Jumat, 30 Januari 2009

Yesus Kristus - Versi Non-Kristen

Saya percaya bahwa meskipun dinilai sebagai pribadi yang spesial atau hebat oleh agama-agama yang lain, kebenaran sejati tentang Yesus tidak dapat diperoleh melalui sumber yang lain kecuali Alkitab. Karena itu adalah tulisan yang dipilih atau ditentukan Allah untuk menemukan kebenaran tentang Dia. Ia telah memilih para rasul dan para nabi untuk mengajar dan menjelaskan tentang diri-Nya.

Selain dari 66 tulisan yang terdiri dari 39 kitab PL dan 27 PB yang ditulis oleh lebih kurang 40 penulis, tidak ada satu tulisan pun yang lain yang ber-otoritas atau berkuasa dari-Nya.

Sesuatu yang sangat membanggakan karena agama-agama atau tulisan-tulisan yang lain juga menyebut Yesus sebagai nabi, guru, atau pribadi yang spesial dan luar biasa. Tetapi itu tidaklah cukup mencapai ekspektasi Allah. Karena mereka pada umumnya tidak mencapai kesimpulan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat seperti yang dipercaya oleh kekristenan.

Berikut ini adalah pandangan atau penilaian tentang Yesus oleh agama-agama yang lain*:
Ahmadiya: Yesus adalah Leader of the Healed atau dalam bahasa Kasmir disebut Yuz Asaf.

Budhis: Orang Budha tertentu termasuk Tenzin Gyatso, yaitu Dalai Lama ke-14 menghormati Yesus sebagai seorang bodhisattva yang mendedikasikan diri-Nya kepada kebaikan dalam kehidupan. Guru Zen di abad ke-14 Gasan Jōseki menyatakan bahwa Injil ditulis oleh pribadi yang dicerahkan.

Gnostis: Yesus membawa pengetahuan rahasia dunia rohani menuju keselamatan. Gnostis yang lain percaya bahwa Yesus adalah manusia yang dijamah oleh roh Kristus di masa pembaptisan-Nya. Banyak Gnostis percaya bahwa Kristus adalah Aeon yang dikirm oleh Tuhan yang lebih tinggi dari si jahat pencipta dunia materi.

Hindu: ISKCON (The International Society for Krishna Consciousness) mempertimbangkan Yesus sebagai seorang shaktyavesha Avatar, putra yang dikasihi Krishna yang datang ke dunia untuk mengkhotbahkan pikiran Allah. Gerakan Sant Mat di masa kini menghormati Yesus sebagai seorang Satguru. Ramakrishna percaya bahwa Yesus adalah inkarnasi Allah. Swami Vivekananda memuji Yesus dan menyebut-Nya sebagai sumber kekuatan dan gambar kesempurnaan. Paramahansa Yogananda mengajarkan bahwa Yesus adalah reinkarnasi dari Elisha dan murid dari Yohanes Pembaptis, reinkarnasi Elia.

Islam: Yesus atau Isa adalah penyampai pesan Allah dan Mesias yang dikirim untuk menuntun anak-anak Israel dengan Injil. Ia lahir dari perawan Maria, suatu mujizat yang dikehendaki Allah. Diberikan kemampuan untuk mengadakan mujizat, menyembuhkan orang buta dan yang lumpuh, membangkitkan orang mati; semuanya seizin Allah. Lebih lagi, Yesus dibantu oleh sejumlah orang murid. Dan menurut tradisi Islam, Dia akan kembali ke bumi mendekati hari penghakiman untuk mengembalikan keadilan dan mengalahkan al-Masīḥ ad-Dajjāl yaitu "Mesias Palsu", atau dikenal sebagai Antikris, musuh-musuh Islam.

Yesus mempunyai sejumlah gelar seperti mubārak (yang diberkati) dan `abd-Allāh (hamba Allah). Gelar yang lain adalah al-Masīḥ ("the messiah; the anointed one" i.e. by means of blessings).

Marcion: Allah Yahudi adalah pencipta kejahatan dunia dan Yesus adalah penyelamat dunia. Mereka percaya bahwa Yesus bukan manusia, tetapi surgawi sifat-Nya sehingga dengan demikian penyaliban dan kematian-Nya juga adalah ilusi surgawi.

Kelompok Kristen dan Theology Zaman Dahulu: Kelompok Ebion, komunitas Kristen Yahudi percaya bahwa Yesus adalah nabi terakhir dan Mesias. Yesus menjadi anak Allah saat dibaptis. Mereka percaya bahwa penyaliban Yesus adalah pengorbanan tertinggi sehingga pengorbanan hewan tidak diperlukan lagi.

Sabellius di abad ke 3 mengajarkan bahwa trinitas tidak mewakili 3 orang tetapi satu di dalam 3 bentuk. Montanis juga mengajarkan demikian.

Apologis: di abad ke 2, seperti: Justin Martir melihat Yesus sebagai Logos atau firman Allah yang menyatu dalam daging atau manusia.

Bahá'í: kepercayaan dari Persia abad ke 19, mempertimbangkan Yesus sebagai manifestasi Allah atau nabi, dalam posisi manusia dan ilahi.

Seperti halnya di zaman Yesus, banyak orang mendengar tentang Dia, berbicara atau membicarakan tentang Dia. Hingga suatu saat, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: Menurut kamu siapakah Aku ini? Demikian pula halnya di zaman ini, Yesus banyak disebut dan dibicarakan, di media masa, televisi, radio, internet, buku, di dalam lagu, puisi, cerita, dan lain-lain di seluruh dunia. Tidak ada satu orang pun seperti Dia yang terkenal sepanjang masa walau selebritis terhebat sekalipun. Siapakah Yesus?

Di zaman-Nya banyak orang yang takjub terhadap Yesus. Mereka menilai-Nya berbeda dibanding guru atau pengajar Yahudi yang lain. Di alkitab seringkali disebutkan bahwa banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Beberapa kali terdapat Yesus menghindari atau meninggalkan orang banyak, dikelilingi, atau disaksikan orang banyak. Tidak heran banyak penilaian atau interpretasi tentang diri-Nya. Kecuali para petinggi agama Yahudi dan Romawi, hampir semua orang menilainya sebagai pribadi yang special dan hebat termasuk Nikodemus, perwira Romawi, kepala rumah ibadat, isteri Pilatus, dan lain-lain.

Tetapi, seperti halnya mencari Allah, manusia tidak dapat menemukan kebenaran tentang Yesus melalui sains atau filsafat atau sumber-sumber yang lain. Mereka tidak akan sampai di garis finish dan menemukan jawaban atau kesimpulan yang final. Seperti dalam dunia musik, sains atau filsafat hanya mengeluarkan dengung atau bunyi tetapi bukan lagu atau harmonisasi nada. Atau dalam fotografi, mereka hanya menampilkan silhouette tetapi bukan foto Yesus.

