Senin, 25 Agustus 2008

OTORITAS PEMIMPIN KRISTEN

Minggu, 31 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 4:20-21

4:20 Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
4:21 Apakah yang kamu kehendaki? Haruskah aku datang kepadamu dengan cambuk atau dengan kasih dan dengan hati yang lemah lembut?


Fakta:
Paulus berkata kepada Jemaat Korintus:
• …Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
• Apakah yang kamu kehendaki? Haruskah aku datang kepadamu dengan cambuk atau dengan kasih dan dengan hati yang lemah lembut?

Pertanyaan:
Apakah arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Paulus mengatakan bahwa perkataan saja tidak cukup dalam Kerajaan Allah. Seorang Kristen juga harus mempunyai pengertian yang benar (band. Rom 10:1-2), menjadi pelaku firman (band. Yak 1:22), dan juga berbuah (band. Yoh 15:1-8; Gal 5:22-26).

Sepertinya kondisi rohani Jemaat Korintus sudah sangat memprihatinkan. Sampai-sampai Paulus memberikan pilihan terhadap mereka apakah ia harus datang dengan cambuk atau kasih.

Sebagai bapa dan rasul, Paulus mempunyai otoritas demi menjaga Jemaat dari dosa, kejahatan atau krisis moral. Yesus pun melakukan hal yang sama ketika melihat Bait Allah menjadi sarang judi. Ia membuat cambuk, membalikkan meja-meja, melepaskan hewan-ternak di Bait Allah, dan mengusir orang-orang disana.

Dengan bertanya demikian kepada Jemaat Korintus, Paulus ingin mengetahui apakah Jemaat Korintus akan sadar dan bertobat tanpa teguran keras, tetapi cukup dengan nasihat atau koreksi.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Berikan hamba keyakinan yang dalam akan otoritas dan kasih karunia dari Engkau, dan kemampuan untuk menerapkannya dengan tepat dan benar. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

MODEL DAN MENTOR ROHANI

Sabtu, 30 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 4:16-17

4:16 Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!
4:17 Justru itulah sebabnya aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan. Ia akan memperingatkan kamu akan hidup yang kuturuti dalam Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat.


Fakta:
Paulus berkata kepada Jemaat Korintus:
• …aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!
• …aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan.
• Timotius akan memperingatkan kamu akan hidup yang kuturuti dalam Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat.

Pertanyaan:
Paulus berkata kepada Jemaat Korintus: “…turutilah teladanku!”. Apa maksud dan tujuan Paulus mengatakan hal itu?

Jawaban:
Seperti dalam bidang olah raga, Paulus seolah berkata kepada Jemaat Korintus “Saya adalah pelatih Anda, dan Timotius adalah asisten saya yang akan membantu Anda hidup seperti Kristus.” Suatu petunjuk yang nyata, jelas dan praktis, bukan?

Melalui perkataan Paulus tersebut, dapat kita simpulkan bahwa teori atau penjelasan tentang firman saja tidak cukup. Seorang Kristen membutuhkan teladan dan follow up untuk hidup secara rohani dan menjadi serupa dengan Kristus.

Tampaknya waktu itu, Jemaat Korintus sibuk berdebat dan berselisih pendapat tentang firman satu terhadap yang lain. Mereka tidak mempunyai model yang jelas, dan tidak mempunyai coach atau mentor yang dapat membimbing dan menuntun mereka ke arah yang nyata dan benar.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba menjadi pelaku firman dan pelatih rohani yang baik bagi kemuliaan nama-Mu. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

BAPA DAN ANAK ROHANI

Jumat, 29 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 4:15-17

4:15 Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu.

Fakta:
Paulus berkata kepada Jemaat Korintus:
• …kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, tetapi kamu tidak mempunyai banyak bapa.
• …akulah bapamu dalam Kristus Yesus oleh Injil yang kuberitakan kepadamu.
• …aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!
• …aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan.
• Timotius akan memperingatkan kamu akan hidup yang kuturuti dalam Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat.

Pertanyaan:
Paulus mengatakan “…akulah bapamu dalam Kristus Yesus oleh Injil yang kuberitakan kepadamu.” Apakah arti dan tujuan Paulus mengatakan hal demikian?

Jawaban:
Paulus adalah rasul bagi bangsa non Yahudi. Sedangkan rasul-rasul lain bagi bangsa Yahudi. Dan hal itu telah disepakati bersama oleh Paulus dan rasul-rasul lainnya tersebut.

Ia mengingatkan Jemaat Korintus bahwa ia adalah bapa rohani bagi mereka. Suatu posisi yang lebih dari sekadar pengajar atau pendidik, karena mempunyai ikatan hubungan yang lebih kuat, seperti bapa dan anak.

