dari dosa-dosa kita, meninggalkan dosa-dosa tersebut, datang kepada Dia dan membina hubungan yang harmonis dan dekat denganNya supaya kita berkenan di hadapanNya – menjadi warga kerajaanNya dan memerintah bersama-sama dengan Dia.


Related link:
http://en.wikipedia.org/wiki/Repentance



Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Minggu, 03 Januari 2010

Yohanes Pembaptis – Bertobatlah!

Bacaan: Matius 3:1-2

Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"

Empat ratus tahun lamanya tidak ada nabi di Israel sejak Maleakhi sampai Yohanes Pembaptis. Siapakah tokoh atau pemimpin agama yang ada selama itu? Mereka adalah orang-orang Farisi, orang-orang Saduki dan orang-orang Esenes.

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai mereka:
Orang-orang Farisi
Orang-orang Farisi adalah salah satu kelompok agamawan Yahudi yang sangat disegani pada zaman Yohanes Pembaptis. Pekerjaan mereka adalah menginterpretasikan kitab-kitab PL, membuat peraturan-peraturan yang dituangkan ke dalam kitab Talmud, dan mereka juga masih berpegang teguh kepada tradisi nenek moyang yang disampaikan secara verbal turun temurun.

Orang Farisi cenderung bersifat legalis, ritualis, dan tidak kompromis terhadap penjajah Romawi pada masa itu.

Orang-orang Saduki
Orang-orang Saduki adalah kelompok agamawan Yahudi yang dapat dikatakan ‘menguasai’ Bait Suci. Mereka-lah yang mengadakan penjualan hewan-hewan korban persembahan di Bait Suci dan yang mengadakan penukaran uang demi meraup keuntungan yang besar.

Tidak seperti orang Farisi, orang Saduki menolak penerjemahan kitab PL versi Farisi dan lebih percaya kepada 5 kitab Taurat (Pentateukh) ketimbang kitab-kitab nabi-nabi yang lain yang ada di PL.

Orang-orang Saduki tidak percaya kepada kebangkitan atau kehidupan setelah kematian. Mereka cenderung liberalis dan tentunya lebih kompromis dibandingkan dengan orang-orang Farisi.

Orang-orang Esenes
Orang-orang Esenes tidak disebutkan di dalam Alkitab tetapi keberadaan mereka diinformasikan oleh bukti sejarah dan arkeologi. Mereka dikenal sebagai penyalin naskah Alkitab yaitu naskah Qumran atau Dead Sea Scroll yang dikerjakan selama mengasingkan diri dalam koloni-koloni di tempat-tempat yang sunyi dan sepi di Israel.

Tidak seperti orang-orang Farisi dan Saduki, orang-orang Esenes cenderung mengasingkan diri jauh dari kehidupan masyarakat umum untuk bermeditasi dan beribadah kepada Tuhan.

Apakah kata Yohanes Pembaptis tentang orang-orang Farisi dan Saduki? Keduanya sama saja. Yohanes Pembaptis menyebut mereka sebagai keturunan ular beludak (band. Mat 3:7). Apakah artinya? Artinya, keduanya adalah sama seperti nenek moyang mereka yang juga adalah pendusta, licik, dan munafik.

Mengapa Yohanes Pembaptis menyebut mereka demikian? Karena sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh mau bertobat meskipun mereka tampaknya memberi diri dibaptis. Mereka menganggap bahwa menjadi keturunan Abraham berarti mendapat jaminan keselamatan dan hak istimewa dari Tuhan meksi tanpa pertobatan.

Mengapa mereka mau memberi dibaptis? Mungkin karena sudah sangat banyak orang yang dibaptis sehingga mereka merasa perlu dibaptis untuk tetap dapat memegang kendali keagamaan (band. Mat 3:5). Mungkin juga karena mereka berpikir bahwa Yohanes Pembaptis cukup meyakinkan untuk dapat dipercaya sebagai seorang nabi.