Berikut ini adalah keilahian Yesus yang membedakan-Nya dari sekadar pria spesial atau hebat:
1. Kelahiran-Nya dinubuatkan

2. Ia lahir dari Perawan

3. Ia mengadakan banyak mujizat seperti: mengubah air menjadi anggur, berjalan di atas air, menyambung telinga yang putus, memberi makan ribuan orang, menyembuhkan orang bisu, tuli, buta, membangkitkan orang mati, menghentikan angin ribut, menyembuhkan orang lumpuh, mengusir setan, dan lain-lain.

4. Ia mengajar dengan penuh kuasa

5. Ia berani dan berwibawa. Ia menegur petinggi agama Yahudi dengan keras dan suatu kali pernah membubarkan aktifitas dagang atau jual beli di Bait Allah.

6. Ia berhikmat dan bijaksana. Ia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sulit bahkan menjebak.

7. Ia rendah hati. Ia membasuk kaki murid-murid-Nya.

8. Ia mengasihi walau disangkal, dikhianati, dan disalib

9. Ia tidak berdosa meski diperlakukan dengan jahat dan tidak adil

10. Ia benar dalam perkataan dan nubuat-Nya

11. Ia meng-klaim hal-hal yang tidak biasa, yang jauh, tinggi, di luar dugaan atau ekspektasi manusia seperti berikut ini:
a. Ia menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah
b. Ia ada sebelum Abraham
c. Ia adalah satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup
d. Ia akan bangkit dari mati
e. Ia dan Bapa adalah satu
f. Ia berkata bahwa Petrus akan menyangkal Dia tiga kali sebelum ayam berkokok
g. Ia mengampuni dosa orang lain
h. Dan masih banyak lagi.

12. Ia bangkit dari mati. Ia menampakkan diri-Nya kepada rasul-rasul dan lebih kurang 500 orang murid yang lain.

13. Ia terangkat ke sorga

14. Ia mengubah murid-murid-Nya dari para pria yang buruk dan rendah menjadi pria yang rohani seperti diri-Nya. Ditambah lagi Paulus dari pembunuh menjadi rasul.

15. Ia dikonfirmasi oleh nabi Yohanes sebagai Yang akan datang.

16. Setan atau roh jahat takut dan menyebut-Nya yang kudus dari Allah.

17. Dan lain-lain

Manusia atau guru yang terhebat sekalipun tidak ada dan tidak akan pernah ada seperti Yesus. Jika demikian siapakah Yesus itu?

Alkitab berkata bahwa Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, cahaya kemuliaan-Nya. Seluruh kepenuhan Allah berkenan di dalam Dia (band. Kol 1:15,19). Ia adalah firman Allah, bersama-sama dengan Allah. Ia adalah Allah dan sama dengan Allah (band. Yoh 1:1,14; Fil 2:6). Ia adalah satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup. Ia adalah Tuhan dan Juruselamat manusia!



*Referensi: Wikipedia

Rabu, 28 Januari 2009

MENGENAL ALLAH

Karena manusia telah jatuh ke dalam dosa maka mereka tidak dapat mengenal Allah. Mereka terpisah dari-Nya (band. Yes 59:1-2). Sehingga pengenalan akan Allah hanya mungkin dimulai pertama-tama dari Allah sendiri. Ia yang pertama harus menyatakan diri-Nya. Dan memang demikian yang telah terjadi bahwa Ia menyatakan diri-Nya melalui para nabi hingga akhirnya melalui Anak-Nya (band. Ibr 1:1-3; Yoh 3:16).

Bagi orang Kristen yang hidup di masa kini tentu akan lebih mudah mengenal Allah melalui buku Perjanjian Baru. Mereka dapat mengenal Dia melalui Yesus Kristus. Sebab Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah (the exact representation of His nature). Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Seluruh kepenuhan Allah berkenan di dalam Dia (band. Kol 1:15, 19). Ia sama dengan Allah (band. Fil 2:6), dan Ia adalah Allah (band. Yoh 1:1; 14).

Dengan demikian, sebagai orang Kristen di masa kini, seseorang tidak perlu heran atau pusing tentang mengapa atau bagaimana kepercayaan atau interpretasi tentang Tuhan dapat berbeda-beda dan beraneka ragam. Hal itu sangat mungkin disebabkan karena mereka hanya mengambil sebagian saja dari semua penyataan Allah yang utuh yaitu melalui Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Jika penyataan Allah kita bagi ke dalam 3 (tiga) periode yaitu Sebelum Alkitab ditulis, periode Perjanjian Lama, dan periode Perjanjian Baru, maka orang-orang yang yang tidak menerima Perjanjian Baru tentunya akan menolak Yesus. Mereka adalah orang-orang Yahudi yang percaya kepada satu Allah yang tidak kelihatan bukan Allah di dalam daging atau yang ber-inkarnasi. Apalagi yang berasal dari daerah yang tidak terpandang seperti Galilea atau Nazareth. Tentu kebenaran tersebut sangat sukar diterima oleh bangsa tersebut bahkan menjadi batu sandungan bagi mereka.

Sebagai orang Kristen yang menerima kanon Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tentunya kita tidak dapat mengambil satu atau dua periode saja dari ketiga periode tadi tetapi semuanya yaitu keseluruhan. Sehingga pengenalan akan Allah tidak akan menjadi potongan puzzle yang tidak lengkap yang menghasilkan gambar yang tak jelas.

Memang ada terdapat kelompok atau golongan Kristen yang meskipun telah menerima Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mempunyai perbedaan interpretasi yang cukup serius. Salah satu contohnya adalah tentang trinitas. Orang Kristen yang disebut sebagai golongan “mainstream” percaya bahwa Allah adalah tiga pribadi tetapi satu atau biasa disebut dengan “Tritunggal”. Tetapi adapula golongan tertentu seperti: Saksi Yehovah, Yudaisme, atau Orang-orang Suci Zaman Akhir tidak percaya kepada hal tersebut. Selain itu ada juga yang tidak berpihak kepada keduanya seperti golongan restorasionis seperti Church of Christ. Dengan alasan bahwa trinitas bukan istilah alkitab dan di samping itu memang hal itu tidak begitu nyata jelas di Alkitab.