Dengan mengatakan demikian, Paulus mengantisipasi penyimpangan ajaran atau didikan di luar dari apa yang pernah ia berikan. Dan juga mengingatkan Jemaat Korintus kembali akan otoritas, posisi, hubungan antara Paulus, sehingga tidak terjadi kekacauan atau kesalahan.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba menjadi bapa rohani dan juga anak rohani yang baik di dalam Jemaat Engkau. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

3 in 1 (Rasul, Komunikator, & Bapa)

Kamis, 28 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 4:14

4:14 Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi.

Fakta:
Paulus berkata kepada Jemaat Korintus bahwa ia tidak bermaksud memalukan mereka dengan cara menuliskan surat, tetapi untuk menegor mereka sebagai anak-anaknya yang ia kasihi.

Pertanyaan:
1. Apa bedanya memalukan dengan menegor?
2. Apa tujuan Paulus membedakan kedua hal tersebut?

Jawaban:
Paulus berharap bahwa Jemaat Korintus tidak salah meng-interpretasikan tulisannya. Sebaliknya ia ingin agar mereka dapat memandangnya seperti seorang bapa yang meng-koreksi kesalahan anak-anaknya. Bukan malah menjadi tertekan, terintimidasi atau dipermalukan.

Paulus peduli terhadap respon atau interpretasi orang lain terhadap apa yang ia sampaikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa ia adalah orang yang bertujuan bukan seperti petinju yang sembarang memukul (band. I Kor 9:26).

Ayat Renungan:
I Kor 9:26; Yak 3:1-12

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba menjadi pribadi ber-tujuan mulia dalam setiap sikap, tindakan dan perkataan hamba. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

HATI SEORANG RASUL

Rabu, 27 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 4:11-13

4:11 Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara,
4:12 kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar;
4:13 kalau kami difitnah, kami tetap menjawab sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.


Fakta:
Paulus berkata kepada Jemaat Korintus:
• Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara,
• kami melakukan pekerjaan tangan yang berat.
• Kalau kami dimaki, kami memberkati;
• kalau kami dianiaya, kami sabar;
• kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah;
• kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.

Pertanyaan:
1. Mengapa Paulus mengulangi kata “sampai pada saat ini”?
2. Apa arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Paulus mengkomunikasikan kesusahan dan kesukaran yang ia dan rekan-rekan kerja-nya alami sebagai rasul dan pelayan Allah. Bukan kesusahan pada suatu ketika, tetapi kesusahan yang mereka alami sepanjang pelayanan, dari awal sampai pada saat ia menuliskan suratnya.

Ada beberapa hal yang mungkin melatarbelakangi perkataan-nya. Pertama, Paulus meng-encounter pikiran anggota Jemaat Korintus yang mengira bahwa rasul atau pelayan adalah posisi yang menyenangkan atau menguntungkan. Kedua, Paulus meng-encounter pandangan anggota Jemaat Korintus yang memandang kerasulan atau kepemimpinan sebagai sesuatu yang wah secara duniawi. Ketiga, Paulus meng-encounter kesombongan dalam diri anggota Jemaat Korintus yang menganggap diri mereka lebih berhikmat tetapi tidak melakukan perjuangan atau kontribusi apa pun bagi Kerajaan Allah.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Berikan hati dan keyakinan seorang rasul dan pelayan sejati dalam diri hamba. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

KEUNTUNGAN JEMAAT

Selasa, 26 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 4:9-10

4:9 Sebab, menurut pendapatku, Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat yang paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia.
4:10 Kami bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah, tetapi kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina.


Fakta:
Paulus berkata kepada Jemaat Korintus:
• …, menurut pendapatku, Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat yang paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia.
• Kami bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah, tetapi kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina.

Pertanyaan:
Apa arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Paulus meng-kategorikan perkataan tersebut sebagai pendapat pribadi-nya. Ia mengatakan bahwa para rasul, sebenarnya, mendapat posisi lebih rendah dibanding Jemaat Korintus. Sebab mereka menerima beban dan tanggung jawab yang besar sebagai pejuang dan pelayan bagi Jemaat Allah.

Saat mereka menghadapi tantangan, ancaman atau penderitaan, mereka disaksikan oleh malaikat dan manusia, seolah seperti sebuah tontonan. Berbeda halnya dengan Jemaat Korintus, porsi beban dan tanggung jawab jemaat tersebut lebih kecil. Malah sebaliknya, Jemaat justru memperoleh keuntungan atau manfaat yang besar dari perjuangan atau pelayanan para rasul.

