Senin, 23 Februari 2009

KITAB PENTATEUKH

Bacaan: Kolose 2:17

semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.

Perjanjian Baru tidak lengkap tanpa Perjanjian Lama. Demikian pula Perjanjian Lama tanpa Perjanjian Baru adalah seperti bayangan tanpa wujud. Dengan kata lain keduanya tidak dapat dipisahkan.

Bayangkan saja apa jadinya Alkitab tanpa Kitab Kejadian? Tidak berlanjut, bukan? Tidak akan ada Kitab Keluaran sampai dengan Wahyu tanpa kitab pertama yang berisi tentang penciptaan dan kejatuhan manusia tersebut. Mengapa? Karena kejadian di Taman Eden adalah awal janji kedatangan Mesias dan keselamatan (band. Kej 3:15).

Meski tidak diketahui siapa penulisnya, Kitab Kejadian punya konfirmasi yang sangat kuat dari para nabi, bangsa Yahudi, para rasul, dan Yesus Kristus. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak menerimanya sebagai bagian Kitab Suci. Seperti halnya Kitab Ibrani, Kitab Kejadian dikenali berdasarkan isi atau tulisannya. Dan sejumlah besar pakar Kristen atau Sejarah pun dengan jujur mengakui bahwa mereka tidak tahu siapa orang yang menulis kitab yang berumur ribuan tahun tersebut (1440-1400 SM) kecuali oleh Roh Kudus (band. II Pet 1: 20-21).

Bagaimana dengan Kitab yang lain dari Pentateukh? Kitab Keluaran sampai dengan Ulangan ditulis oleh Musa. Keluaran berisi tentang bangsa Israel yang bertambah banyak jumlahnya di Mesir dan keluar dari sana menuju Tanah Perjanjian. Imamat bertema seputar kekudusan dan penebusan dari dosa. Sedangkan Bilangan dan Ulangan berisi tentang perjalanan dan perjuangan menuju Tanah Perjanjian sebagai gambaran dari perjalanan dan perjuangan rohani di masa Perjanjian Baru.

Gambaran atau bayang-bayang dari wujud yang akan datang yaitu Kristus juga dirincikan seperti berikut di bawah ini:
1. Abraham dan Isak menggambarkan tentang Bapa yang mengaruniakan anak-Nya yang tunggal (band. Yohanes 3:16).
2. Di Pentateukh, Musa memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir menuju Tanah Perjanjian. Di PB, Yesus memimpin manusia meninggalkan perbudakan dosa dan pergi keluar menuju keselamatan yaitu hidup yang kekal di Sorga.
3. Bangsa Israel menggambarkan tentang Jemaat Kristen atau pengikut Kristus.
4. Musa terancam mati ketika ia masih bayi. Yesus pun demikian oleh Raja Herodes.
5. Musa adalah Gembala. Yesus adalah Gembala (band. Yoh 10)
6. Di Pentateukh, Musa menaruh darah di depan pintu rumah bangsa Israel. Di PB, Yesus disalib, darah-Nya melindungi orang yang percaya dari hukuman yang akan datang.
7. Di Pentateukh, bangsa Israel menyeberang Laut Merah. Di PB: Baptisan orang yang bertobat di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus (band. Mat 28:19-20; Kis 2:38).
8. Imam Harun mempersembahkan korban penghapus dosa. Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai Imam Besar dan Korban Penebus atau Penghapus Dosa.
9. Dan lain-lain.

Penggenapan Perjanjian Lama seperti tertulis di atas bukanlah di-interpretasikan secara subjektif oleh para rasul tetapi oleh penjelasan Yesus dan dorongan Roh Kudus (band. Luk 23:32; Kis 1:3; II Pet 1:20-21). Dengan demikian dapat disimpulkan lagi bahwa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah berasal dari Allah.

Semua ini menunjukkan betapa Allah bekerja dan berupaya menyelamatkan manusia. Ia berjanji dan menepati-Nya. Ia menyatakan bahwa Ia akan mengalahkan si jahat melalui keturunan Adam yaitu Kristus yang disebut dengan Anak Manusia. Karena Ia adalah Allah yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana, Maha Kudus, Sabar dan Mengasihi manusia.