Mengenai kata “trinitas”, memang tidak disebutkan secara eksplisit di Alkitab tetapi hubungan yang sangat dekat dan tak terpisahkan antara Allah Bapa (Yahweh), Yesus Kristus (Anak) dan Roh Kudus membuat kita dapat melihat-Nya sebagai tiga pribadi tetapi juga satu. Seperti yang berulang kali dinyatakan oleh Yesus Kristus: “Aku dan Bapa adalah satu” atau “Bapa ada di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” Ia adalah satu Allah yang menyatakan diri-Nya dengan tiga pribadi yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Dengan demikian, kebenaran ini tidak bertentangan dengan keyakinan Yudaisme yang percaya bahwa hanya ada 1 (satu) Allah saja.

Sangat rasional pernyataan C.S Lewis yang menyatakan bahwa Allah adalah superpersonal bukan impersonal. Ia adalah pribadi yang Maha Tinggi yang jauh di atas sehingga dalam kondisi dan keterbatasan manusia, mereka tidak dapat menjangkau-Nya apalagi menyederhanakan-Nya.

Kecuali yang telah Ia nyatakan kepada kita, maka tidak satu hal pun yang nyata tentang Dia. Ia adalah Allah yang Maha Kuasa, Allah yang Baik, Maha Tahu dan Bijaksana, Allah yang Maha Kudus, Benar & Adil, Cemburu, Penuh Kasih Karunia, Maha Memerintah, Juruselamat, Tak Berubah, Penuh Sukacita, Tidak Kelihatan, Maha Pengampun, Kekal, Maha Mengasihi, Maha Mulia, dan Maha Mulia. Semua itu nyata bagi kita melalui Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Memang, ada terdapat orang tertentu seperti Marcion pernah menyatakan bahwa Allah Perjanjian Lama adalah Allah yang kejam sedangkan Allah Perjanjian Baru adalah Allah yang Maha Kasih. Tetapi tidak demikian yang tercatat di Alkitab. Allah Perjanjian Lama pernah tawar menawar dengan Abraham dan Musa tentang hukuman terhadap manusia dan bangsa Israel. Ia pernah mengampuni bangsa Niniwe yang jahat. Di Kitab Raja-Raja tercatat bahwa Ia pernah menarik hukumannya terhadap raja Hizkia yang telah divonis mati melalui nubuat nabi Yesaya. Dan berbagai tindakan kasih lainnya yang Ia tunjukkan melalui penyediaan dan penyertaan-Nya terhadap bangsa Israel.

Intinya, betapa pentingnya untuk menerima Allah sesuai apa yang Ia nyatakan kepada kita meskipun ada terdapat hal-hal tertentu yang belum atau tidak dapat kita jangkau karena keterbatasan kita sebagai manusia. Karena pengenalan akan Allah akan mempengaruhi sikap, pikiran dan hati kita. Jika kita hanya percaya bahwa Allah adalah Allah yang kejam maka kita akan dihantui perasaan takut. Jika kita hanya percaya bahwa Allah adalah Maha Kasih tanpa percaya bahwa Ia adalah Allah yang Kudus dan Benar mungkin kita tidak mau bertobat. Jika kita tidak percaya bahwa Allah tidak punya Kasih Karunia maka kita akan menjadi seorang legalis.

Percayalah kepada Allah yang dinyatakan seutuhnya oleh Alkitab. Seutuhnya!


Jumat, 16 Januari 2009

VISI ROHANI (Part 2)

Bacaan: Amsal 29:18

29:18 Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum

Visi berkaitan erat dengan iman. Mengapa? Karena tidak mungkin seseorang ber-visi besar tanpa beriman. Demikian pula orang yang tidak mempunyai visi yang besar tidak membutuhkan iman. Mungkin sesuatu yang lain yang hebat tetapi bukan iman. Sesuatu seperti positive thinking mungkin? Semangat? Sugesti? Atau yang lain yang bukan iman? Mengapa bukan iman? Karena iman yang kecil seperti biji sesawi saja dapat menghasilkan keluarbiasaan. Mujizat!

Sadarkah Anda bahwa orang-orang Kristen sesungguhnya adalah orang yang bervisi besar dan beriman? Mengapa? Karena mereka bervisi bahwa suatu hari mereka akan berada di surga tinggal berbahagia bersama Tuhan di sana untuk selamanya. Bukankah itu visi yang besar? Bagi saya pribadi, visi yang sangat amat besar. Dengan kata lain, jika seorang Kristen tidak bervisi besar maka baik visi orang tersebut maupun kekristenannya patut dipertanyakan. Mungkin, ia bukanlah seorang Kristen yang beriman. Mungkin, apa yang ia sebut sebagai visi bukanlah visi tetapi hanya “rencana” yang dapat diprediksi, dijangkau dalam waktu relatif singkat secara natural.

Pernyataan ini mungkin menantang Anda bahkan mungkin menyinggung Anda. Tetapi firman bukanlah firman jika ia tidak mengajar Anda kebenaran sesungguhnya, tidak menyatakan kesalahan Anda, tidak memperbaiki kelakuan atau tidak mendidik Anda (band. 2 Tim 3:16-17).

Mari pelajari lebih jauh tentang iman. Ada 4 (empat) hal penting yang patut diketahui tentang iman:
1. Iman bukanlah positive thinking
Iman berdasar atas firman Allah sedangkan positive thinking berdasar atas manusia yaitu tujuan manusia, keinginan manusia, kekuatan dan kemampuan manusia.

2. Iman berdasar atas kekuatan Allah bukan manusia
Kekuatan Allah adalah alasan manusia untuk beriman terhadap hal-hal yang besar bagi mereka, yang mungkin sukar atau tidak terjangkau secara natural dengan mudah dalam waktu yang singkat.

Ditinjau dari percaya atau tidaknya manusia terhadap kekuatan dan kemampuan Allah, iman mempunyai 2 (dua) titik ekstrim yaitu:
• Tidak beriman
Orang yang tidak beriman tidak percaya kepada hal-hal yang bersifat supranatural. Dengan cara demikian mereka membatasi diri hanya kepada hal-hal yang mudah, yang dapat diprediksi, dan yang dapat dicapai secara natural saja.

• Terlalu beriman
Terlalu beriman mempunyai konotasi negatif yang pada hakikatnya sama dengan tidak beriman. Bedanya dengan tidak beriman, orang yang terlalu beriman menginginkan hal-hal yang berbeda dengan tujuan dan kehendak Allah.