Besar kemungkinan Paulus sedang memperlihatkan suatu perbandingan antara hidup mereka dan jemaat, sehingga Jemaat dapat menyadari betapa beruntungnya diri mereka, dan mereka pun dapat mensyukuri keadaan mereka sebagai jemaat.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Berikan hamba hati yang selalu bersyukur atas para pemimpin rohani, dan bersyukur sebagai jemaat Mu . Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Selasa, 19 Agustus 2008

HATI YANG BERSYUKUR

Senin, 25 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 4:7-8

4:7 Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?
4:8 Kamu telah kenyang, kamu telah menjadi kaya, tanpa kami kamu telah menjadi raja. Ah, alangkah baiknya kalau benar demikian, bahwa kamu telah menjadi raja, sehingga kami pun turut menjadi raja dengan kamu.


Fakta:
Paulus berkata kepada Jemaat Korintus:
• …siapakah yang menganggap engkau begitu penting?
• …apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima?
• …jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?
• …Kamu telah kenyang, kamu telah menjadi kaya, tanpa kami kamu telah menjadi raja.
• Ah, alangkah baiknya kalau benar demikian, bahwa kamu telah menjadi raja, sehingga kami pun turut menjadi raja dengan kamu.

Pertanyaan:
• Apakah arti perkataan Paulus “…jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?”

Jawaban:
Dengan mengatakan hal tersebut, Paulus mengharapkan agar Jemaat Korintus tidak menjadi sombong tetapi bersyukur atas segala sesuatu yang telah mereka terima dari Allah.

Paulus memandang bahwa Jemaat Korintus memiliki keuntungan materi atau finansial lebih baik dibandingkan dengan dirinya, Apolos dan Kefas. Mereka adalah jemaat yang kaya dan senang hidupnya, sedangkan Paulus dan rasul lainnya selalu menghadapi tantangan dan ancaman, bahkan hingga saat Paulus menuliskan suratnya kepada Jemaat Korintus.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Berikan hamba hati yang selalu bersyukur, yang setia dan percaya akan berkat dan penyertaan Engkau setiap waktu dalam hidupku. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

BLIND SPOT

Minggu, 24 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 4:3-4

4:3 Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia.
4:4 Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan.


Fakta:
Paulus berkata kepada Jemaat Korintus:
• Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia.
• Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan.
• Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan.

Pertanyaan:
Apakah arti perkataan Paulus “Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan.” ?

Jawaban:
Ketidaksadaran akan sesuatu tidak dapat menjadi alasan bagi seorang Kristen untuk membenarkan dirinya dari kesalahan, tuduhan atau penghakiman terhadap dirinya. Di bidang hukum atau undang-undang negara, ketidaksadaran yang mengakibatkan pelanggaran disebut kelalaian. Dan, kelalaian dinilai sebagai suatu kesalahan yang dapat membawa seseorang ke meja pengadilan atau penghakiman.

Paulus tidak mendeskripsikan dengan jelas apa atau dalam hal apa ia pernah tidak sadar akan sesuatu. Tetapi intinya, Paulus ber-prinsip bahwa ketidaksadaran tidak dapat menjadi alasan bagi seseorang untuk membenarkan diri termasuk dirinya sendiri.

Di bidang psikologi, ketidaksadaran akan sesuatu disebut dengan istilah blind spot. Blind spot mengakibatkan seseorang tidak dapat melihat kesalahan atau kekurangan dalam dirinya. Hal ini terdapat dalam diri setiap orang dengan spesifikasi yang berbeda-beda. Puji Tuhan, Allah menyediakan Alkitab dan Jemaat-Nya untuk mengkoreksi kesalahan-kesalahan setiap orang tanpa kecuali.

Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba untuk dapat mengkoreksi kesalahan atau kelalaian dalam diri ini sehingga dapat bertumbuh di dalam Engkau. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

KEPERCAYAAN ATAU BEBAN

Sabtu, 23 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 4:1-2

4:1 Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.
4:2 Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.


Fakta:

Paulus berkata:
• …hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.
• pada akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan…ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.

Pertanyaan:
Apa arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Paulus berharap bahwa para pelayan atau hamba Kristus dipandang secara benar oleh Jemaat Korintus, yakni sebagai orang-orang yang menerima rahasia Allah yang dipercayakan kepada mereka. Dan, ia pun berharap bahwa ia dan rekan-rekan kerja lainnya seperti Apolos, Kefas, dan lain-lain, pada akhirnya terbukti dapat dipercayai.