Bagaimana kita mengetahui bahwa sikap orang-orang Farisi dan Saduki pada masa itu tidak benar?
Lukas pasal 3 ayat 10 sampai 14 mencatat kontrasnya yaitu sikap yang benar dari orang yang sungguh-sungguh mau bertobat dan dibaptis. Baca dan perhatikanlah ayat-ayat berikut ini:

3:10 Orang banyak bertanya kepadanya: "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?"
3:11 Jawabnya: "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian."
3:12 Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: "Guru, apakah yang harus kami perbuat?"
3:13 Jawabnya: "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu."
3:14 Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.

Kisah Para Rasul pasal 2 ayat 38 juga menunjukkan hal yang sama yakni sebagai berikut:

2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus

Kesimpulannya, setiap orang harus bertobat tanpa kecuali. Tuhan tidak peduli siapakah nenek moyang kita, apakah pekerjaan kita, golongan kita, jabatan atau posisi kita di tengah masyarakat, apakah kita petinggi agama atau bukan, kita harus bertobat.



Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Sabtu, 02 Januari 2010

Yohanes Pembaptis – Orang yang Terhebat

Bacaan: Matius 3

S
eperti apa orang yang hebat menurut manusia? Secara umum, orang yang hebat menurut manusia, yang pertama, adalah jika orang itu dilahirkan dari keluarga atau keturunan yang dinilai hebat pula. Yang kedua adalah jika orang itu mempunyai kekayaan yang besar atau banyak. Yang ketiga adalah jika orang itu mempunyai pendidikan yang sangat tinggi.

Tuhan berbeda dalam hal menilai orang yang hebat. Pertanyaannya, seperti apakah orang yang hebat menurut Dia? Orang yang terhebat menurut Tuhan adalah seperti Yohanes Pembaptis. Mengapa?
1. Yohanes Pembaptis menuruti firman Tuhan dan setia dari awal hingga akhir hidupnya.
2. Yohanes Pembaptis senantiasa penuh dengan Roh Kudus (band. Luk 1:15).
3. Yohanes Pembaptis menguasai diri dan rela hidup sederhana – jauh dari kesenangan dunia (band. Luk 1:15).
4. Yohanes Pembaptis sangat rendah hati. Ia menyadari siapa dirinya di hadapan Tuhan (band. Yoh 3:30).
5. Yohanes Pembaptis menyampaikan firman Tuhan dengan berani, langsung, dan tanpa rintangan.

Di Matius 11:11 disebutkan ”…Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.” Apakah arti dari ayat tersebut?

Artinya adalah:
1. Kita mungkin tidak lebih besar dalam hal karakter dibanding Yohanes Pembaptis tetapi dalam hal privileges dan kesempatan.
2. Kita lebih besar karena memiliki semua resources tentang Raja dan Kerajaan Sorga yang diberitakan oleh Yohanes Pembaptis. Ia adalah orang yang mempersiapkan jalan bagi Raja dan KerajaanNya sedangkan kita hidup setelahnya.
3. Kita memiliki semua realitas yang dinantikan oleh Yohanes Pembaptis.
4. Kita memiliki semua berkat yang dinantikan oleh Yohanes Pembaptis.

Dari penjara Herodes, Yohanes Pembaptis pernah bertanya kepada Yesus melalui murid-muridnya: ”Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?". Kemudian Yesus menjawab: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

Yohanes Pembaptis telah tiada sebelum melihat dan mengetahui segala sesuatu tentang Raja yaitu Yesus dan KerajaanNya yang akan datang. Kita disebut sebagai yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis karena resources, realitas, dan berkat yang datang setelahnya sehingga kita mempunyai privileges dan kesempatan untuk mengerjakan hal-hal yang lebih besar.

Kesimpulannya, semestinya kita bersyukur akan segala sesuatu yang kita peroleh dari Tuhan yang melebihi dari Yohanes Pembaptis. Semestinya kita juga meneladani karakter Yohanes Pembaptis yang menuruti firman Tuhan dan setia dari awal sampai akhir hidupnya. Dan semestinya kita juga senantiasa penuh dengan Roh Kudus, menguasai diri dan rela hidup sederhana, rendah hati, dan berani menyampaikan firman Tuhan apa adanya tanpa rintangan. Jangan menjadi orang yang ogah-ogahan atau seadanya bagi Tuhan.



Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/