Yakobus dan Yohanes ‘yang lama’ adalah contoh orang-orang yang terlalu beriman. Mereka pernah menawarkan 2 (dua) gagasan yang tampaknya sangat beriman tetapi sesungguhnya sangat tidak beriman. Gagasan pertama, kedua putra Zebedeus itu percaya bahwa Allah dapat menurunkan api turun dari langit untuk membinasakan orang Samaria yang tidak menyambut dan menerima Yesus (band. Luk 9:54). Dan gagasan yang kedua, Yohanes dan Yakobus percaya bahwa Yesus akan ditinggikan atau dipermuliakan sehingga mereka akan ditempatkan di sebelah kiri dan kanan Yesus (Markus 10:35).

Keduanya tampak sangat beriman tetapi tidak sesuai dengan tujuan dan kehendak Allah.

3. Iman bukan percaya kepada yang terlihat yang terjangkau secara natural tetapi spiritual
Berkaitan dengan point ke-2, iman adalah sikap hati terhadap hal-hal di luar prediksi, kemampuan atau jangkauan manusia secara umum.

4. Iman adalah keyakinan yang dihasilkan dari pendengaran terhadap firman Allah seutuhnya (band. Roma 10:14).
Iman juga diartikan sebagai pengajaran atau doktrin Alkitab yang utuh yang ada di dalam diri orang Kristen. Arti ini biasanya dipakai untuk menggambarkan orang yang tidak setia terhadap firman Allah yaitu “meninggalkan iman”. Atau, arti tersebut juga dipakai untuk menggambarkan orang yang setia terhadap firman yaitu “memelihara iman” yang berarti menjaga dan melindungi doktrin atau ajaran yang benar.

Anda tidak harus membaca setiap kata di Alkitab untuk dapat memperoleh iman seperti yang baru dijelaskan tadi tetapi Anda butuh mendapatkan pengajaran atau doktrin inti dari Alkitab secara utuh untuk dapat memperoleh iman tersebut. Pernyataan ini tidak berarti bahwa bagi Anda tidak ada gunanya lagi membaca Alkitab, Anda dapat menutupnya dan kemudian membuangnya ke tong sampah. Tentu saja tidak. Pembacaan Alkitab lebih lanjut dapat berguna untuk pemeliharaan dan pertumbuhan iman Anda dari waktu ke waktu sehingga Anda akan semakin dewasa dan bertumbuh di dalam Tuhan.

Sudahkah Anda beriman? Jika belum, berdoalah agar Anda dimampukan Allah untuk mendapatkannya. Ber-imanlah kepada-Nya!

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba untuk mempunyai iman, menjaganya dan bertumbuh di dalamnya. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.


(diadaptasi dari Khotbah Pdt. Harliem Salim SEEING WITH NEW EYES, Minggu, 11 January 2009)

Available on CD, MP3 and DVD. Only in BEREAN PUBLICATION HOUSE (021 32726785 or naek@gkdi.org)


Senin, 12 Januari 2009

VISI ROHANI (Part 1)

Bacaan: Amsal 29:18

29:18 Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum

Kata “wahyu” dalam terjemahan King James Version disebut dengan “vision”. Kata “vision” sangat erat hubungan nya dengan kata “lihat”. Bedanya “vision” bukanlah melihat dengan mata jasmani tetapi yang lain, yaitu mental dan spiritual. Vision atau visi berkaitan dengan pandangan, impian, cita-cita atau imajinasi yang ditinjau dari segi waktu “bukan sekarang”.

Realita atau fakta dari visi biasanya juga belum dapat dilihat oleh banyak orang pada umumnya tetapi sangat jelas gambarnya bagi si empunya visi tersebut. Visi mungkin dapat digambarkan seperti “blue print” dari gedung megah dan mewah yang dibangun di atas rawa berlumpur. Sesuatu yang berada di depan yang bukan saat ini atau bukan pula di masa yang lalu. Tetapi, visi bukan juga berarti “rencana” yang biasanya dapat diprediksi atau dicapai dalam waktu relatif singkat.

Visi biasanya tidak dimengerti oleh orang pada umumnya sebelum ia disosialisasikan. Walaupun seringkali terjadi bahwa banyak orang tetap tidak ber-visi bahkan setelah ia disosialisasikan karena tidak berarti bahwa orang yang telah mengerti visi itu secara intelektual akan menghayati dan berupaya mewujudkannya.

Ada 2 (dua) jenis visi ditinjau dari keterlibatan Allah yaitu visi rohani dan visi duniawi. Visi duniawi didasari atas tujuan manusia, hikmat dan cara-cara manusia. Meskipun visi itu dapat dicapai, mempesona dan mengagumkan tetapi ia tidak bersifat kekal atau sorgawi. Berbeda halnya dengan visi rohani yang berdasar atas firman Allah. Baik tujuan atau bagaimana mencapainya didasari atas firman dan keterlibatan Allah yang Anda dan saya akan pelajari lebih lanjut saat ini.

Di Alkitab Anda dapat menemukan visi digambarkan melalui berbagai kisah di dalamnya. Contohnya, tentang Nehemia yang membangun tembok Yerusalem, tentang Elisa yang mengikuti jejak Elia, tentang Yesus yang berkata “tuaian banyak tetapi pekerja sedikit”, atau tentang Paulus yang menginjili bangsa non Yahudi, dan lain-lain.

Di masa Perjanjian Lama, visi biasanya berkaitan dengan nubuat tentang peristiwa atau kejadian yang akan datang. Sedangkan di Perjanjian Baru, visi berkaitan dengan nubuat sebagai penegasan dari Firman Allah. Dengan kata lain, visi tidak bertentangan apalagi merendahkan Firman Allah.

Untuk lebih jelas, mari pelajari lebih jauh tentang salah satu kisah di Alkitab yaitu tentang “Elisa dan Elia yang terdapat di 2 Raja-Raja pasal 2. Berikut ini adalah satu ayat kutipan dari pasal tersebut.

2:9 Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: "Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu." Jawab Elisa: "Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.

Tidak seperti umumnya seorang hamba yang selalu patuh kepada tuannya, seperti juga murid terhadap gurunya, di kisah ini, Elisa seolah tidak menghiraukan perkataan Elia. Ia tetap saja mengikuti Elia ke sungai Yordan meskipun ia sudah diminta untuk tinggal di Gilgal. Ia tahu bahwa Elia akan terangkat ke sorga. Mungkin itu pula sebabnya mengapa ia tidak mau membiarkan tuannya pergi sendirian. Ia bukan hendak mengucapkan “Selamat Jalan” atau “Terima kasih” tetapi lebih dari itu ia hendak meminta dua bagian roh tuannya yaitu Elia. Dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti, Elisa ingin menjadi seperti Elia bahkan lebih lagi. Dan ternyata memang demikian kisah selanjutnya, Elisa mengadakan banyak mujizat seperti Elia. Ia menjadi alat Tuhan bagi kemuliaan-Nya setelah peristiwa itu.