Paulus memandang pelayanan yang ia lakukan sebagai kepercayaan dari Allah, bukan semata-mata suatu tugas, kewajiban, atau legalisme. Artinya, Paulus sangat menghargai pelayanan yang dipercayakan kepadanya. Dan tidak memandangnya rendah atau remeh, tetapi justru melihatnya sebagai sesuatu yang sangat bernilai harganya.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba selalu untuk dapat memandang dan melakukan pelayanan dengan benar yakni sebagai sesuatu yang dipercayakan oleh Engkau, dan bukan semata-mata sebuah tugas, kewajiban atau legalisme. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

RANCANGAN YANG SIA-SIA

Jumat, 22 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 3:20

Dan di tempat lain:”Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka.”

Fakta:
Paulus berkata bahwa Allah mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; dan sesungguhnya semuanya sia-sia belaka.

Pertanyaan:

Apa arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Paulus mengukur sejauh mana makna atau manfaat kekal daripada rancangan-rancangan orang berhikmat, dan ia mengatakan semuanya sia-sia belaka. Kehidupan manusia dikelilingi oleh keterbatasan waktu, tempat atau kemampuan. Artinya, setiap orang dibatasi oleh usia, dan akan meninggal suatu waktu, pada usia tertentu. Dan, tempat tinggalnya pun terbatas di dunia atau di bumi saja. Begitu juga dengan kemampuan mereka dalam melihat, berpikir dan menjangkau Allah.

Tanpa Ia menyatakan diriNya, dan tanpa mereka melihat dengan kacamata iman, tidak seorang pun yang dapat melihat dan menggapai Dia.

Dalam ruang lingkup waktu, tempat dan kemampuan yang terbatas, mungkin rancangan manusia tampak penuh makna, indah dan mempesona. Tetapi, ketika diperhadapkan kepada kekal tidaknya rancangan tersebut, dan kepada Allah, Si Empunya Kerajaan Sorga, maka akan nyata jelas apakah rancangan itu penuh makna atau justru sia-sia belaka.

Dengan kata lain, lakukanlah hal-hal yang bermakna atau berdampak kekal, seperti yang dikatakan Alkitab: Kumpulkanlah harta di sorga bukan di bumi. Dan dalam hal tersebut saja, banyak orang telah gagal, dengan cara tidak mengutamakan Allah, bahkan menjadi serakah, egois, dan tidak percaya kepada Dia.

Ayat Renungan:
Matius 6: 19-20

Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba menjalani hidup yang penuh makna dan berdampak kekal. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

HIKMAT DUNIA VS HIKMAT ALLAH

Kamis, 21 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 3:18-19

3:18 Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat.
3:19 Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya.


Fakta:
Paulus berkata:
• Jangan… menipu dirinya sendiri.
• Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat.
• ...hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah.
• …ada tertulis:”Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya.”

Pertanyaan:
Apa arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Paulus menasihati Jemaat Korintus agar mereka tidak salah menilai hikmat dan menilai diri sendiri. Hikmat dunia adalah kebodohan di mata Allah, sedangkan hikmat Allah adalah kebodohan di mata dunia. Hikmat dunia yang dimaksud sangat erat kaitannya dengan hal-hal yang tidak kudus, sedangkan hikmat Allah adalah kudus (band I Kor 3:16-17).

Berikut di bawah ini adalah contoh-contoh hikmat dunia dan hikmat Allah:
• Cara mencapai sukses menurut hikmat dunia adalah dengan menghalalkan segala cara, curang, merugikan orang lain, menjegal, dan lain-lain. Cara Allah adalah kinerja optimal, seimbang, adil, jujur, sinergis, koperatif, dan kudus.
• Cara menemukan kebahagiaan menurut hikmat dunia adalah egoistis, narsis, dan lain-lain. Cara Allah adalah percaya, patuh, taat, berupaya sebaik mungkin, berserah, berbagi, memberi dan bersyukur.

Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Berikan keyakinan yang dalam akan hikmat Engkau dan mampukan hamba hidup atau tinggal di dalam hikmat Mu. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

BERBAHAGIA DAN BERKEMENANGAN

Rabu, 20 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 3:14-15

3:14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.
3:15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api


Fakta:
Paulus berkata bahwa jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Sebaliknya, jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

Pertanyaan:

Apa arti perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Kualitas pelayanan seseorang menentukan apakah ia memperoleh upah dari Allah atau tidak. Orang yang mempunyai kualitas pelayanan yang tahan uji akan mendapat upah, sebaliknya yang tidak tahan uji, tidak memperolehnya.

Upah yang dimaksud bukanlah keselamatan, karena keduanya, yakni, orang-orang yang membangun di atas dasar bangunan akan diselamatkan. Pertanyaannya, apa atau seperti apakah upah itu? Upah itu adalah kehidupan Kristen yang berbahagia dan berkemenangan di dalam Dia, bukan sebaliknya, kurang bahagia atau bersusah hati.

