Minggu, 29 November 2009

Yesus Kristus – Bukti SejarahNya

Dunia mempunyai bukti-bukti sejarah tentang keberadaan Yesus. Bukti-bukti tersebut adalah berupa dokumen-dokumen sejarah, baik yang berasal dari dokumen Kristen maupun yang berasal dari dunia sekuler. Selain itu ada juga peninggalan berupa catatan sejarah tentang rasul-rasul dan pengikut-pengikutNya yang setia. Lebih dari sekadar percaya dan mengikut Dia, mereka juga bahkan rela kehilangan nyawa mereka demi mengikut Yesus. Timbul pertanyaan, apakah mereka melakukan semua itu demi seseorang yang tidak ada di dalam sejarah, yang tidak real, atau tidak nyata?

Meskipun demikian, ada saja orang-orang yang masih berpendapat bahwa Kristus bukanlah orang yang nyata yang ada di dalam sejarah melainkan kisah yang diceritakan tentang diriNya di dalam Alkitab adalah tidak benar. Sebagian orang berpendapat atau mempunyai ide bahwa para rasul mungkin telah berbohong tentang Kristus dan kebangkitanNya. Tetapi, ide itu sukar diterima, karena, sekali lagi, banyak dari para rasul mati untuk iman mereka, dan tidak ada yang mati untuk apa yang mereka ketahui sebagai dusta. Ide yang lain lagi menyarankan bahwa para rasul mungkin telah ditipu dan hanya memikirkan Kristus yang dibangkitkan. Pertanyaannya, bagaimana penipuan dapat terjadi kepada dua belas rasul sekaligus? Dan, bagaimana tipuan atau kebohongan dapat mempengaruhi dunia hingga saat ini tanpa terbukti secara jelas dan nyata bahwa mereka salah atau ditipu?

Ajaran, iman dan keyakinan Kristen sendiri sangat tegas dan serius terhadap dosa kebohongan atau dusta. Di samping itu, rasul-rasul tersebut juga adalah orang-orang Yahudi yang sebelum menjadi pengikut Yesus sudah menganut keyakinan bahwa dusta atau kebohongan itu adalah dosa Di kitab Kisah Para Rasul pasal 5 disebutkan bahwa Ananias dan Safira meninggal seketika karena dusta dan kebohongan mereka. Bukan oleh rasul atau jemaat tetapi oleh Tuhan. Peristiwa itu semakin membuat jemaat semakin takut akan Tuhan.

Ada terdapat 4 (empat) alasan mengapa saya percaya bahwa “Yesus Kristus” bukanlah sebuah cerita dongeng atau legenda. Alasan yang pertama adalah nubuat-nubuat dan penggenapan tentang Yesus Kristus. Nubuat-nubuat tersebut sangat banyak jumlahnya dan terdapat di seluruh kitab Perjanjian Lama yang ditulis di dalam masa atau kurun waktu yang panjang dan berbeda-beda oleh nabi-nabi yang berbeda pula. Nubuat-nubuat tersebut sangat lengkap, rinci, detil, dan spesifik. Mulai dari kelahiranNya, bahwa Ia akan lahir dari seorang perawan, bahwa Ia akan dikandung oleh Roh Kudus, lahir di kota yang kecil bernama di Betlehem, pindah ke Mesir, kembali ke Nazaret. Tentang silsilahNya, bahwa Ia akan lahir dari keturunan Abraham, dari suku Yehuda, dari keturunan Isai, dan dari keturunan Daud. Tentang ajaranNya, bahwa Ia akan disebut sebagai Penasihat Ajaib, bahwa Ia juga akan menyampaikan ajaran-ajaranNya dengan perumpamaan-perumpamaan. Tentang kuasa dan mujizat yang akan dilakukanNya, bahwa Ia akan menyembuhkan orang lumpuh, buta, tuli, dan sebagainya. Tentang salib dan kematianNya, bahwa Ia akan dikhianati dan ditinggalkan, bahwa Ia akan diam selama di pengadilan, bahwa Ia akan berseru “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku!”, bahwa kakiNya tidak akan dipatahkan, bahwa Ia akan dikuburkan di dalam makam kepunyaan orang kaya. Dan kemudian tentang kebangkitanNya, yaitu bahwa Ia akan bangkit pada hari yang ketiga. Tidak ada dongeng atau legenda yang seperti ini, yang mempunyai nubuat-nubuat yang rinci, detil, spesifik dan lengkap dari kelahiran, kematian sampai dengan kebangkitan.

Alasan yang kedua adalah perkataan dan ajaranNya. Perkataan dan ajaran Yesus sangat menakjubkan banyak orang. Ia sendiri pernah menjawab orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dengan berkata bahwa Ia adalah lebih besar dari Salomo. Dengan kata lain, jika Salomo dengan segala hikmat yang diberikan oleh Tuhan kepadaNya menjadi sangat masyhur dan terkenal apalagi Yesus. Perkataan atau ajaran Yesus bukan merupakan tiruan atau turunan dari guru-guru atau rabi-rabi yang ada atau lahir sebelum Dia melainkan yang baru yang belum atau tidak pernah diajarkan oleh manusia di sepanjang zaman. Yesus tidak pernah belajar dan diajar oleh manusia tetapi dari dan oleh BapaNya yang di Sorga. Itulah sebabnya mengapa ajaran Yesus terdengar atau dirasakan seperti sesuatu yang baru, yang berasal dari Sorga, out of the box, ilahi, dan rohani. Perkataan dan ajaran Yesus tidak basi, tidak lekang oleh waktu, dari dulu, sekarang dan masa yang akan datang, dan sampai selama-lamanya.

Alasan yang ketiga adalah adanya catatan sejarah berupa dokumen Kristen dan sekuler. Berikut di bawah ini adalah sejumlah catatan atau dokumen-dokumen tersebut:
1. Perjanjian Baru yang telah terbukti menjadi dokumen sejarah yang dapat diandalkan. Ada lebih dari 26.000 salinan Perjanjian Baru yang ada, lebih dari dokumen sejarah lainnya.

2. The Iliad adalah berikutnya dengan 643 eksemplar dan kemudian tulisan-tulisan Plato yang berjumlah tujuh eksemplar.

3. Clement dari Roma yang disebutkan dalam Kitab Roma juga mengenal Yohanes.

4. Ignatius, murid Yohanes, menulis sekitar 110 M dan dia menyebut Yesus sebagai penyelamat.

5. Polikarpus juga murid Yohanes dan ia adalah otoritas Kristus sampai 156 Masehi. Dia juga menyebut Yesus Tuhan.

6. Papyus, murid-murid Yohanes yang lain, hidup sampai sekitar 140 M. Dia telah berbicara dengan para penulis Injil.

7. Eusebius menulis pada tahun 350 M bahwa Papyus menyatakan bahwa Markus mendapatkan Injil dari Petrus.

8. Thallus, seorang penulis sekuler, yang menulis pada tahun 52 M, mencoba menjelaskan alasan mengapa ada kegelapan selama penyaliban Kristus.