Dan setelah semuanya rampung ditulis, Kitab Pentateukh, Kitab-Kitab di PL dan PB menggambarkan hasil akhirnya yaitu Kristus sebagai Penebus dan Juruselamat manusia.

How ‘beautiful’ is the Mind of God (Romans 11:33)!

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa punya keyakinan yang dalam terhadap firman Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Senin, 16 Februari 2009

Sabtu, 14 Februari 2009

DOSA (Don’t Sin Again) Part 2

Untuk lebih jelas tentang pandangan Kristen tentang “dosa”, mari pelajari lebih lanjut.

Adam dan Hawa melanggar perintah Tuhan dengan memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Mereka mati. Bukan jasmani tetapi rohani. Hubungan terputus. Mereka keluar dari Taman Eden. Terpisah dari Allah. Persis seperti yang dijanjikan jika mereka melanggar perintah-Nya. Lihat dan bacalah ayat Kejadian 2:16-17 berikut ini:

Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.

Anda mungkin pernah bertanya mengapa Allah memberi perintah kepada manusia untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat? Atau, pernahkah Anda berpikir apa jadinya manusia jika Allah tidak memberi perintah atau larangan? Jika tidak ada perintah atau larangan maka tidak ada yang perlu dipatuhi, tidak ada yang perlu didengarkan, tidak ada yang perlu di-ikuti, tidak ada otoritas. Manusia menjadi pribadi yang terpisah dari Allah. Tanpa hubungan dengan-Nya. Bebas sebebas-bebasnya. Tidak ada yang perlu dipilih. Tidak ada yang perlu diputuskan. Tidak ada hubungan. Tidak ada kasih terhadap Dia.

Cobalah pikirkan kembali tentang perintah Allah kepada Adam dan Hawa. Apakah perintah yang Allah berikan adalah perintah yang mustahil untuk dipatuhi? Mereka mempunyai banyak buah dari pohon-pohon yang ada di taman. Allah tidak memberikan perintah untuk mencapai target, prestasi atau pencapaian tertentu melainkan hanya untuk tidak memakan buah dari satu pohon di antara banyak pohon yang lain. Dan Iblis menggoda Hawa dengan menggunakan satu pohon itu untuk membawa manusia jatuh ke dalam dosa. Ia berkata bahwa jika ia memakan buah itu maka ia akan menjadi seperti Allah. Sebenarnya godaan itu berasal dari dalam diri si iblis. Ia ingin menjadi seperti Allah (band. Yes 14:12-15).

Jawaban Hawa kepada Iblis menunjukkan bahwa ia tidak tahu dengan tepat dan benar tentang perintah Allah. Bacalah apa yang ia katakan kepada Iblis di Kej 3:2-3

Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu:”Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.

Ada 3 (tiga) hal yang berbeda dari perintah Allah yang sebenarnya. Perbedaan itu berupa penambahan, pengurangan, dan pernyataan yang tidak spesifik. Hawa tidak menyebutkan buah pohon pengetahuan tetapi buah pohon yang ada di tengah-tengah taman. Ia menambahkan kata “raba” dan mengatakan “nanti” bukan “pasti”. Tidak heran mengapa Hawa akhirnya memakan buah itu karena iblis memanfaatkan kekurangan atau kelemahannya. Apalagi Adam tidak berada di sisinya. Dan entah dari mana saja ia sehingga baru saja datang ketika Hawa telah memakan buah pohon itu. Lagipula, Adam langsung memakannya tanpa bertanya atau berbicara panjang lebar tentang Hawa dan tentang buah itu.

Dari kisah tentang Adam dan Hawa tadi, dapat disimpulkan bahwa manusia melanggar atau tidak patuh terhadap perintah Allah. Sikap atau tindakan semacam itu disebut “dosa” yang dalam bahasa Ibrani disebut dengan “hamartia” yaitu “meleset” atau “tidak tepat sasaran” atau “tidak mengenai target”. Dengan kata lain, Adam dan Hawa meleset, menyimpang, tidak tepat, tidak mengenai target atau sasaran yaitu kehendak Allah.