Apakah artinya kisah ini? Secara ringkas kisah ini mengartikan bahwa sikap, keputusan dan tindakan Elisa terhadap Elia waktu itu mengawali kisahnya sebagai nabi di masa selanjutnya. Tentu saja ia tidak akan meminta “dua bagian roh Elia” jika tidak pernah bercita-cita menjadi seperti Elia apalagi melebihi Elia.

Anda mungkin menganggap bahwa kisah ini kurang relevan bagi orang-orang Kristen di masa kini. Jika demikian, mari perhatikan sejarah Kristen yang mencatat tentang orang-orang yang mempunyai visi. Sebut saja Martin Luther, William Tyndale, Alexander Campbell, dan lain-lain. Mereka adalah orang-orang yang melihat kekristenan yang lebih baik di masa depan. Martin Luther bercita-cita akan adanya sosialisasi Alkitab terhadap orang awam bukannya ekslusif bagi kaum imam saja, sehingga dengan demikian banyak orang akan mengetahui isinya dan dapat menerapkannya sehari-hari. Sedangkan William Tyndale bercita-cita menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris. Bagaimana dengan Alexander Campbell? Ia bercita-cita menyatukan berbagai denominasi Kristen melalui restorasi “back to the bible” sehingga orang-orang Kristen akan menjadi satu dengan sebutan “Kristen” saja atau “murid Yesus”.

Pertanyaannya, apakah orang-orang yang disebutkan tadi telah mencapai visi mereka? Mungkin ada yang belum. Mungkin ada pula yang sudah. Tetapi satu hal yang pasti bahwa mereka telah memberikan arah yang lebih jelas dan perubahan yang jauh lebih baik, yang lebih konstruktif dan kondusif terhadap kekristenan.

Jika demikian, betapa pentingnya visi rohani. Sudahkah Anda memilikinya? Jika belum, milikilah visi itu. Berdoalah agar Anda memilikinya dan dimampukan Allah untuk mencapainya (band. Fil 3:12-14).

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba untuk dapat mempunyai visi rohani dan mampukan hamba untuk dapat mencapainya. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.


(diadaptasi dari Khotbah Pdt. Harliem Salim SEEING WITH NEW EYES, Minggu, 11 January 2009)

Jumat, 09 Januari 2009

7 HAL PENTING DI GALATIA

Kamis, 24 Desember 2008

Bacaan: Galatia 1-6

Anda mungkin telah mengetahui sedikit banyak tentang latar belakang surat Paulus kepada jemaat-jemaat di Galatia. Seperti yang pernah saya gambarkan sebelumnya bahwa jemaat di Galatia dipengaruhi oleh ajaran yang salah dari orang-orang Kristen mantan orang-orang Farisi yang terpandang di masa itu.

Mereka mengajarkan bahwa orang-orang Kristen non Yahudi harus disunat untuk dapat memperoleh keselamatan. Itulah sebabnya mengapa Paulus menuliskan surat kepada jemaat-jemaat Galatia yaitu untuk menunjukkan kesalahan ajaran mantan orang-orang Farisi itu dan menyampaikan dan menjelaskan pengajaran yang berasal dari Allah.

Ada 7 hal yang menunjukkan perbedaan yang tegas antara pengajaran Paulus dan yang berasal dari pengajar-pengajar yang salah itu. Ke-tujuh hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ajaran Manusia atau Allah?
Paulus menyatakan bahwa pengajarannya tidak berasal dari manusia tetapi dari Allah yaitu oleh penyataan Yesus Kristus (band. Gal 1:12). Dengan kata lain, pengajaran orang-orang Kristen Yahudi dari mantan orang-orang Farisi tersebut tidak berasal dari Allah tetapi manusia karena bertentangan atau bertolak belakang dengan pengajaran yang disampaikan oleh rasul Paulus.

2. Sunat dan Hukum Taurat atau Iman dan Kristus?
Orang yang menyunatkan diri wajib melakukan seluruh hukum Taurat. Sedangkan orang yang tidak menyunatkan diri tidak wajib melakukannya. Cukup punya iman kepada Kristus yang berarti percaya kepada-Nya (band. Yoh 3:16), menjadi murid-Nya (band. Mat 28:19:20), bertobat, berbalik dari dosa kepada Allah (band. Kis 26:20), dibaptis (band. Kis 2:38), setia sampai mati (band. Wahyu 2:10).

3. Penuntun atau Yang Dinantikan?
Hukum Taurat adalah penuntun kepada Kristus. Setelah Kristus datang atau dinyatakan, orang Kristen tidak lagi di bawah pengawalan atau pengawasan penuntun (band. Gal 3:23-25).

Menurut Alkitab ada terdapat 3 (tiga) pembagian waktu atau periode berkaitan dengan Hukum Taurat:
a. Sebelum Hukum Taurat diterbitkan
Pada periode ini, manusia mengikuti hati mereka dan Allah yang menghakimi pada akhirnya (band. Roma 2:14-16).

b. Setelah Hukum Taurat diterbitkan
Pada periode ini, bangsa Yahudi melakukan atau menjalani Hukum Taurat. Sedangkan bangsa-bangsa yang lain tetap atau masih mengikuti hati.

c. Setelah Hukum Taurat digenapi (Iman kepada Kristus)
Pada periode ini, manusia mengikut Kristus untuk memperoleh keselamatan.

Pertanyaannya, bagaimana jika orang tidak mau mengikut Kristus tetapi mengikuti suara hati seperti periode yang pertama atau yang kedua yaitu Hukum Taurat? Mereka perlu mengikuti tuntutan hukum itu sebenar-benarnya sebagaimana mestinya dengan segala resiko dan tingkat kesulitan yang ada. Tetapi, bagaimana mungkin mereka dapat mengikutinya dengan benar jika di zaman yang penuh penggenapan atau penyempurnaan mereka menolak Kristus? Bukankah Kristus adalah wujud dari bayangan di masa-masa sebelumnya? Bukankah Ia adalah tujuan akhir dari segalanya (band. Yoh 14:6-7)?

4. Daging atau Roh?
Paulus berkata kepada jemaat-jemaat di Galatia: ”…Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? ….Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Artinya, jalan yang ditempuh dengan iman kepada Kristus mengaruniakan Roh Kudus kepada orang Kristen atau jemaat, tetapi tidak kepada yang menempuh jalur Sunat dan Hukum Taurat.