9. Penulis Seutonius berbicara tentang Kristus dan mengacu kepada penganiayaan terhadap umat Kristen pada waktu itu.

10. Pliny Muda, yang tinggal sekitar 63-113 Masehi menulis tentang pertemuan orang Kristen pada hari yang tetap dalam seminggu dan bahwa mereka menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Kristus seolah-olah ia adalah Tuhan.

11. Kaisar Trajan, yang adalah kaisar Roma antara tahun 98 dan 117 Masehi, menulis kepada Pliny Muda dan menyuruhnya untuk tidak menganiaya orang-orang Kristen, melainkan memberi mereka proses dan kesempatan untuk mencabut iman mereka.

12. Kaisar Hadrianus, yang merupakan Kaisar antara 118 dan 138 Masehi, juga menyatakan bahwa orang Kristen harus dibebaskan jika mereka memilih untuk menyangkal Kristus.

13. Josephus sejarawan Yahudi abad pertama adalah seorang penulis yang mendokumentasikan kegiatan penting pada zamannya. Dia juga menulis tentang Kristus. Bahwa Kristus adalah orang bijak, seorang pelaku karya yang indah, seorang guru dari orang-orang yang menerima kebenaran dengan senang hati. Ia menarik banyak orang baik orang Yahudi maupun juga bangsa-bangsa yang lain. Ia ditangkap, diadili oleh Pilatus, disalib, mati dan hidup kembali pada hari ketiga.

Alasan yang keempat adalah pengaruhNya. Bapa-Bapa Gereja yang pertama seperti Ignatius, Polikarpus, Papyus, dan lain-lain adalah murid-murid dari para rasul. Sejarah mencatat penganiayaan terhadap mereka dan murid-murid yang lain oleh kaisar Nero.*) Salah satu kisah yang sangat terkenal, yang mengharukan dan menggetarkan jiwa adalah kisah penganiayaan terhadap Polikarpus, seorang uskup berusia 87 tahun yang berasal dari gereja Smirna (sekarang di daerah Izmir di Turki) sekitar tahun 155–167 Masehi. Ia ditikam dan mati sebagai syahid setelah usaha untuk membakarnya hidup-hidup pada tiang pancang mengalami kegagalan. Ia berkata:”Selama delapan puluh enam tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku. Bagaimana aku dapat mencaci Kristus yang telah menyelamatkanku?" Polikarpus sangat setia dan teguh mengasihi Yesus.

Ini adalah tanda atau bukti betapa besarnya pengaruh Yesus Kristus kepada orang-orang Kristen, mulai dari rasul-rasul, murid-murid dari rasul-rasul, generasi setelahnya dan selanjutnya hingga saat ini. Yesus Kristus bukan saja terkenal di dunia rohani tetapi juga di dunia musik, sastra, dan ilmu pengetahuan. NamaNya paling banyak disebutkan di dalam buku, puisi, lagu dan ilmu pengetahuan. Agama-agama yang lain seperti Bahai, Budha, Hindu, Islam, dan lain-lain juga menilaiNya sebagai pribadi yang tidak biasa. Ada yang memandangNya sebagai nabi, guru yang hebat, yang bijaksana, mulia dan terhormat, meskipun tidak menyebutNya sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Penolakan terhadap Yesus Kristus dengan menyatakan bahwa Ia hanyalah dongeng atau legenda yang tidak nyata dan tidak pernah ada adalah sesuatu yang sangat fatal. Mengapa? Karena dengan menyatakan demikian itu juga berarti menyatakan bahwa dunia termasuk agama-agama yang saya sebutkan tadi telah hidup dengan ilusi dan kebohongan tentang keberadaan Yesus di dalam sejarah selama ribuan tahun. Mungkinkah demikian?


Related Links:
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Jesus
2. http://en.wikipedia.org/wiki/Historical_Jesus
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Historicity_of_Jesus
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Jesus-myth_hypothesis

*) Penganiayaan juga terjadi pada pemerintahan Marcus Aurelius, 166–167 Masehi. Namun, sebuah catatan yang ditambahkan setelah masa Eusebius menuliskan kematian Polikarpus pada Sabtu, 23 Februari pada masa pemerintahan konsul Statius Quadratus yang berkuasa pada 155 atau 156 Masehi.

Copyright © 2009 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/



Selamat menyambut Hari Natal 25 Desember 2009!

Jumat, 27 November 2009

Christmas Day



Singers: Michael Wijaya, Pierre Jacobs & Joe Tobing
Song by Pierre Jacobs
Lyrics by Pierre Jacobs & Joe Tobing
Copyright (c) 2008 by Berean Recording

Order Now!

Price: Rp. 50.000,- - 50% Discount Christmas Special
(Apply only in Indonesia and valid before 12/12/09)

Only @ BEREAN CORNER (021 300 15 792)

Yesus Kristus - Nubuat dan PenggenapanNya

Saya percaya bahwa penulis-penulis Injil Perjanjian Baru seperti Matius, Markus, Lukas dan Yohanes sangat familiar dengan nubuat-nubuat tentang Mesias. Nubuat-nubuat itu mungkin sering dibacakan di Sinagoge dan menjadi bahan pembicaraan di antara orang-orang Yahudi kapan dan di manapun mereka berada. Mengapa? Karena mereka sangat menantikan kedatangan Mesias. Tetapi, mungkin, banyak orang Yahudi pada masa itu, atau masa sebelumnya, yang tidak tahu atau tidak mengerti siapakah Mesias itu, seperti apakah Dia, dan bagaimana nubuat-nubuat itu digenapi atau bisa digenapi? Karena, nubuat-nubuat tersebut sangat spesifik dan sepertinya sangat sukar bahkan tampaknya mustahil untuk dapat terwujud atau terealisasi. Contohnya, Yesaya pasal 7 ayat 14 mengatakan bahwa Mesias itu akan lahir dari seorang perawan. Bagaimanakah seorang bayi bisa lahir dari seorang perawan? Atau, bagaimanakah seorang perawan dapat mengandung seorang bayi tanpa hubungan suami-isteri? Tidak hanya itu, bagaimana dengan arti dari nama “Immanuel”? Benarkah Allah beserta kita? Apakah bayi itu adalah Allah? Bagaimana dengan Yesaya pasal 9 yang menyebutkan bahwa bayi itu adalah Allah yang Perkasa dan Bapa yang Kekal? Siapakah yang dapat menggenapi nubuat-nubuat yang semacam itu? Itu bukanlah nubuat-nubuat yang biasa tetapi sangat luar biasa yang hanya Allah saja yang sanggup menggenapiNya.

Kejadian pasal 3 ayat 15 menyebut kata “benih” (LAI TB: keturunan) yang mengacu pada benih perempuan bukan benih laki-laki seperti yang biasanya disebutkan oleh Alkitab. Dengan kata lain, hal ini menunjukkan atau menandakan bahwa Kristus akan lahir dari seorang perawan. Ia dikandung oleh Roh Kudus dan bukan hasil dari hubungan suami-isteri. Penulis-penulis Injil Perjanjian Baru menyaksikan penggenapan ini dan menuliskannya di dalam kitab-kitab Injil yang mereka tulis. Bahwa bayi yang dijanjikan itu adalah Yesus dan perawan itu adalah Maria.