Perhatikanlah hidup Abraham dan Lot. Keduanya diselamatkan dari api Sodom dan Gomora, tetapi keselamatan yang diperoleh Lot sukar ia peroleh bahkan seolah hampir tidak ia dapatkan. Berbeda halnya dengan Abraham, hidupnya penuh damai sejahtera dan kemenangan.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba melayani dengan kualitas yang baik sehingga hamba beroleh kebahagiaan dan kemenangan di dalam Engkau. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

PELAYANAN BERKUALITAS

Selasa, 19 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 3:12-13

3:12 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,
3:13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu

Fakta:
Paulus berkata:
• …mungkin orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,
• …pekerjaan masing-masing orang akan nampak suatu waktu nanti.
• …hari Tuhan akan menyatakan kualitas pekerjaan masing-masing orang,..
• …kualitas pekerjaan orang akan nampak dengan api dan akan diuji oleh api itu.

Pertanyaan:

Apa arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Paulus mengatakan bahwa dasar bangunan satu-satunya adalah Kristus, bukan yang lain. Pelayanan atau upaya membangun Jemaat ber-tempat di atas dasar, bukan campur aduk atau malah menggantikan dasar.

Melalui ilustrasi tersebut, Paulus mengatakan bahwa baik pelayanan yang ia atau Apolos lakukan, atau siapa pun juga akan teruji kualitasnya suatu waktu nanti (band. Kis 5:35-39). Pelayanan berkualitas tinggi akan kekal atau bertahan lama, sedangkan pelayanan berkualitas rendah akan hilang atau lenyap ditelan bersama api.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba melayani dengan kualitas tinggi di hadapan Engkau sehingga ia dapat kekal dan bertahan selamanya. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Minggu, 10 Agustus 2008

TIM KERJA ALLAH

Senin, 18 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 3:9

3:9 Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Fakta:
Paulus berkata bahwa ia dan Apolos adalah kawan sekerja Allah; Jemaat Korintus adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Pertanyaan:
Apa arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Paulus mengatakan bahwa ia dan Apolos bukan lawan tetapi kawan. Mereka tidak bertentangan tetapi bersatupadu, bekerjasama menggarap ladang Allah. Atau, dalam gambaran lain, Paulus dan Apolos adalah tim kerja yang membangun bangunan Allah, yaitu Jemaat Korintus.

Sikap dan tindakan Paulus sangat tepat dan patut ditiru dalam menjaga persatuan dan kesatuan antar para pemimpin dan jemaat. Pemimpin yang baik tidak terpancing dengan isu atau berita miring, sebaliknya berorientasi kepada persatuan, kesatuan dan kerohanian Jemaat.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba menjadi tim kerja yang baik dalam membangun Jemaat-Mu. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

MANUSIA ROHANI VS DUNIAWI

Minggu, 17 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 2:14-16

2:14 Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.

2:15 Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.

2:16 Sebab:”Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.


Fakta:
Paulus berkata:
• …manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan;
• manusia duniawi tidak dapat memahami apa yang berasal dari Roh Allah, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.
• …manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.
• …”Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.

Pertanyaan:
Apa arti perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:

Paulus mengatakan bahwa manusia rohani berbeda dengan manusia duniawi dalam hal pandangan terhadap Allah dan kehidupan ini. Manusia rohani dapat menilai segala sesuatu karena Roh Allah ada di dalam diri mereka, tetapi, manusia duniawi tidak. Manusia duniawi tidak mempunyai hikmat dan Roh Allah. Mereka tidak dapat memahami Allah dan hikmat-Nya bahkan menganggapnya sebagai suatu kebodohan.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba memahami hikmat dan pikiran Engkau lebih dalam lagi dan menolong orang lain menjadi manusia rohani bukan duniawi. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

TAK TAHU DIRI

Sabtu, 16 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 5:1-2


5:1 Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya.
5:2 Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu?


Fakta:
Paulus berkata kepada Jemaat Korintus:
• ...orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya.
• ...kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu?

Pertanyaan:
Apa tujuan Paulus menyinggung soal percabulan yang dilakukan orang tertentu di dalam Jemaat Korintus?

Jawaban:
Dengan menyinggung hal tersebut, Paulus menunjukkan atau membuktikan bahwa Jemaat Korintus adalah Jemaat yang sombong. Mereka mempersoalkan hal-hal bersifat intelektual, bahkan lebih ekstrim hingga menyimpang jauh dari Kristus dan hikmat Allah.

Jemaat tersebut berselisih dan mengelompokkan diri. Mereka tidak sadar bahwa hal yang paling dasar dan paling penting adalah kekudusan di dalam diri Jemaat. Mereka tidak memberikan respon yang semestinya terhadap percabulan yang terjadi di dalam Jemaat, sebaliknya mereka tidak peduli bahkan sibuk memperdebatkan soal-soal hikmat, pengetahuan atau hal-hal intelektual yang menyimpang tersebut.