5. Hagar atau Sarah. Hamba atau Orang Merdeka?
Paulus menggunakan Hagar dan Sarah sebagai gambaran tentang agama Yahudi yang melakukan atau menjalani Hukum Taurat dan orang-orang Kristen yang mengikut Kristus. Yang pertama adalah hamba Hukum Taurat dan yang kedua adalah orang yang merdeka terhadap Hukum Taurat yaitu orang Kristen.

6. Diperanakkan menurut daging atau oleh karena janji?
Seperti dijelaskan di point. 5, yang diperanakkan menurut daging adalah bangsa Yahudi yang melakukan atau menjalani Hukum Taurat, tetapi, yang diperanakkan oleh karena janji adalah orang-orang Kristen yaitu jemaat Kristus.

7. Dosa atau Buah Roh? Dapat atau Tidak dapat bagian di Kerajaan Allah?
Surat Galatia menyebutkan dosa-dosa yang ditimbulkan akibat menuruti keinginan daging. Kemudian menyebutkan kontrasnya yaitu buah-buah Roh sebagai akibat dari menuruti keinginan Roh. Orang yang tidak bertobat tetapi menuruti keinginan daging tidak akan mendapat bagian di dalam Kerajaan Allah. Sebaliknya, orang yang bertobat, berbalik dari keinginan daging kepada Allah akan mendapatkan bagian di dalam Kerajaan-Nya.

Mari ikut Kristus! Dapatkan berkat dan karunia rohani yang melimpah dari-Nya!

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa ikut Engkau sehingga mendapatkan berkat dan karunia rohani yang melimpah dari-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.



Senin, 05 Januari 2009

LEBIH DARI SAUDARA

Rabu, 23 Desember 2008

Bacaan: Gal 1:18; 2:11,13-14

1:18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya.
2:11 Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterus-terang menentangnya, sebab ia salah.
2:13 Dan orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.
2:14 Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: ”Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?”

Jika bukan karena Yesus, murid-murid-Nya tak kan pernah bersatu. Jika bukan karena Kristus, Petrus, nelayan asal Galilea tetap menyimpan kebencian terhadap Matius, pemungut cukai. Jika bukan karena Dia, Paulus tetap akan menganiaya murid-murid-Nya. Seorang Sanhendrin dari golongan Farisi keturunan Benyamin itu tidak akan pernah bersatu dengan nelayan Galilea dan pemungut cukai. Jika bukan karena pengajaran dan bimbingan-Nya, murid-murid-Nya akan selalu bersaing untuk menjadi lebih besar mengatasi yang lain. Jika bukan oleh Dia mereka tidak akan ada bedanya dengan orang-orang duniawi yang tidak saling mengasihi.

Pengajaran Yesus melebihi sekadar hikmat atau filosofi. Karena hikmat manusia atau filosofi berasal dari manusia. Sedangkan hikmat-Nya berasal dari Sorga. Jika kita mengumpamakan dunia adalah sebuah kotak, maka ia hanya berlaku di dalam kotak bukan di luarnya. Sedangkan hikmat Allah adalah kebenaran rohani. Ia mencapai tingkat atau realitas rohani bahkan sorgawi. Ia tidak berasal dari dalam kotak tetapi dari luar kotak. Kebenarannya berlaku di dunia maupun di Sorga.

Jika hubungan di dunia pada umumnya dikategorikan sebagai hubungan yang dangkal, maka hubungan antar murid Yesus melebihi hubungan yang dalam bagi dunia. Karena hubungan antar murid Yesus sesungguhnya tidak dapat dibandingkan dengan hubungan yang ada pada umumnya. Meskipun mungkin dapat digambarkan dengan ilustrasi atau analogi “keluarga” atau “saudara”. Tetapi, ada satu ilustrasi atau analogi yang tidak biasa yaitu “satu tubuh” yaitu Tubuh Kristus. Hubungan antar murid Yesus bukan sekadar di-ibaratkan seperti satu tubuh tetapi memang sesungguhnya adalah “satu tubuh”, sekali lagi, yaitu Tubuh Kristus. Bukan jasmani tetapi rohani.

Perhatikanlah apa yang Yesus doakan dan ajarkan bagi hubungan antar murid-murid-Nya melalui kutipan berikut ini:

…, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka (Yoh 17:10b).

…supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita,…(Yoh 17:21a).

…,supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka (Yoh 17:26b).

Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi (Yoh 13:34-35).

Berbeda dengan moto three musketeer yang sangat dikagumi, murid-murid Yesus adalah “One in All & All in One” bukan “One for All & All for One”. Sekali lagi, moto three musketeer tidak mencapai tingkat rohani atau sorgawi tidak seperti hubungan antar murid Yesus.

Hubungan yang rohani tidak berarti tanpa koreksi atau tanpa argumentasi. Paulus mengkoreksi Petrus ketika sedang melakukan kesalahan, meskipun ia pernah tinggal di rumahnya selama lima belas hari. Dan meskipun ia pernah menjadi rekan kerja Barnabas dan dibela saat berhadapan dengan murid-murid yang lain yang takut terhadap dia, Paulus tetap berargumentasi ketika sedang berselisih pendapat dengannya.

Alkitab memang tidak memberitahukan apakah hubungan antar Paulus dengan Barnabas berakhir dengan rekonsiliasi damai. Tetapi dengan memanggil kembali Markus yang menjadi persoalan mereka pada masa itu, menunjukkan kasih dan pengampunan Paulus terhadap Barnabas.

Demikian pula Petrus yang pernah ditegur oleh Paulus tetap mengasihi dan menghormatinya. Bahkan di dalam kutipan suratnya berikut ini ia menyebutkan nama Paulus dengan “saudara kita yang kekasih”:

…, seperti juga Paulus saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya (2 Pet 3:15b)

Konflik atau argumentasi boleh ada atau terjadi tetapi ingatlah wahai orang Kristen bahwa hubungan Anda dengan yang lain melebihi hubungan saudara.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengingat bahwa hubungan hamba dengan murid-murid Engkau melebihi hubungan saudara. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.



BUKAN DARI MANUSIA

Selasa, 22 Desember 2008

Bacaan: Gal 1:1, 11-12, 16-17

1:1 Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati,
1:11 Sebab aku menegaskan kepadamu saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.
1:12 Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.
1:16 …, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;
1:17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku,…

Paulus menyebutkan kata “manusia” berulangkali di dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia. Mengapa? Karena ia sedang mengadakan penekanan yang sangat serius tentang sumber atau asal usul pengajarannya.

Ada 2 (dua) .hal penting yang ditekankan Paulus di dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia yakni sebagai berikut:
1. Kerasulan Paulus bukan diperoleh dari manusia, karena manusia atau oleh manusia tetapi dari Allah, karena Allah, dan oleh Allah saja.
2. Injil yang diberitakan atau diajarkan Paulus tidak berasal dari manusia, tidak berasal dari dirinya, atau pun juga dari rasul-rasul yang lain, tetapi oleh penyataan Yesus Kristus.