Kejadian pasal 12 menyatakan bahwa Allah berjanji kepada Abraham bahwa dunia akan diberkati melalui dia. Yesus datang dari garis keturunan Abraham, sehingga dunia ini diberkati oleh Abraham. Matius dengan sangat jelas, detil dan terperinci menuliskan silsilah ini di pasal yang pertama.

Kejadian pasal 49 ayat 10 mengatakan bahwa Mesias yang dinubuatkan akan datang dari garis keturunan Yehuda. Yesus menggenapi nubuat tersebut tetapi tidak melalui Yusuf melainkan dari Maria yang adalah keturunan Natan, keturunan Daud, keturunan Isai, dan keturunan Yehuda (band. Luk 3:31, Yes 11:1). Matius dan Lukas menjadi saksi mata silsilah ini dan menuliskannya dengan sangat terperinci di kitab Injil Perjanjian Baru.

Kitab Mikha pasal 5 ayat 1 dan 2 menubuatkan bahwa Mesias akan dilahirkan di Betlehem. Matius dan Lukas menuliskan penggenapan tersebut yaitu bahwa Yesus lahir di Betlehem di kandang domba, dan di dalam palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan (band. Luk 2:7). Tetapi, sesungguhnya, itu pun adalah nubuat yang sukar bahkan tampak mustahil untuk digenapi, karena, nabi Mikha menyebutkan bahwa permulaaan seorang yang akan lahir itu sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Dengan kata lain, Yesus sesungguhnya sudah ada sebelum Betlehem. Ia adalah Anak Allah (the second member of trinity) yang menjelma atau berinkarnasi menjadi manusia. Yohanes mencatat pernyataan Yesus yang menyatakan bahwa Ia sudah ada sebelum Abraham (band. Yoh 8:58). Dengan kata lain, Ia menyatakan bahwa Ia adalah Allah, setara dengan Allah, Anak Allah, satu dari tiga pribadi Allah. Itulah sebabnya mengapa orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat ingin membunuh dan melempariNya dengan batu. Jika Yesus hanya mengaku sebagai nabi atau seorang Rabi yang spesial, mungkin mereka tidak akan keberatan.

Bagaimana dengan penggenapan nubuat Hosea pasal 11 ayat 1 yang mengatakan:”Ketika Israel muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu.”? Orang-orang di zaman sebelum Yesus mungkin akan bertanya – apakah Mesias adalah lahir di Betlehem atau di Mesir? Apakah Ia adalah orang Betlehem atau orang Mesir? Atau, jangan-jangan Ia adalah keturunan orang Mesir juga? Jika Ia lahir di Betlehem mengapa Allah memanggilNya keluar dari Mesir? Tetapi, Yesus menggenapi nubuat ini. Ia dibawa lari ke Mesir oleh Yusuf dan Maria untuk menghindari pembunuhan bayi-bayi di Betlehem oleh raja Herodes dan kemudian tidak lama setelah itu kembali dari Mesir setelah Herodes mati (band. Mat 2:13-23). Tetapi bukan ke Betlehem melainkan ke Galilea di kota yang bernama Nazaret. Itulah sebabnya mengapa Yesus disebut juga orang Nazaret.

Yesaya pasal 40 ayat 3 mengatakan Mesias akan didahului oleh seorang pria yang akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan di padang gurun yaitu Yohanes Pembaptis. Ke-empat penulis kitab Injil Perjanjian Baru menjadi saksi dari penggenapan nubuat ini dan menuliskannya di kitab Injil mereka masing-masing. Demikian pula mereka menuliskan penggenapan nubuat dari Yesaya 35 yang mengatakan bahwa Mesias akan membuat yang lumpuh berjalan, memberikan penglihatan kepada orang buta, dan melakukan mukjizat.

Penulis-penulis Injil Perjanjian Baru juga menuliskan penggenapan nubuat dari Kitab Mazmur yang mengatakan bahwa Mesias akan mengajar dalam perumpamaan. Mereka mencatat banyak ajaran-ajaran Kristus yang diceritakan dalam perumpamaan.

Yesaya pasal 8 dan 53 juga mengatakan Mesias akan ditolak oleh orang Yahudi. Itu juga tertulis di kitab Injil Perjanjian Baru yang mencatat penolakan-penolakan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi tertentu seperti sejumlah besar orang Farisi dan ahli Taurat. Selain itu, Petrus juga menyebutkan bahwa Yesus adalah batu sandungan bagi mereka yang tidak taat kepada firman Allah, tetapi Ia adalah batu yang terpilih, dan batu penjuru yang mahal bagi orang-orang yang percaya (band. 1 Pet 2:6-8).

Yesaya pasal 65 menyatakan bahwa Mesias akan membiarkan diriNya ditemukan oleh mereka yang tidak mencari Dia. Ini mengartikan bahwa Ia menganugerahkan keselamatan juga kepada bangsa-bangsa yang lain. Di Matius pasal 28 ayat 19, Ia berkata:”…pergilah jadikanlah semua bangsa muridKu….”

Zakaria mengatakan bahwa Mesias akan ditolak untuk 30 keping perak, ditinggalkan oleh murid-muridnya, dan akan memasuki Yerusalem dengan sambutan Raja. Nubuat ini digenapi oleh Yesus. Ia dihianati oleh Yudas, Ia disangkal oleh Petrus, ditinggalkan oleh murid-muridNya tidak lama setelah Ia masuk ke kota Yerusalem dengan menunggang keledai dan disambut orang banyak sambil bersorak-sorai “Hosanna bagi Anak Daud!”.

Tentang salib dan kematian Yesus, Yesaya 53 mengatakan kepada pembaca bahwa Mesias akan diam selama di pengadilan sendiri. Mazmur 22 menyatakan Mesias akan disalibkan dan orang-orang akan membuang undi untuk pakaianNya. Mazmur 34 mengatakan bahwa tidak satu pun dari tulang Mesias akan patah. Padahal, biasanya, itu dilakukan oleh tentara Romawi untuk mempercepat kematian orang-orang yang disalibkan. Selain itu, Yesus juga menggenapi nubuat Yesaya yang mengatakan bahwa Ia akan dimakamkan di sebuah makam orang kaya yaitu makam kepunyaan Yusuf dari Arimatea.

Tentang kebangkitanNya, Yesus juga menggenapi nubuat kitab Mazmur yang menyatakan bahwa Mesias akan dibangkitkan. Ia sendiri pernah berkata:”Rubuhkan Bait Suci ini maka Aku akan membangunnya kembali dalam waktu tiga hari.” Di zaman Yesus, pembangunan Bait Suci masih sedang dalam pengerjaan yang dimulai sejak tahun 19 SM sampai 64 M. Tahun 70 M, Bait Suci itu hancur dan runtuh oleh tentara Romawi di bawah pimpinan Jenderal Titus. Tetapi, yang dimaksud oleh Yesus bukanlah Bait Suci tersebut melainkan tubuhNya sendiri yaitu bahwa Ia akan mati dan bangkit pada hari yang ketiga.

Siapakah yang dapat menggenapi nubuat-nubuat ini? Hanya Yesus saja. Dialah Mesias, Tuhan dan Juruselamat Anda dan saya.


Selamat menyambut Hari Natal 25 Desember 2009!