Jemaat Korintus tidak dapat melihat kesalahan di dalam diri mereka ketika mereka sibuk dan asyik mencari kesalahan satu sama lain, bahkan mencari-cari kesalahan rasul-rasul, seperti Paulus atau Kefas.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba menjadi orang yang rendah hati dan dapat senantiasa melihat, mengakui dan bertobat dari dosa-dosa di dalam diri hamba. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

THE GREAT DADDY

Jumat, 15 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 4:18-19


4:18 Tetapi ada beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu.
4:19 Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka

Fakta:
Paulus berkata kepada Jemaat Korintus:
• ...ada beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu.
• ...aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya.
• ...aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka

Pertanyaan:
Apa yang sebenarnya terjadi antara Jemaat Korintus dan Paulus?

Jawaban:
Orang-orang tertentu di dalam Jemaat Korintus menjadi sombong, menganggap diri mereka lebih berhikmat, dan mengidolakan pemimpin tertentu seperti Apolos atau Kefas atau Paulus. Sehingga tercipta pengelompokan di dalam Jemaat, yang mengkristal menjadi perselisihan. Ada yang lebih menyukai Apolos. Ada yang lebih menyukai Kefas. Dan ada yang lebih menyukai Paulus.

Orang-orang yang tidak menyukai Paulus membicarakan hal yang buruk tentangnya, dan menyangka bahwa ia tidak akan datang lagi ke Jemaat Korintus. Paulus tidak reaktif dan tersinggung karena perkataan orang-orang yang tidak menyukainya, tetapi justru ingin menemui orang-orang itu untuk melihat kekuatan rohani dalam diri mereka, yang ia sebut sebagai anak rohaninya.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba menjadi pemimpin dan bapa rohani yang baik bagi orang lain. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSAMAAN

Kamis, 14 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 3:21-23

3:21 Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu:
3:22 baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya.
3:23 Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah.


Fakta:
Paulus berkata kepada Jemaat Korintus:
• ...janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia (TEV Bible: what men can do),
• ...segala sesuatu adalah milikmu: baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya.
• ...kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah.

Pertanyaan:
Apa arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:

Jemaat Korintus sangat ekstrim mengidolakan pemimpin-pemimpin tertentu seperti Paulus, Apolos, maupun Kefas, sehingga tercipta perbedaan atau gap, bahkan perselisihan di antara mereka. Baik Paulus, Apolos, maupun Kefas tentu saja tidak bermaksud menciptakan situasi seperti itu.

Timbul pertanyaan, mengapa perselisihan tersebut dapat terjadi? Akar permasalahan tampaknya tidak berasal dari Paulus, Apolos, maupun Kefas sebagai pemimpin dan pengajar yang notabene adalah orang-orang yang rohani, tetapi, berasal dari anggota-anggota Jemaat Korintus yang menganggap diri mereka lebih special, lebih berhikmat atau lebih akurat menilai kebenaran.

Pertanyaan yang baru pun muncul pula, salahkah seorang Kristen mempunyai keyakinan yang teguh dan setia kepada apa yang ia percayai? Atau, haruskah setiap orang Kristen menerima atau mengaminkan semua pengajaran meskipun hal itu jelas-jelas bertentangan antara satu dengan yang lainnya? Dengan kata lain, dapatkah seorang Kristen harus mempunyai keyakinan ganda, atau multi convictions? Tampaknya sukar bagi seseorang percaya kepada sesuatu hal dan pada waktu yang sama percaya pula kepada hal yang bertentangan atau yang menentangnya. Mungkin, pada satu atau dua kasus, tetapi tidak dalam semua hal. Misalnya, seseorang tidak dapat begitu yakin akan Calvinisme dan pada waktu dan level yang sama begitu yakin akan Armenianisme.

Jika demikian, bagaimanakah orang-orang Kristen seharusnya menyikapi perbedaan di antara mereka? Pertama-tama yang terpenting tentunya adalah sikap orang Kristen itu sendiri terhadap perbedaan. Tidak mendiskreditkan. Tidak mengintimidasi yang lain. Kedua yang tidak kalah penting adalah sikap orang Kristen terhadap persamaan. Orang Kristen mempunyai dasar yang sama, yakni Kristus, kitab yang sama, yakni Alkitab, dan banyak hal yang sama lainnya yang mungkin bahkan lebih banyak daripada perbedaan di antara mereka. Dan yang ketiga adalah sikap orang Kristen yang seharusnya selalu mau belajar dan bertumbuh, dalam pengertian, dalam melakukan firman, dan dalam kemajuan karakter untuk menjadi seperti Kristus.