Sebagai kelanjutan dan realitanya sampai saat ini, semua manusia telah berdosa. Hal ini ditegaskan dalam Roma 3:23. Anda dapat melihat bukti atau faktanya lewat berbagai media, televisi, radio, surat kabar, internet dan lain-lain. Juga di lingkungan Anda, tetangga, keluarga, sahabat, teman-teman, dan lebih dekat lagi, Anda sendiri bukan? Benar. Anda dan saya telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

Inilah situasi dan kondisi rohani yang Anda dan saya alami saat ini. Anda dan saya harus meninggalkan dosa-dosa itu dengan cara Allah yaitu bertobat dan kembali kepada Dia. Karena dosa bukan persoalan yang sepele semacam energi negative atau efek dari kondisi rohani yang rendah belaka. Jika demikian Yesus tentunya tidak perlu mati di atas salib untuk menebus Anda dan saya.

Jadi, lepaskan, tinggalkan dan jauhilah dosa dan takutlah kepada Allah karena Ia adalah Maha Kudus dan Maha Benar.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa melepaskan dosa, meninggalkan dan jauhinya. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

DOSA (Don’t Sin Again) Part 1

Ketika kata “dosa” disebutkan dalam perbincangan antar agama, tentunya manusia mempunyai kesamaan pandangan dalam banyak hal. Contohnya tidak setuju terhadap tindakan atau perbuatan kriminal yang keji dan tidak manusiawi seperti pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan, dan semacamnya. Tetapi tidak sedikit pula perbedaan yang ada di antara mereka. Mengapa? Tentunya karena pengertian yang berbeda terhadap “dosa”.

Jika di dalam agama Islam, tidak melakukan aktifitas religius adalah dosa tetapi di dalam agama yang lain tidak demikian. Jika di dalam agama Islam adalah dosa jika tidak berdoa, tidak membayar zakat, tidak berpuasa di bulan Ramadan tanpa alasan, tidak naik Haji padahal mampu, tidak melindungi diri dari air seni, mengenakan emas (bagi pria), tidak berdoa di Jamaah atau berdoa sendiri tanpa suatu alasan, tidak sholat Jumat dengan persisten tanpa alasan. Tetapi, sekali lagi, tidak demikian halnya agama-agama yang lain.

Contohnya orang Kristen. Mereka percaya bahwa dosa berasal dari dalam hati. Dari sana timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan dan semacamnya. Dengan kata lain, tindakan atau perbuatan dosa adalah buah atau hasil dari hati atau keinginan yang jahat. Lebih jelas lagi, baca dan simaklah ayat Matius 5:28 berikut ini:

Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.

Dengan demikian, bagi orang Kristen, penilaian jahat tidaknya seseorang dinilai lebih awal atau lebih jauh yaitu dari hati bukan semata dari tindakan atau perbuatannya saja.

Demikian pula ditinjau dari tingkat ketakutan “berbuat dosa”, orang Kristen dan orang Islam berbeda dibanding dengan agama-agama yang lain. Mereka punya potensi “takut” yang paling tinggi atau besar. Karena bagi mereka “berbuat dosa” adalah pelanggaran atau penentangan terhadap kehendak Allah yang dapat berakhir fatal yaitu “masuk neraka”. Tidak demikian halnya dengan agama Budha atau Hindu. Karena menurut mereka, “dosa” hanyalah sebuah tindakan yang salah, yang negative, atau ketidaktahuan. Akibatnya pun bukanlah neraka tetapi karma yaitu akibat yang setara atau setimpal dengan perbuatan yang dilakukan. Sesuatu seperti “teori sebab-akibat”. Contohnya: kemalasan mengakibatkan kemiskinan, kualitas hidup yang rendah, dan semacamnya.

Ada pula orang Kristen tertentu yang tidak percaya neraka seperti Saksi Yehovah. Bagi mereka, dosa tidak membawa manusia masuk ke sana ke dalam “api yang tak padam” tersebut. Melainkan, akan hilang lenyap bersama dengan orang yang berdosa. Sedang orang yang ke sorga berjumlah 144.000 orang saja dan yang lain yaitu yang diselamatkan akan dibangkitkan dan tinggal di bumi yang telah diperbaharui. Sedikit berbeda dengan agama Katolik. Bagi mereka, dosa yang tidak fatal tidak membawa manusia ke neraka tetapi ke purgatory atau api penyucian sebelum masuk ke sorga. Tetapi dosa yang fatal yaitu menolak dan menentang Allah akan berakibat fatal pula bagi yang melakukannya, yaitu, masuk ke dalam neraka.