Related Links:
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Messiah
2. http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_messiah_claimants
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Claimed_Messianic_prophecies_of_Jesus



Copyright © 2009 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Rabu, 25 November 2009

We Are The Reason



Flute Performance by Akihiro Kitsunai (Japan)
Copyright (c) 2009 by Berean Recording


Order now!

Get Special Package Price before 12/12/09!

Further info, please contact
Berean Corner - 021 300 15 792.

Selasa, 24 November 2009

Meditasi - Buddha & Kristen

Belum lama ini saya mendapat informasi melalui Wikipedia tentang adanya argumentasi yang menyatakan bahwa tradisi meditasi agama Buddha (yang dicatat mendahului 500 tahun kelahiran Yesus dan hadir di Asia Kecil dan Alexandria selama kehidupan Yesus), mempengaruhi perkembangan beberapa aspek dari iman kontemplatif Kristen.*) Menurut saya, pernyataan itu tidak benar, berbeda, dan bertolak belakang dengan hasil pembacaan Alkitab saya selama ini.

Ada sejumlah argumentasi yang ingin saya sampaikan terkait dengan pernyataan tersebut. Argumentasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengertian dasar orang Kristen tentang doa atau meditasi adalah memanggil nama Tuhan dan hal itu telah dilakukan sejak generasi pertama dari Adam dan Hawa yaitu Set. Dengan kata lain, doa atau meditasi orang Kristen tidak berasal atau dipengaruhi oleh agama Buddha melainkan hal tersebut sudah ada sejak lama, sejak Adam dan Hawa, sejak dahulu kala. (band. Kej 4:26).

2. Orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah the second member of trinity. Ia adalah yang awal dan yang akhir. Ia ada sejak dahulu kala. Ia tidak belajar dari manusia tetapi dari Bapa. Tua-tua Yahudi, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat takjub dan heran akan hikmat dan pengertianNya sejak Ia berumur duabelas tahun. Yusuf dan Maria juga tidak mengerti mengapa Ia pergi ke Bait Suci seorang diri dan kemudian setelah dewasa pergi meninggalkan rumah, mengajar, berkhotbah dan memberitakan Injil dari satu tempat ke tempat yang lain. Yesaya pasal 7 mengatakan bahwa Ia lahir dan dikandung oleh Roh Kudus. Yesaya pasal 9 mengatakan bahwa Ia adalah Allah yang perkasa dan Bapa yang Kekal. Mikah pasal 5 mengatakan bahwa meskipun Ia lahir di Betlehem tetapi permulaannya sudah sejak dahulu kala. Dan Ia sendiri menyatakan bahwa Ia sudah ada sebelum Abraham ada (band. Yoh 8:58). Dengan kata lain, Yesus tidak belajar atau mendapat inspirasi tentang doa atau meditasi dari agama Buddha.

3. Yesus berkata bahwa Allah adalah Roh, oleh sebab itu, kita harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran. Dengan kata lain, doa dan meditasi saja tidak cukup. Ia tidak dapat berdiri sendiri tanpa kebenaran.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang perbedaan antara meditasi Buddha dan Kristen, tentunya akan lebih baik jika kita terlebih dahulu mengetahui seperti apakah pengertian dan praktek doa atau meditasi yang dilakukan oleh agama Buddha.

Berikut di bawah ini adalah kutipan informasi atau penjelasan tentang Meditasi Buddhis yang saya peroleh dari Wikipedia:

Meditasi Buddhis pada dasarnya berkaitan dengan dua tema: mengubah pikiran dan menggunakannya untuk mengeksplorasi dirinya sendiri dan fenomena lain…Sebagian besar bentuk Buddhisme membedakan antara dua kelas praktek meditasi, samatha dan Vipassana, yang keduanya dibutuhkan untuk mencapai pencerahan.…untuk mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan perhatian tajam…;…mencakup praktek-praktek yang bertujuan untuk mengembangkan wawasan dan kebijaksanaan melalui melihat hakikat dari realitas.

Theravada Buddhisme menekankan pengembangan meditasi kesadaran (sati, lihat misalnya Satipatthana Sutta) dan konsentrasi (samadhi, lihat kammatthana), sebagai bagian dari Delapan Jalan Mulia, dalam mengejar Nibbana (Nirvana).…Mata pelajaran meditasi tradisional yang populer meliputi nafas (anapana) dan cinta kasih (metta).

Dalam Vipassana gaya meditasi kesadaran yang pada awalnya difokuskan pada naik dan turunnya napas dan kemudian (saat respirasi hampir diskors dan pikiran dan hati masih eksis) simbol-simbol sederhana (nyala lilin), bagian tubuh (jempol atau ujung hidung) atau konsep (diberikan demikian mungkin supaya tidak menimbulkan gangguan emosional atau intelektual).

Di sekolah Mahayana Jepang Mahayana, Tendai (Tien-tai), konsentrasi dibudidayakan melalui ritual yang sangat terstruktur. Orang Jepang haiku poet Basho melihat puisi sebagai suatu proses meditasi yang bersangkutan dengan seni menggambarkan penampilan singkat dari diri yang kekal, dari keabadian, dalam keadaan dunia. Kesepian yang lebih dalam dan mungkin lebih mendalam ziarah dari Chaucer digambarkan dalam Canterbury Tales, Basho mencerminkan kematian dalam percampuran puisi dan prosa saat ia melakukan perjalanan ke utara dari kuil ke kuil.

Dalam tradisi ini, tujuan meditasi adalah untuk membangunkan alam dari natur pikiran, dan untuk memperkenalkan praktisi kepada sifat sejati pikiran: kesadaran sejati yang tidak berubah, yang mendasari seluruh hidup dan mati. Karena hanya melalui meditasi Anda dapat melakukan perjalanan untuk menemukan sifat sejati Anda, dan begitu menemukan stabilitas dan kepercayaan diri Anda akan perlu untuk hidup, dan mati, baik.

Sebagian besar tradisi Buddha mengakui bahwa jalan menuju Pencerahan mencakup tiga jenis pelatihan: kebajikan (sila), konsentrasi (dhyana), dan, kebijaksanaan (panna). Dengan demikian, kecakapan meditatif saja tidak cukup, melainkan hanyalah salah satu bagian dari cara.


Dengan kata lain, dalam Buddhisme, bersama-sama dengan pembinaan mental, pengembangan etika dan kebijaksanaan, pemahaman juga diperlukan untuk mencapai tujuan tertinggi.

Berbeda dengan agama Buddha, orang Kristen percaya bahwa manusia (termasuk hati, pikiran dan jiwanya) telah korup atau kehilangan kemuliaan Allah (band. Roma 3:23). Markus pasal 7 ayat 20 sampai 23 mengatakan bahwa dari dalam hati orang timbul dosa-dosa seperti pikiran jahat, percabulan, pencurian, perzinahan, iri hati, hujat, kebebalan, kesombongan, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, doa dan meditasi saja tidak dapat atau tidak akan pernah dapat membawa manusia kepada kesejatian atau kesempurnaan.