Paulus mengakui ada hal-hal tertentu yang akan dinyatakan Allah kemudian, seiring berjalannya waktu, dan ada pula yang bahkan dirahasiakan sampai kelak dinyatakan di sorga nanti.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba mempunyai sikap yang benar menghadapi perbedaan dan sebaliknya menggunakan persamaan sebagai langkah maju, bertumbuh, dan memuliakan Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

MEMULIAKAN ALLAH

Rabu, 13 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 3:10-11

3:10 Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
3:11 Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.


Fakta:
Paulus berkata:
• ...karena kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku menjadi seorang ahli bangunan yang cakap...
• ...aku telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya.
• ...tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atas dasar yang telah kuletakkan.
• ... tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Pertanyaan:
Apa arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Paulus mengatakan bahwa ia hanyalah peletak dasar, sedangkan dasarnya sendiri adalah Yesus Kristus. Eksistensinya sebagai peletak dasar tidak terjadi begitu saja atau atas dasar keinginannya sendiri melainkan karena kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadanya. Paulus memang dipilih oleh Allah bahkan saat ia tidak sedang berpikir atau berkeinginan untuk menjadi peletak dasar. Ia malah sedang menganiaya Jemaat-Nya pada waktu itu dan memburu mereka sampai ke Damsyik.

Paulus lagi-lagi menekankan bahwa Dia lah yang layak diagungkan dan dimuliakan, bukan dirinya, Apolos atau siapapun.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba untuk dapat selalu mengagungkan dan memuliakan namaMu . Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

BERSATU DI DALAM TUHAN

Selasa, 12 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 3:4-8

3:4 Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
3:5 Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya.
3:6 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
3:7 Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.
3:8 Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri


Fakta:
Paulus berkata:
• ...jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
• ...apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya.
• Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
• ...yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.
• Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.

Pertanyaan:
Apa arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Paulus mengatakan bahwa pembedaan yang mengarah kepada perpecahan merupakan ciri keduniawian di dalam Jemaat. Paulus menjelaskan kepada Jemaat Korintus bahwa ia dan Apolos adalah mitra kerjasama bukan lawan tanding satu terhadap yang lain. Apa yang Paulus dan Apolos lakukan merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan, melainkan hal yang secara sinergis saling membutuhkan dan saling membangun. Ia mengingatkan bahwa peran Allah lah yang paling penting karena Ia yang memberikan pertumbuhan. Dengan demikian, Paulus bertujuan supaya Jemaat tidak terpecah menjadi golongan Paulus atau Apolos tetapi bersatu di dalam Allah.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Berikan keyakinan yang dalam akan kesatuan di dalam Jemaat dan mampukan hamba menjadi alat pemersatu bagi kemuliaan Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Senin, 04 Agustus 2008

DEWASA DALAM KRISTUS

Senin, 11 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 3:1-3

3:1 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.
3:2 Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya.
3:3 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?


Fakta:
Paulus berkata kepada Jemaat Korintus:
• ...aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.
• ...yang kuberikan kepadamu adalah susu, bukan makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. ...sekarang pun kamu belum dapat menerimanya.
• ...kamu masih manusia duniawi.
• ...di antara kamu ada iri hati dan perselisihan ... hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi.

Pertanyaan:
Apa arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Paulus menyatakan kesalahan Jemaat Korintus dengan mengatakan bahwa mereka masih manusia duniawi, karena di antara mereka terdapat iri hati dan perselisihan. Mereka belum dewasa dalam Kristus dan belum dapat memahami hikmat Allah sehingga Paulus menyesuaikan cara atau bahasa-nya dalam berkomunikasi dengan mereka. Bukan cara atau bahasa terhadap seorang Kristen dewasa yang dapat mencerna persoalan besar atau sukar, tetapi seorang bayi yang belum dapat mencerna apa-apa.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba bertumbuh menjadi lebih dewasa dalam Kristus dari waktu ke waktu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

ROH ALLAH

Minggu, 10 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 2:13

2:13 Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh

Fakta:
Paulus berkata bahwa:
• ia dan rekan-rekan penginjilannya menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh.
• mereka berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada mereka oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh

Pertanyaan:
Apa arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Paulus hendak mengatakan bahwa apa yang ia sampaikan atau ajarkan bukan berasal dari dirinya atau sesuatu yang tidak dapat diandalkan. Hikmat yang ia sampaikan pun tidak tercemar atau terkontaminasi oleh apapun sebab Roh Allah menjadikan segala sesuatunya menjadi mungkin dan sempurna.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Berikan keyakinan yang dalam akan kuasa Roh Kudus Engkau dan mampukan hamba menafsirkan hal-hal rohani bagi mereka yang memiliki Roh Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

TRANSFORMASI HIKMAT

Sabtu, 9 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 2:10-12

2:10 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
2:11 Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.
2:12 Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita


Fakta:

Paulus berkata:
• ...Kepada kita Allah telah menyatakan hikmat-Nya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
• ...tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah sendiri.
• Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.