Sedangkan latar belakang surat Paulus kepada jemaat-jemaat di Galatia terdapat di Kisah Para Rasul pasal 15. Dari sana dapat ditemukan bahwa pada masa itu ada satu isu terbesar yang sedang dipersoalkan antara Paulus, Jemaat Galatia dan orang-orang Kristen mantan Farisi. Isu tersebut adalah bahwa orang-orang Kristen non Yahudi harus disunat untuk mendapatkan keselamatan. Jika tidak mereka tidak akan selamat.

Berbeda halnya dengan Paulus, orang-orang Kristen mantan Farisi itu menyampaikan pengajarannya berdasarkan opini atau mungkin berdasarkan interpretasi pribadi terhadap Alkitab Perjanjian Lama, sedang Paulus berdasarkan penyataan Yesus Kristus.

Di samping itu, kesungguhan pernyataan Paulus ditegaskan pula oleh hidupnya. Bacalah dan perhatikanlah sketsa hidup Paulus melalui kutipan ayat berikut ini:

Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus (Gal 6:17).

Sebutan “tanda-tanda milik Yesus” sesungguhnya mewakili penderitaan, kesusahan dan perjuangan Paulus sebagai hamba Kristus. Maksud saya, sangat tidak mungkin ia mau menderita, ditolak, dihina, dikucilkan, diteror, dicambuk, disiksa, kelaparan, mengalami karam kapal, dipenjara, dan dipenggal kepalanya hanya untuk satu kebohongan. Sangat sukar dibayangkan bukan? Jika ternyata memang ia melakukan semua itu, alangkah bodohnya ia?

Apalagi, Paulus meninggalkan jabatannya sebagai orang Farisi, seorang Sanhendrin, murid dari guru terkemuka yaitu Gamaliel, dan berasal dari suku Benyamin. Bukannya dari seorang pengangguran atau pencundang tetapi ia sangat terpandang dan sangat dihormati sebelumnya. Sekali lagi, bukankah sangat sukar dipahami jika ia mau melakukan semua itu hanya untuk satu kebohongan?

Yang benar adalah ini: bahwa Paulus benar dan sungguh-sungguh telah dipilih Allah menjadi rasulnya dan memperoleh pengajaran dan pemberitaannya dari Dia bukan dari manusia.

Sebagai orang-orang Kristen, Anda dan saya patut mempunyai damai sejahtera di dalam hati karena pengajaran yang kita terima dari Paulus adalah berasal dari Allah bukan opini atau interpretasi subjektif, yang tidak powerful dan yang tidak dapat membawa atau menuntun Anda dan saya ke dalam kebenaran Allah yang sejati.

Jadi, marilah berpegang teguh dan setia kepada pengajaran dan pemberitaan Allah bukan manusia, bukan celebrities, atau yang lain atau malaikat sekalipun (band. Gal 1:8)

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa berpegang teguh terhadap pengajaran dan pemberitaan yang berasal dari Engkau bukan yang lain. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.



Sabtu, 03 Januari 2009

KRISTUS KURANG PENTING?

Senin, 21 Desember 2008

Bacaan: Gal 2:21; 5:2,4

2:21 Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.
5:2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
5:4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.

Ada 2 (dua) jenis ajaran yang mengartikan bahwa Kristus kurang penting. Kedua ajaran itu saya sebut dengan istilah sebagai berikut:
1. Ajaran Kristus Plus Plus
2. Ajaran Banyak Jalan Menuju Roma

Ajaran Kristus Plus Plus
Ajaran Kristus Plus Plus menyatakan bahwa Kristus saja tidak cukup untuk menyelamatkan manusia. Perlu ada tambahan lain berupa legalisme, filsafat atau tindakan religius yang lain yang bukan Kristus. Ajaran semacam ini sangat populer di zaman Paulus.

Di zaman itu, ada terdapat orang-orang Farisi dari Yudea dan Yerusalem yang meskipun telah menjadi Kristen masih mengajarkan bahwa orang-orang Kristen yang bukan Yahudi harus disunat untuk mendapatkan keselamatan. Jika tidak, maka mereka tidak selamat (band. Kis 15:1,5).

Pengajaran di zaman modern mungkin berbeda dengan zaman Paulus tetapi keduanya sama-sama membawa tekanan yang berat di dalam batin pengajar-pengajar Kristen yang sejati.

Perhatikanlah gejolak emosi di dalam diri Paulus ketika menghadapi pengajaran semacam itu. Berikut ini adalah kutipan-kutipan ayat yang menggambarkannya:
Aku kuatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia (Gal 4:11)

…, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi…Betapa rinduku untuk berada di antara kamu pada saat ini dan dapat berbicara dengan suara yang lain, karena aku telah habis akal menghadapi kamu. (Gal 4:20)


Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya! (Gal 5:12)


Ajaran “Banyak Jalan Menuju Roma”
Seperti halnya Ajaran Kristus Plus Plus, para pengajar-pengajar Kristen di masa kini mendapat tugas yang berat terhadap ajaran “Banyak Jalan Menuju Roma”. Karena ajaran ini menyatakan bahwa banyak jalan menuju sorga seperti halnya banyak jalan menuju ke Roma.

Di CNN beberapa waktu lalu, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2008 ditayangkanlah pernyataan pengkhotbah terkenal Billy Graham dan pemimpin gereja Crystal Chatedral, Robert Schuller. Keduanya menyatakan bahwa semua orang beragama yaitu Kristen dan non Kristen adalah tubuh Kristus. Semuanya dipanggil Allah dan mendapat kasih karunia Allah yaitu keselamatan. Hal serupa dinyatakan pula oleh Oprah Winfrey di dalam bincang-bincangnya pada satu kesempatan dengan kaum ibu dan wanita di Amerika Serikat bahwa banyak jalan menuju keselamatan dan bukan hanya melalui Yesus.

Ajaran ini sesungguhnya secara implisit atau tidak langsung menyatakan bahwa Yesus kurang penting atau tidak terlalu perlu datang ke dunia, mati di salib dan bangkit dari mati. Mengapa? Karena toh Dia bukan satu-satunya jalan menuju sorga atau keselamatan. Dengan kata lain, ajaran itu menyatakan bahwa Yesus bukanlah satu-satunya pilihan tetapi hanya salah satu dari sekian banyak pilihan atau ‘kendaraan’ menuju keselamatan. Atau ekstrimnya, keputusan tindakan dan pengorbanan Yesus hanyalah sedikit lebih baik dari seorang pahlawan di siang bolong.