Orang Kristen percaya bahwa hanya Tuhan saja yang dapat mengaruniakan hati, pikiran dan hidup yang baru melalui penebusan Kristus. Dengan percaya, mengikut Dia, bertobat, meninggalkan dosa dan membina hubungan yang harmonis dan dekat denganNya, maka manusia akan mengalami transformasi secara rohani dan bertumbuh dari waktu ke waktu. Upaya manusia seperti doa dan meditasi semata tidaklah cukup untuk memperoleh semua itu. Tidak metode pernafasan atau apa pun yang lain.

Orang Kristen percaya bahwa perubahan pikiran manusia mutlak dipengaruhi oleh pembacaan dan pengajaran dari kitab suci mereka yaitu Alkitab. Dengan kata lain, perubahan tersebut bukan produk dari upaya bertapa atau menyendiri ke tempat-tempat yang sunyi atau sepi. Injil Markus pasal 1 ayat 35 sampai 39 menggambarkan bagaimana Yesus berdoa pagi-pagi benar sebelum mengadakan aktifitasnya yaitu memberitakan Injil. Ia tidak tampak seperti seorang pertapa yang sendiri menyendiri seorang diri. Meskipun Ia berdoa dan membaca kitab suci, Ia seringkali dapat ditemui di tengah banyak orang bahkan sangat amat banyak. Ia berinteraksi dengan banyak orang, berkomunikasi, mengajar, mengadakan banyak mujizat, menyembuhkan orang sakit, dan lain sebagainya.

Di samping itu, orang Kristen juga percaya bahwa hikmat dan kebijaksanaan manusia hanya dapat diperoleh melalui pembacaan atau pengajaran Alkitab secara teliti, tepat dan benar (band. 2 Tim 3:16-17, Mzm 119:97-104). Mereka juga tidak mengadakan praktik ramal-meramal seperti yang dilakukan oleh agama atau kepercayaan tertentu**). Satu-satunya ramalan atau prediksi yang dipercayai atau diyakini oleh orang-orang Kristen adalah ramalan atau prediksi tentang akhir zaman. Itupun juga hanya dapat diperoleh melalui pembacaaan Alkitab yang teliti dan benar pula. Orang-orang Kristen percaya bahwa kitab suci mereka yaitu Alkitab adalah merupakan anugerah atau karunia Allah melalui Roh Kudus (band. 2 Pet 1:20-21).

Jadi, kesimpulannya, doa atau meditasi yang dilakukan oleh orang Kristen bukan merupakan tiruan atau pengaruh dari cara atau praktik doa atau meditasi agama Buddha. Dalam hal mencari tempat atau lokasi yang tenang supaya dapat berkonsentrasi mungkin keduanya tampak sama atau serupa tetapi tidak di dalam hal yang mendasar dan esensial seperti pengertian, tujuan, dan caranya. Keduanya tidak sama bahkan sangat amat berbeda antara satu dengan yang lain.


Related links:
*) http://en.wikipedia.org/wiki/Meditation
**)http://en.wikipedia.org/wiki/Divination


Copyright (c) 2009 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Senin, 23 November 2009

Kristen atau Mistisisme?

Ada terdapat dua hal yang mendasar tentang mistisisme. Yang pertama adalah keinginan mencari pengalaman langsung dengan Tuhan dan kedua adalah seluruh kebenaran agama adalah subyektif kepada pencari pengalaman.

Yesaya pasal 59 ayat 2 mengatakan:”…tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” Roma pasal 3:23 mengatakan:”Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Dengan kata lain, manusia terpisah dari Allah karena dosa, sehingga dengan demikian, upaya subyektif manusia seperti mistisisme yaitu mencari pengalaman langsung dengan Tuhan dengan cara meditasi dan lain sebagainya tidak akan pernah berhasil. Apa dasar saya menyatakannya demikian? Yang pertama adalah bahwa hubungan antara manusia dengan Tuhan adalah dimulai dari Tuhan, oleh Tuhan, atas inisiatif Tuhan dan penyataan Tuhan. Ibrani pasal 1 ayat 1 dan 2 mengatakan:

”…Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya,…”

2 Timotius pasal 3 ayat 15 berkata bahwa Alkitab dapat memberi hikmat dan menuntun manusia kepada keselamatan. 2 Petrus 1 ayat 20 sampai 21 mengatakan bahwa Alkitab adalah tulisan yang dihasilkan oleh Roh Kudus. Dengan kata lain, hubungan antara manusia dengan Tuhan hanya akan berhasil dengan atau melalui firmanNya bukan dengan mistisisme atau pencarian pengalaman yang subyektif dengan Tuhan.


Matius pasal 7 ayat 21 sampai 24 menggambarkan kegagalan manusia dalam upaya mereka untuk dapat berkenan di hadapan Tuhan. Mereka menyangka bahwa mereka berkenan dan diterima oleh Dia tetapi sebaliknya mereka ditolak bahkan Tuhan berkata kepada mereka bahwa Ia tidak mengenal mereka. Padahal di ayat 22 disebutkan bahwa orang-orang tersebut berseru-seru kepada Dia, bernubuat demi namaNya, mengusir setan demi namaNya, dan mengadakan banyak mujizat demi namaNya juga. Apa masalahnya? Di ayat 21 dan 24 disebutkan bahwa Tuhan hanya berkenan kepada mereka yang mendengar dan melakukan perkataanNya dan yang melakukan kehendak Bapa di Sorga. Dengan kata lain, firman Tuhan adalah otoritatif dan mutlak dibutuhkan dalam membina hubungan yang harmonis dan akrab dengan Dia, bukan mistisisme atau pencarian pengalaman rohani yang subyektif. Sekalipun mungkin ada terdapat pengalaman-pengalaman rohani yang mempesona, dahsyat dan menggemparkan, tetapi jika itu tidak sesuai dengan firman Tuhan, maka orang Kristen patut menolak dan tidak menerimanya.

Timbul pertanyaan, bagaimana dengan kesaksian Paulus di 2 Korintus 12 ayat 2 sampai 4 yang mengatakan:” Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. Aku juga tahu tentang orang itu, --entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya-- ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.”

Gambaran yang semacam inilah yang seringkali kita dengar dari orang-orang Kristen tertentu yang menganut aliran atau unsur mistisisme di masa kini. Ada terdapat perbedaan yang pokok atau mendasar antara pengalaman Paulus dibandingkan dengan mereka yang seperti itu. Yang pertama, ditinjau dari jabatannya Paulus adalah seorang rasul sedangkan mereka bukan. Yang kedua, ditinjau dari cara mengkomunikasikannya Paulus tampak tidak ingin bermegah tentang pengalaman itu bahkan ia tidak menyebutkan namanya atau dirinya melainkan menyebutnya dengan kata “seorang Kristen”. Sangat berbeda halnya dengan orang-orang Kristen tertentu yang mengkomunikasikan pengalaman yang semacam itu secara besar-besaran melalui media masa seperti radio, televisi, rekaman audio-visual, buku, KKR, seminar, dan lain sebagainya. Yang ketiga, ditinjau dari segi waktu, rasul Paulus hidup di era apostolik, yaitu era pemberitaan firman yang diteguhkan atau di-verifikasi secara langsung dengan mujizat atau tanda-tanda ajaib. Sedangkan di masa kini, tanpa peneguhan atau verifikasi mujizat atau tanda-tanda ajaib lagi yang lain yang baru di masa kini, semestinya firman Tuhan sudah dapat diterima dan tidak perlu diragukan lagi. Ibrani pasal 2 ayat 4 mengatakan:”Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.” Dengan kata lain, peneguhan tersebut terjadi atau dilakukan Tuhan di masa yang lampau bukan di masa kini ataupun di masa yang akan datang. Yang ke-empat, ditinjau dari frekwensinya, pengalaman orang-orang Kristen tertentu di masa kini yang bersaksi tentang pengangkatan atau kunjungannya ke Surga adalah jauh lebih besar dibandingkan dengan Paulus yang adalah seorang rasul. Setahu saya tidak ada ayat yang lain lagi yang menyatakan bahwa Paulus diangkat atau mengunjungi Surga kecuali satu kutipan ayat di surat 2 Korintus pasal 12 tadi.