Pertanyaan:
Apa arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Paulus mengatakan bahwa tidak ada kekurangan atau kesalahan dalam atau selama proses transformasi hikmat Allah kepada orang-orang yang mengasihi Dia. Karena transformasi tersebut berupa roh -Nya yang Ia karuniakan ke dalam diri kita.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Berikan keyakinan yang dalam akan roh Mu yang Engkau karuniakan ke dalam diri setiap orang yang percaya dan mengasihiMu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

SUMBER HIKMAT

Jumat, 8 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 2:9

2:9 Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.

Fakta:

Paulus mengutip ayat Perjanjian Lama:"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.

Pertanyaan:

Apa arti dan tujuan Paulus mengutip ayat tersebut?

Jawaban:

Dengan mengutip ayat tersebut, Paulus mengatakan bahwa Allah adalah sumber hikmat. Ia menyediakan hikmat bagi orang-orang yang mengasihi Dia. Sebaliknya, mereka yang tidak mengenal atau tidak mengasihi Dia, tidak memperoleh hikmat-Nya. Jadi, jika seseorang ingin memperoleh hikmat Allah, ia harus mengenal Allah dan mengasihi Dia terlebih dahulu.

Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba untuk mengenal dan mengasihi Engkau lebih dalam dari waktu ke waktu sehingga hamba beroleh hikmat dari Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

MENGENAL HIKMAT ALLAH

Kamis, 7 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 2:8

2:8 Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.

Fakta:
Paulus mengatakan bahwa tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenal hikmat Allah, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.

Pertanyaan:
Apa arti perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:
Paulus mengatakan bahwa penyaliban Yesus membuktikan bahwa orang-orang yang menyalibkan-Nya tidak mengenal hikmat-Nya. Dengan kata lain, sikap dan tindakan seseorang dipengaruhi oleh seberapa besar pengenalan orang tersebut terhadap Allah. Orang yang tidak mengenal Dia hidup dalam dosa dan kejahatan, tetapi orang yang percaya dan mengenal-Nya hidup menurut kehendak-Nya.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba-Mu untuk dapat semakin dalam mengenal Engkau dan hidup sesuai kehendak-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

HIKMAT ALLAH SAJA

Rabu, 6 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 2:6-7

2:6 Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan.
2:7 Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita


Fakta:

Paulus berkata:
• ...Kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan.
• ...Kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita

Pertanyaan:
Apa arti dan tujuan perkataan Paulus tersebut?

Jawaban:

Paulus mengungkapkan esensi atau prinsip pengajarannya kepada Kristen yang dinilai sudah matang atau dewasa secara rohani, yaitu mengajarkan hikmat Allah bukan hikmat manusia.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba untuk percaya dan bergantung kepada hikmat-Mu dalam pemberitaan dan pengajaran-ku. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

SIKAP PENGINJILAN PAULUS

Selasa, 5 Agustus 2008

Bacaan: I Kor 2:1-5

2:1 Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu.
2:2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
2:3 Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar.
2:4 Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh,
2:5 supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.


Fakta:

Paulus berkata kepada Jemaat Korintus:
• ...ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu.
• ...aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
• ...Aku...datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar.
• ...perkataan...maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman-mu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.

Pertanyaan:
Mengapa Paulus bersikap seperti itu?

Jawaban:
Karena Paulus takut dan hormat kepada Allah. Ia sadar siapa dirinya dan apa posisinya di hadapan Allah. Lebih dari itu, ia pun tahu apa yang sedang ia perjuangkan dan siapa yang menyertainya dibalik semua itu. Dia adalah Allah Yang Maha Kuasa, yang ia sembah dan yang ia layani dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap kekuatannya.

Sehingga dengan demikian, ia tidak menggunakan caranya sendiri sebagai manusia yang berdosa dan hina di hadapan Allah. Meskipun mungkin cara Paulus sangat indah dan mempesona, ia tidak mengambil sedikit pun kesempatan untuk mencuri kemuliaan Allah, melalui pesona perkataan, hikmat atau kebijaksanaannya sebagai manusia.

Sebaliknya ia membuat Kristus sebagai poin sentral dan pusat perhatian semua orang yang mendengar dan memperhatikannya.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Berikan sikap hati yang senantiasa memuliakan namaMu bukan diri sendiri. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.