Bagaimana dengan atheis? Masing-masing di antara mereka tidak punya pengertian yang jelas tentang “dosa”. Satu sama lain mempunyai pengertiannya sendiri-sendiri. Walau mungkin ada terdapat di antara mereka yang punya etika hidup tetapi tampaknya tidak akan lebih dari tingkatan itu bahkan mungkin tidak ber-etika atau bermoral sama sekali.

Tidak berarti pula bahwa orang Kristen adalah orang yang paling bermoral atau paling beretika. Karena tentu ada terdapat orang yang menyandang sebutan “Kristen” tetapi tidak tahu menahu sama sekali tentang “dosa” seperti yang dimaksud oleh Kitab Suci. Di samping itu, mengerti arti “dosa” secara intelektual dan meninggalkan dosa adalah dua hal yang berbeda.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa melepaskan dosa, meninggalkan dan jauhinya. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.


Referensi: Wikipedia

Senin, 09 Februari 2009

IA INGIN ENGKAU KEMBALI

Bacaan: Ibrani 1:1-2

1:1 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,
1:2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.

Karena manusia telah jatuh ke dalam dosa maka mereka tidak dapat mengenal Allah. Mereka terpisah dari-Nya (band. Yes 59:1-2). Sehingga pengenalan akan Allah hanya mungkin dimulai pertama-tama dari Allah sendiri. Ia yang pertama harus menyatakan diri-Nya. Dan memang demikian yang telah terjadi bahwa Ia menyatakan diri-Nya berulangkali dengan pelbagai cara berbicara, dengan perantaraan nabi-nabi, melalui penglihatan, symbol, perumpamaan, puisi, prosa, dan lain-lain.

Suatu tindakan Allah yang tidak mudah. Juga tidak singkat waktunya. Ia telah melakukannya lebih dari 1800 tahun (dari Ayub 2200 SM s/d Nehemia 400 SM). Karena Ia ingin Anda dan saya mengenal-Nya dengan sempurna. Mengenal karakter-karakter-Nya. Bahwa Ia Allah yang Maha Kuasa, Maha Baik, Maha Tahu dan Bijaksana, Allah yang Maha Kudus, Benar & Adil, Allah yang Cemburu, Penuh Kasih Karunia, Maha Memerintah, Juruselamat, Tak Berubah, Penuh Sukacita, Tidak Kelihatan, Maha Pengampun, Kekal, Maha Mengasihi, Maha Mulia, dan Maha Mulia. Semua itu nyata bagi kita melalui Alkitab Perjanjian Lama.

Ditambah lagi dengan zaman Perjanjian Baru, Allah berbicara melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Melalui pesan Anak-Nya, rasul-rasul-Nya, pelayanan-Nya, Jemaat dan murid-murid-Nya.

Semua ini menunjukkan betapa Allah sangat peduli terhadap manusia. Ia sangat mengasihi manusia termasuk Anda dan saya. Ia mengejar Anda dan cinta Anda. Seperti digambarkan di dalam sejumlah kisah dan perumpamaan di Alkitab. Seperti Hosea yang mengejar Gomer. Seperti perempuan yang mencari dirham. Seperti gembala yang mencari domba yang hilang. Seperti Bapa yang mengangkat jubahnya berlari menjemput Anak-Nya yang kembali. Seperti pria yang menjual habis harta miliknya untuk dapat membeli harta yang terpendam.

Allah berinisiatif. Ia mengejar Anda karena Ia mengasihi Anda dan saya.

Kebenaran ini sangat nyata dalam hidup kita. Anda dapat mengalami dan merasakan kasih-Nya. Atau Anda pun mungkin telah mengalaminya. Seperti saya. Sekian lama saya sadari betapa Allah membawa saya kembali kepada-Nya, menuntun saya meninggalkan ide-ide materialisme, kesombongan, cita-cita duniawi dan egoisme. Meski semula saya tidak menyetujui-Nya dan berat meninggalkan dosa-dosa saya untuk mengikut Dia, Ia tetap sabar dan penuh pengharapan.