Selain itu, ada terdapat dua perbedaan besar di antara mistisisme yaitu bahwa mereka menyangkal fakta Inkarnasi Kristus dan mereka juga bahkan menyangkal bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa sebagai penebus atau juruselamat. Mereka tidak percaya pada penebusan dan merasa bahwa mereka dapat dibuat benar dengan Tuhan melalui pengalaman mereka. Hal ini jelas sama sekali bertentangan dan tidak sesuai dengan Alkitab. Yesaya pasal 7 mengatakan bahwa Kristus dikandung oleh Roh Kudus dan lahir dari rahim seorang perawan. Ia disebut Yesus (Juruselamat) dan Immanuel (Allah beserta kita). Yesaya pasal 9 mengatakan bahwa Kristus adalah Allah yang Perkasa dan Bapa yang Kekal. Mikha pasal 5 mengatakan bahwa Ia akan lahir di Betlehem tetapi permulaannya sudah ada sejak dahulu kala. Di Yohanes pasal 8, Yesus berkata bahwa Ia sudah ada sebelum Abraham. Di pasal-pasal yang lain di Injil Yohanes, Yesus menyebut diriNya dengan “I AM” kata yang sama yang disebutkan oleh Allah Abraham, Ishak dan Yakub kepada nabi Musa. Sebutan itulah yang membuat geram orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat sehingga ingin melemparnya dengan batu. Sebutan itu juga yang membuat orang-orang yang ingin menangkapNya menjadi mundur dan jatuh ke tanah (band. Yoh 18:6). Dari sejumlah ayat tadi dapat disimpulkan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah (the second member of trinity) yang ber-inkarnasi menjadi manusia. Ia adalah Allah di dalam daging (God in human flesh). Ia adalah 100% Allah dan 100% manusia (fully man and fully God).

Yohanes pasal 5 ayat 22 sampai 23 mengatakan:”Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.”

Kesimpulannya, Kristen sesungguhnya adalah berbeda dengan mistisisme meski dibungkus dengan nama, sebutan atau panggilan Kristen.




Copyright (c) 2009 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Kamis, 19 November 2009

Akhir Zaman - Tanda dan Waktunya

Sesuai rencana, seharusnya saya melanjutkan pembahasan tentang Menjadi Kristen yang Sejati – Bagian yang ke-4. Tetapi, karena situasi tertentu, untuk sementara saya menunda dan menggantikannya dengan pembahasan tentang Akhir Zaman. Ada sejumlah pertimbangan mengapa saya memutuskannya demikian. Yang pertama adalah sebagai koreksi, yang kedua adalah sebagai antisipasi, dan yang ketiga adalah mencermati momen. Apakah maksud saya? Terhadap isu tentang akhir zaman dan film “2012”, ada terdapat koreksi yang muncul ke permukaan sebagai hasil pembacaan Alkitab yang teliti. Koreksi yang pertama adalah bahwa Alkitab tidak menyebutkan tanggal dan hari kapan akhir zaman itu akan terjadi. Di Matius 24:36, Yesus berkata:

“Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.”

Selain soal tanggal, hari atau waktu, juga adalah soal seperti apa dan bagaimana akhir zaman itu terjadi. Film 2012 hanya menggambarkan kehancuran alam semesta – banjir, gempa bumi, kejatuhan meteor, materi, benda-benda langit, dan sebagainya. Meskipun hal tersebut memang disebutkan di Alkitab tetapi akhir zaman bukanlah hanya atau tentang itu saja tetapi juga tentang politik, ekonomi, dan religi dunia.

Patut diakui, film “2012” menunjukkan kemampuan dan daya cipta perfilman yang luar biasa. Secara teknis, gambar, effect, sound, dan sebagainya sungguh sangat mengagumkan. Salah seorang teman mengatakan bahwa film tersebut sangat menegangkan baginya mulai dari awal pemutarannya hingga selesai. Tetapi saya mencermati bahwa informasi atau pengetahuan yang benar tentang akhir zaman semestinya memberikan arah dan tujuan yang jelas bagi orang-orang Kristen.

Secara historis, ada terdapat orang-orang Kristen yang terjebak di dalam rasa penasaran dan upaya yang luar biasa mencari tanggal, hari dan waktu kapan Yesus akan datang untuk keduakalinya. Ada yang terjebak di dalam perasaan takut, kuatir, atau panik, tanpa sikap atau respon yang benar. Ada juga yang berspekulasi secara berlebihan terhadap angka “666” sehingga tanpa disadari telah mengartikan atau menerjemahkan angka tersebut sesuka hati bahkan 'membabi-buta'. Di ekstrim yang lain, orang-orang tertentu menipu dan tertipu secara financial, berhenti bekerja, menyerahkan harta benda kepada pemimpin sekte, dan lain sebagainya. Dan ada juga orang-orang Kristen yang kurang menaruh minat terhadap topik tersebut dan tampaknya menghindari pembahasan atau pengajaran tentang akhir zaman. Padahal, tentu saja, informasi atau pengetahuan tersebut dianugerahkan Tuhan secara khusus dan special kepada orang-orang Kristen disertai dengan arti dan tujuan yang jelas, penting dan sangat dibutuhkan, asalkan dipelajari secara teliti, hati-hati, dan yang terpenting, penjelasan atau interpretasi tersebut haruslah alkitabiah.

Yesus sendiri jelas mengajarkan tentang sikap yang harus kita punyai terhadap akhir zaman dan terhadap kedatanganNya yang kedua kali. Yang pertama adalah berjaga-jaga, yang kedua adalah siap sedia dan yang ketiga adalah setia sampai akhir (band. Mat 24:42-46). Ia mengajarkan keduanya baik informasi dan pengetahuan tentang akhir zaman dan sikap yang benar, bukannya ekstrim dari salah satu saja.


(bersambung)



Untuk lebih jelas lagi, ikuti interpretasi NMQT (Never Missing Quiet Time) tentang Akhir Zaman atau Weekly Study Bible sesuai waktu yang ditentukan bersama. Info & keterangan, silakan menghubungi: Sdr. Naek - NeverMissing QuietTime

Jumat, 13 November 2009

Menjadi Kristen yang Sejati (Bagian 3)

Di artikel sebelumnya, kita sudah mempelajari empat tanda atau ciri Kristen yang sejati yaitu bahwa mereka menyangkal diri dan memikul salib setiap hari, bahwa preferensi mereka adalah Kristus, bahwa mereka adalah orang-orang yang belajar menyerupai Kristus dan mereka bertumbuh dari waktu ke waktu.