Mari pelajari dengan teliti ajaran “Banyak Jalan Menuju Roma”. Ada satu catatan penting yang menunjukkan kesalahan ajaran tersebut. Catatan itu adalah tentang perbedaan destinasi atau tujuan yaitu antara Roma dan Sorga. Jika Anda ingin ke Roma memang banyak jalan menuju ke sana dan banyak jasa traveling, guide atau transportasi yang dapat mengantar Anda ke sana. Tetapi berbeda halnya dengan ke Sorga, Anda tidak mempunyai banyak jalan, jasa, guide, atau personil apalagi otoritas yang dapat membawa atau mengantar Anda tiba di sana atau mengizinkan Anda masuk ke dalamnya kecuali Yesus. Mengapa? Karena Dia berasal dari sana. Ia adalah pemiliknya, yang mempunyai otoritas dan Ia adalah Allah (band. Yoh 1:1,14; 14:6). Hanya Yesus saja yang dapat dipercaya membawa Anda dan saya menuju ke sana.

Kesimpulannya, Anda hanya butuh Kristus untuk diselamatkan dan hanya Kristus untuk diselamatkan. Bukan yang lain.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa percaya kepada Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.



Jumat, 02 Januari 2009

Santa Claus dan Robin Hood

Minggu, 20 Desember 2008

Bacaan: Lukas 11:11-13

11:11 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?
11:12 Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?
11:13 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

Apakah Santa Claus selamat? Akankah ia masuk ke surga? Bagaimana dengan Robin Hood? Akankah ia ke sorga atau ke neraka? Bukankah mereka adalah orang-orang yang baik? Apakah yang manusia katakan tentang orang-orang yang baik dan apakah yang Yesus katakan tentang hal tersebut?

Bacalah dan perhatikanlah Lukas 18:18-19 berikut ini:

18:18 Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, katanya: ”Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”
18:19 Jawab Yesus: ”Mengapa kau katakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja

Menurut Yesus, hanya Allah saja yang baik. Yesus bertanya “Mengapa kau katakan Aku baik?” adalah untuk menegaskan kepada pemuda kaya tentang siapa yang ia lihat di hadapannya saat itu. Dengan kata lain, Yesus ingin bertanya kepada pemuda itu apakah ia tahu tentang siapa Diri-Nya? Apakah ia telah melihat-Nya meski masih samar di matanya? Ia adalah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia. Ia-lah satu-satunya pribadi yang baik. Di samping itu, Yesus juga menghindari pandangan bahwa Diri-Nya hanyalah orang berdosa yang berbuat baik seperti banyak orang yang lain. Melainkan Ia adalah Allah satu-satunya pribadi yang baik dan sumber segala kebaikan dan kebenaran.

Menurut pandangan umum, orang baik biasanya juga dianggap sebagai orang benar. Suatu penilaian yang sentimental dan subyektif terhadap orang yang telah berjasa atau memberikan sesuatu kepada sesamanya. Meski kadangkala keduanya dapat menyatu atau bertukar tempat, istilah “baik” dan “benar” mempunyai perbedaan mendasar. Istilah “baik” biasanya berlaku atau digunakan antar manusia. Sedangkan istilah “benar” biasanya berlaku atau digunakan antara manusia dan Tuhan atau antara manusia dengan hukum. Kesimpulannya, orang baik tidak sama dengan orang benar.

Orang benar adalah orang yang melakukan kehendak Allah dengan sempurna. Sedangkan orang yang tidak benar atau orang berdosa adalah orang-orang yang gagal melakukan kehendak Allah dengan sempurna. Jadi, jika demikian adakah orang yang benar? Atau, siapakah orang yang benar? Tidak ada. Tidak seorang pun (band. Roma 3:23). Bagaimana dengan orang baik? Adakah satu orang saja di mata Tuhan? Tidak ada kecuali Allah yaitu Diri-Nya.

Yesus biasanya menggunakan istilah “orang berdosa” dan “orang yang benar atau yang tidak berdosa” bukan “orang baik” dan “orang yang tidak baik”. Karena menurut Yesus, orang yang berdosa dapat berbuat baik (band. Luk 11:13). Bahkan Ia menyatakan bahwa orang yang jahat tahu memberi pemberian yang baik. Kebenaran tentang hal ini dapat ditemukan di dalam kelompok pencuri, perampok, penjahat atau mafia. Mereka bekerjasama, berjuang, melindungi dan saling menolong terhadap kejaran lawan atau polisi. Persaudaraan atau persahabatan antar penjahat atau mafia sangat akrab dan setia sehingga menginspirasi produser-produser di Holywood untuk mem-film-kannya. Tetapi, apakah pencuri, perampok, penjahat atau mafia adalah orang benar? Tentu saja tidak bukan?

Alkitab menggunakan istilah-istilah berikut ini sebagai sebutan ganti terhadap orang yang benar atau orang-orang yang diselamatkan:
1. Orang yang dibenarkan
2. Orang yang dikuduskan
3. Orang yang beriman
4. Orang yang percaya
5. Orang yang patuh
6. Orang yang setia kepada-Nya
7. Orang yang beroleh kasih karunia
8. Orang yang melakukan kehendak Allah
9. Kristen atau Murid Kristus
10. Dan lain-lain yang mengandung arti bahwa manusia merespon penyataan, panggilan dan kehendak Allah dengan percaya, patuh, tunduk, taat, setia, dengan bertobat dan meninggalkan dosa-dosanya.

Dari istilah-istilah barusan dapat ditemukan arti yang implisit bahwa, benar atau tidak, atau, selamat atau tidaknya manusia juga ditentukan oleh respon mereka terhadap Allah. Apakah manusia percaya kepada-Nya? Apakah manusia beriman? Apakah manusia patuh kepada-Nya? Bertobat dari dosa-dosanya? Apakah manusia setia kepada-Nya? Di samping itu, keselamatan juga adalah pertolongan Allah terhadap manusia dari dosa melalui Kristus oleh kasih ke dalam hidup dengan tujuan kepada buah pertobatan. Dengan demikian manusia yang berdosa dibenarkan atau disebut “orang benar” dan beroleh keselamatan dari Allah.

Jadi, bagaimana dengan Robin Hood dan Santa Claus? Ah, tampaknya pertanyaan itu tidak lebih penting daripada pertanyaan ini:

"Apakah Anda dan saya merespon
panggilan, kehendak dan perintah Tuhan
dengan benar atau tidak?"


Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa benar seturut dengan firman-Mu bukan yang lain. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.