Anda mungkin bertanya, mengapa demikian lama dan mengapa dengan perantaraan Anak-Nya? Itu adalah solusi brilliant Allah. Ia ingin menolong Anda karena Ia sangat mengasihi Anda tetapi Ia dibatasi oleh kekudusan-Nya. Ia tidak punya banyak cara kecuali mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, yang datang ke dunia, menjelma menjadi manusia, membuka jalan, membawa dan menuntun Anda dan saya untuk kembali kepada-Nya. Melalui pengorbanan dan penderitaan-Nya, dengan darah-Nya di atas kayu salib, Ia ingin menebus dan membawa kita pulang kembali kepada-Nya.

Kembali? Bagaimana? Seperti Apa? Mungkin Anda kurang mengerti.

Akan saya jelaskan lebih lanjut. Kata “kembali” dalam bahasa Ibrani disebut “teshuvah” yang biasa digunakan untuk menyebut kata “bertobat”. Kata “bertobat” itu sendiri dalam bahasa Yunani disebut dengan “metanoia” yang berarti perubahan pikiran dan hati yang dibarengi perubahan diri termasuk tindakan, perilaku, perbuatan, kebiasaan, karakter, dan lain-lain.

Jadi, kembali kepada Allah berarti bahwa Anda berubah pikiran dan hati Anda. Berubah dari dosa kepada Allah. Berubah dari tindakan, perilaku, perbuatan, kebiasaan, dan karakter Anda yang tidak berkenan kepada-Nya.

Kembalilah!

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa kembali kepada Engkau. Agar dapat senantiasa berubah pikiran dan hati hamba dari dosa kepada Engkau. Berubah dari tindakan, perilaku, perbuatan, kebiasaan, dan karakter hamba yang tidak berkenan kepada Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.



COLD SONG

JESUS ON MY MIND

HE HUMBLED ME

Jumat, 06 Februari 2009

BAIK & JAHAT

Bacaan: Mazmur 119:104

104 Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.

Tanpa mengabaikan kehebatan dan kerja kerasnya, telah terbukti bahwa kejeniusan manusia hanya dapat menghasilkan semacam filsafat-filsafat dengan filsuf-filsuf ternama seperti Socrates, Aristoteles dan Plato. Bukan Alkitab dengan para nabi dan rasul yang dituntun oleh Roh Kudus.

Filsafat dan Alkitab memang sangat berbeda. Yang satu merupakan eksplorasi dari kekuatan berpikir manusia terhadap berbagai hal di sekelilingnya. Sedang yang satu lagi yaitu Alkitab bukan berasal dari manusia tetapi dari Allah. Ia ditulis oleh para nabi dan para rasul dengan dorongan Roh Kudus (band. 2 Pet 1:20-21). Ia berbicara tentang hal yang transenden yang di luar jangkauan rasio manusia. Contohnya: Sorga, Penebusan, Kebangkitan dari mati, Inkarnasi, Kedatangan Allah ke dunia, dan lain-lain.

Tidak berarti bahwa Alkitab adalah kitab yang irasional tetapi sebaliknya yang super rasional. Ia berisi tentang fakta-fakta Allah yang tidak terjangkau rasio belaka manusia tetapi juga dengan iman. Tidak heran jika akhirnya manusia tersenyum, terharu, mengangguk, mengatakan “ya” atau “benar” setelah ber-iman kepada Allah. Mengapa? Karena firman Allah adalah benar dan kekal selamanya (band. Mat 24:35).

Tidak heran pula mengapa manusia mempunyai perbedaan bahkan bingung menilai yang mana yang Baik dan yang mana yang Jahat. Karena mereka tidak mengacu atau berdasar atas firman-Nya. Contohnya: seks di luar nikah atas dasar suka sama suka disebut baik oleh orang-orang tertentu, merokok dinilai baik dengan alasan dapat mengusir stress, workaholik dinilai baik oleh pimpinan perusahaan yang tidak peduli waktu keluarga, poligami, pembimbingan anak tanpa disiplin dengan alasan menentang hak azasi manusia dinilai baik, aborsi, homoseks, dan lain-lain yang dinilai baik semata-mata berdasar atas kesenangan atau kenikmatan pribadi atau golongan.