Sekarang kita sampai kepada tanda yang kelima yaitu bahwa Kristen yang Sejati adalah orang yang rela menderita bersama dengan Kristus. Matius pasal 10 ayat 24 sampai 25 mengatakan:

”Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.”

Dengan kata lain, jika seseorang, kelompok, golongan, atau suatu bangsa menolak Kristus, tidak menyukaiNya, tidak menghormati atau menghargaiNya, maka murid-muridNya pun akan mengalami hal yang sama. Mereka juga tidak akan dihormati atau dihargai. Seperti halnya seorang hamba yang tinggal di rumah seorang tuan. Jika tuannya disebut “Beelzebul”, maka hamba tersebut tentu saja akan disebut hamba Beelzebul atau semacamnya.

Sejarah mencatat bahwa penganiayaan-penganiayaan terhadap orang-orang Kristen memang terjadi di berbagai belahan dunia di sepanjang masa. Sejak zaman para rasul, zaman ini, dan di masa yang akan datang. Jumlahnya pun dapat mencapai jutaan jiwa per wilayah per masa penganiayaan. Contohnya di Uni Soviet ada terdapat lebih dari 21 juta korban jiwa, di Sudan lebih dari 1,5 juta jiwa, di Anatolia, Syria dan Mesopotamia sekitar 1,5 juta jiwa. Saya tidak dapat menuliskannya satu per satu karena catatannya yang relatif banyak*). Dan bahkan, lebih daripada itu, di Matius pasal 24 ayat 21, Yesus berkata tentang siksaan di masa yang akan datang:

”Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.”

Terhadap siapakah yang dimaksud dengan “siksaan yang dahsyat” tersebut? Wahyu pasal 6 ayat 9 mengatakan:”…aku (rasul Yohanes) melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.” Dengan kata lain, siksaan yang dahsyat tersebut adalah terhadap orang-orang Kristen.

Anda mungkin bertanya, apakah alasannya sehingga orang-orang Kristen mengalami hal semacam itu? Yohanes 15 ayat 25 mengatakan:”…mereka membenci Aku tanpa alasan.” Ayat 18 mengatakan:”Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.” Ayat 21:”…semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena namaKu…” Di Yohanes 17 ayat 15, Yesus berkata bahwa murid-muridNya bukan dari dunia, sama seperti Dia bukan dari dunia. Dengan kata lain, alasan mengapa orang-orang Kristen disiksa dan dianiaya adalah hanya karena Kristus bukan yang lain.

Saya percaya bahwa Yesus tidak bertujuan untuk menakut-nakuti atau mengkondisikan orang-orang Kristen di dalam perasaan atau suasana hati yang takut. Tetapi justru untuk memersiapkan hati mereka supaya tidak takut, kecewa, dan menolak Dia (band. Mat 10:26,28,31; Yoh 16:1).

Yesus berkata:”…janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” (lih. Mat 10:28).

Tanda atau ciri yang ke-enam dari orang Kristen yang sejati adalah “tidak malu”. Di dalam hal apa? Di dalam mengakui Kristus di depan manusia. Orang Kristen yang sejati tidak akan malu mengakui Kristus. Mereka tidak akan menyembunyikan kekristenan mereka. Mereka tidak bersikap seperti bunglon, tidak bermuka dua, tidak hanya rohani di dalam ruang atau gedung gereja atau saat kebaktian saja tetapi di manapun mereka berada di setiap waktu. Matius pasal 5 ayat 14 sampai 16 mengatakan:

"Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Ayat ini semakin memperjelas dan meng-konfirmasi bahwa orang Kristen semestinya tidak malu terhadap Kristus.

Tanda atau ciri yang ketujuh dari orang Kristen yang sejati adalah berserah total kepada Kristus. Matius pasal 10 ayat 39 mengatakan:

”Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”

Ini adalah sebuah paradox. Paradox tentang hidup dan mati. Manusia pada umumnya memang selalu mengira bahwa hidup adalah upaya diri sendiri, untuk diri sendiri dan demi diri sendiri. Tetapi Yesus berkata bahwa setiap orang yang ingin memperoleh hidup, ia harus rela kehilangan nyawanya karena Dia. Dengan kata lain, mereka berserah total kepadaNya. Saya percaya bahwa manusia memang tidak akan pernah dapat memperoleh hidup tanpa Tuhan. Mereka tidak dapat mengupayakannya sendiri, untuk diri sendiri atau demi diri sendiri. Itulah sebabnya mengapa mereka layak kehilangan nyawa mereka karena Dia. Bagi Tuhan, tampaknya hal itu tidaklah berlebihan. Di Matius 16 ayat 26, Yesus memperjelas hal ini dengan mengatakan:

”Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”

Dengan kata lain, Yesus berkata bahwa tidak ada lebih penting atau berharga di dalam hidup manusia selain hidup yang kekal. Tidak uang, karir, pekerjaan, usaha, bahkan seluruh dunia sekalipun. Keberhasilan atau kesuksesan memperoleh semuanya hal itu tidak dapat menggantikan hidup yang kekal yang jauh tak ternilai harganya.

Yesus menggambarkan kondisi dunia pada akhirnya adalah seperti berikut:

“…matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.” (lih. Mat 24:29-30).

Melalui gambaran tentang akhir dunia tersebut, maka semestinya dapatlah kita memilih dan memutuskan dengan benar yaitu menjalani hidup dengan berserah total sepenuhnya kepada Kristus.

Jadi, tanda-tanda atau ciri Kristen yang sejati adalah bahwa mereka menyangkal diri dan memikul salib setiap hari, bahwa preferensi mereka adalah Kristus, mereka adalah orang-orang yang belajar menyerupai Kristus, mereka bertumbuh dari waktu ke waktu, rela menderita bersama dengan Kristus, tidak malu mengakui Dia di depan manusia atau publik, dan mereka berserah total sepenuhnya kepada Kristus.


(bersambung)


Related link: http://en.wikipedia.org/wiki/Persecution_of_Christians


Copyright © 2009 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/


Jumat, 06 November 2009

Menjadi Kristen yang Sejati (Bagian 2)

Di artikel pertama, saya sudah menjelaskan tentang tanda atau ciri yang pertama dari seorang Kristen yang Sejati yaitu menyangkal diri dan memikul salib (band. Luk 9:23). Saat ini kita lanjutkan kepada tanda atau ciri yang kedua yaitu preferensi. Preferensi dari seorang Kristen yang sejati adalah Kristus. Apakah artinya? Artinya adalah bahwa seorang Kristen yang sejati tidak mempunyai hal yang lebih penting, lebih utama, lebih berharga, atau lebih dikasihi dibanding dengan Kristus. Di Lukas 14:26, Yesus berkata:

”Jikalau seorang datang kepada-Ku dan Ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki, perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Kata “membenci” digunakan oleh Yesus di dalam perbandingan terhadap orang lain yang terdekat termasuk nyawa atau diri kita sendiri. Dengan kata lain, di dalam perbandingan terhadap orang-orang terdekat, yang paling kita kasihi, yang paling kita hargai, yang paling kita anggap penting atau berharga, atau yang paling kita utamakan, Kristus adalah jauh di atas segalanya.

Di dalam diskusi Alkitab saya mengenai hal ini, biasanya saya menjelaskan bahwa sesungguhnya orang Kristen yang sejati adalah orang yang normal atau waras. Mereka bukanlah orang yang marah, dendam, pahit, atau geram terhadap keluarga, sanak family atau diri sendiri. Mereka bukanlah orang yang tidak peduli, tidak mau tahu, atau tidak memerhatikan segala sesuatu termasuk lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Sebaliknya, orang Kristen yang sejati adalah seorang pengelola yang baik di dalam kehidupannya. Matius pasal 25 ayat 14 sampai 30 menggambarkan hal tersebut yaitu tentang perumpamaan tentang talenta. Bedanya, dibandingkan dengan orang yang lain, orang Kristen yang sejati tidak menganggap apapun atau sesuatupun lebih penting, lebih utama, lebih berharga, atau lebih layak untuk dikasihi dibandingkan dengan Kristus, termasuk diri atau nyawa sendiri sekalipun. Jika diperhadapkan di dalam pilihan atau situasi antara Kristus dengan yang lain, maka seorang Kristen yang sejati tentu atau pasti akan memilih Kristus, bahkan dengan sangat mudah.

Sikap ini tentunya akan tercermin di dalam tindakan. Seseorang tidak dapat menyatakan bahwa ia lebih mengasihi Kristus atau mengutamakan Dia padahal tidak tercermin atau terbukti di dalam tindakan atau kehidupannya sehari-hari.

Berikut ini adalah ekspresi sikap yang tercermin di dalam tindakan atau kehidupan sehari-hari dari seorang Kristen yang sejati:
1. Berdoa setiap hari
2. Membaca Alkitab setiap hari
3. Bersekutu atau berjemaat
4. Meninggalkan dosa
5. Dan lain-lain

Saya lebih suka menyebut tindakan-tindakan tersebut di atas sebagai ekspresi sikap bukan semacam tindakan-tindakan wajib yang bersifat legalistis. Mengapa? Karena ekspresi sikap sesungguhnya mengandung cakupan yang sangat luas dan menunjukkan banyak sekali ragam jenis tindakannya. Ia tidak terbatas tindakan dan bebas legalisme. Contohnya, orang yang berdoa setiap hari belum tentu mengasihi Tuhan atau mengutamakan Dia. Tetapi, orang yang mengasihi Tuhan atau mengutamakan Dia lebih dari segala sesuatu, pastilah akan berdoa setiap hari.

Selanjutnya, tanda atau ciri yang ketiga dari Kristen yang sejati, selain menyangkal diri dan memikul salib, mengasihi dan mengutamakan Kristus di atas segalanya, adalah sikap belajar menyerupai Kristus. 1 Yohanes 2:6 mengatakan:

”Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”

Sikap tersebut adalah wajib atau mutlak bagi setiap orang Kristen. Pernyataan ini tentu saja bukan tidak berdasar, bukan pula berdasarkan atas penilaian atau penerimaan publik tetapi atas prinsip dan pernyataan-pernyataan yang sederhana, jelas dan ekplisit oleh Alkitab. Seorang Kristen yang sejati adalah seorang yang belajar dan bertumbuh menyerupai Kristus. Jika tidak demikian, maka tentu saja orang tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai seorang Kristen yang sejati.

Setelah mengadakan diskusi dengan cukup banyak orang dalam kurun waktu yang relatif lama, saya menyimpulkan bahwa orang-orang di masa kini tidak mengalami kesulitan untuk menggambarkan sifat atau karakter Yesus. Mereka bahkan dengan mudah menggambarkannya. Di dalam diskusi kelompok di satu kesempatan, saya meminta pendapat orang-orang yang hadir tentang seperti apakah karakter Yesus menurut mereka. Dengan mudah sejumlah orang menyebutkan satu per satu karakter Yesus yaitu bahwa Ia mengasihi, sabar, penuh penguasaan diri, tegas, berani, suci, rendah hati, penuh pengampunan dan belas kasihan, dan lain sebagainya. Pertanyaannya sekarang, apakah orang-orang Kristen di masa kini fokus memelajari hal tersebut sehingga mereka menyerupai Kristus atau hanya sekadar mengetahui atau mengagumi karakter Dia semata?

Salah seorang teman yang berdiskusi Alkitab dengan saya pernah mengakui secara jujur bahwa ia mulai merasakan beban, tantangan, dan pergumulan setelah mengikuti tiga atau empat kali pertemuan diskusi. Beban, tantangan atau pergumulan yang dimaksud tentu saja bukan yang bersifat kerumitan intelektual atau semacamnya tetapi saat belajar untuk berubah dan mengalami transformasi karakter atau kebiasaannya. Contohnya, dari seorang yang pemarah menjadi sabar dan penuh penguasaan diri; dari yang berpikir jahat atau negatif menjadi penuh kasih dan pengampunan; dari yang cabul menjadi murni, dan lain sebagainya.

Sekarang, tanda yang ke-empat adalah “bertumbuh”. Orang Kristen yang sejati pasti akan bertumbuh. Mengapa? Karena mereka belajar dari waktu ke waktu. Jika seorang Kristen tidak bertumbuh, maka apa dan bagaimana ia belajar menjadi suatu tanda tanya yang sangat besar. Di Injil Markus 9 ayat 9, Yesus pernah menegur murid-muridNya dengan berkata:

"Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"

Dengan kata lain, Yesus mengharapkan pertumbuhan iman murid-muridNya seiring berjalannya waktu. Di Markus pasal 4, Yesus memberikan perumpamaan tentang benih yang mati dan benih yang bertumbuh dan berbuah. Di Kisah Para Rasul, Lukas mencatat pertumbuhan jumlah anggota jemaat yaitu murid-murid Kristus dari waktu ke waktu (band. Kis 2:47; 6:1,7). Surat-surat Paulus pun juga demikian, banyak berbicara tentang doa, impian, dan harapannya terhadap jemaat supaya mereka bertumbuh di dalam pengetahuan, hikmat, dan pengertian yang benar tentang Tuhan. Surat 1 Petrus pasal 2 ayat 2 berbicara tentang nutrisi pertumbuhan rohani yaitu firman Tuhan. Surat Ibrani pasal 5 ayat 12 berbicara bahwa orang-orang Kristen seharusnya bertumbuh menjadi pengajar Alkitab yang cakap terhadap orang lain seiring berjalannya waktu. Jadi, melalui ayat-ayat tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa orang-orang Kristen bukan saja harus bertumbuh secara karakter atau pribadinya tetapi juga seharusnya bertumbuh menjadi pengajar yang cakap sehingga dapat menolong, membimbing, dan menuntun orang lain kepada keselamatan dan pertumbuhan rohani.

Sekali lagi, tanda atau ciri Kristen yang sejati adalah bahwa mereka menyangkal diri dan memikul salib setiap hari, bahwa preferensi mereka adalah Kristus, bahwa mereka adalah orang-orang yang belajar menyerupai Kristus dan mereka bertumbuh dari waktu ke waktu.


(bersambung)



Copyright © 2009 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/