Pertanyaannya, yang mana yang benar-benar Baik dan yang mana yang benar-benar Jahat? Yang mana yang dosa, yang mana yang tidak? Manusia punya perbedaan tentang hal ini bahkan tidak sedikit orang menganggap dirinya baik dan saat bersamaan menganggap orang lain jahat. Sah-sah saja anggapan tersebut di dalam konteks obrolon ringan di sore hari sambil menikmati secangkir kopi. Tetapi tidak terhadap Allah. Seseorang tidak semestinya menganggap dirinya demikian di hadapan Allah. Karena tidak seorang pun yang baik di hadapan-Nya. Sebaliknya semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan-Nya (band. Roma 3:23).

Anda mungkin bertanya apa arti kata dari “dosa”. Dalam bahasa Yunani dosa disebut dengan kata “hamartia” yang berarti “meleset” atau “tidak tepat sasaran”. Artinya, ketidaksempurnaan manusia memenuhi kehendak-kehendak Allah adalah dosa. Dengan kata lain, seseorang yang banyak melakukan hal yang baik sesungguhnya tidak dapat disebut sebagai orang yang baik dihadapan Allah. Karena, bukan soal banyaknya hal yang baik yang ia lakukan tetapi soal hal yang baik yang tidak ia lakukan. Jika terdapat 1 (satu) kehendak saja yang tidak terpenuhi itu berarti “meleset”, “tidak tepat sasaran”, “tidak sempurna”, atau “tidak 100% melakukan kehendak Allah”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak seorangpun yang tidak berdosa di hadapan Allah. Sebaliknya, sekali lagi, semua manusia telah berdosa dan butuh pertolongan dan kemurahan Allah.

Mari perhatikan apa yang Alkitab katakan tentang dosa atau kejahatan. Bacalah Markus 7:21-23 berikut ini:

7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.

Di sana disebutkan bahwa dosa datang dari dalam hati bukan dari luar. Dengan kata lain hati adalah sumber atau asalnya. Seperti disebutkan juga di Amsal 4:23, ”Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”.

Hati adalah tempat Allah menaruh hukum atau firman-Nya (band. Roma 2:15). Jika manusia menerima firman-Nya dan menyimpan dan menjaganya di dalam hati, maka seperti perumpamaan tentang empat benih, ia akan tumbuh dan berbuah berlipat ganda. Jika tidak, ia akan mati atau sekarat secara rohani.

Dengan kata lain, hati butuh firman Allah. Tanpa diterangi oleh-Nya hati dapat berubah atau bergeser. Tertipu dengan ajaran atau keyakinan yang palsu. Seperti halnya di Afrika, ada terdapat kelompok tertentu yang percaya bahwa seorang Ibu yang ditinggalkan anaknya wajib memotong jarinya sejumlah sama dengan anak yang meninggalkannya. Jika satu anak yang meninggal, maka 1 (satu) jari yang akan dipotong. Demikian pula di India, terdapat kepercayaan bahwa seorang istri yang ditinggal mati suaminya wajib merelakan dirinya untuk terbakar bersama dengan jasad suaminya di atas api pengabuan (ref. What If The Bible Had Never Been Written by James Kennedy & Jerry New Combe).

Realita ini menunjukkan bahwa manusia tidak jelas atau teliti terhadap Baik dan Jahat tanpa ajaran atau pengertian dari Allah. Dengan kata lain, manusia butuh firman Allah untuk mengajarkannya tentang hal itu sehingga dapat membedakan baik dan jahat seperti yang disebutkan dalam ayat Ibrani 4:12-13 berikut ini:

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab

Kesimpulannya, hanya dengan firman-Nya, Anda dapat melihat dengan jelas mana yang Baik dan mana yang Jahat, mana yang dosa mana yang bukan, mana yang salah, mana yang benar dan mana yang palsu.

Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta (Mazmur 119:104).

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa melihat dengan jelas mana yang Baik dan mana yang Jahat, mana yang dosa mana yang bukan, mana yang salah, mana yang benar dan mana yang palsu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.